03. Ingin Tapi Tak Mampu

205 36 0
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"Kalau boleh bersuara, sebenarnya Eca pengen disayang sama Ayah dan Buna. Tapi, apa Eca bisa bikin Ayah sama Buna sayang sama Eca?" - Mahesa Ananta.

----

Pagi ini, setelah pulang ke rumah seusai bermalam di tempat temannya bersama dengan sang kakak, Naren segera menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Hesa.

Saat mereka pulang, kondisi rumah begitu berantakan, kamar Diana tertutup rapat, sedangkan Jaya sudah bisa dipastikan menginap di rumah kekasihnya.

"Kakak mandi dulu gih, bersih-bersih rumahnya nanti aja," ucap Naren seraya menepuk pelan pundak Hesa yang tengah berjongkok di ruang tamu, kakaknya itu hendak memunguti pecahan botol kaca yang berserakan, karena memang Hesa lah yang biasanya membersihkan kekacauan di rumah ini.

"Tapi, nanti kalau Ayah tiba-tiba pulang terus rumahnya masih kotor, Eca bakalan dipukul lagi, Ayen," jawab Hesa.

Hati Naren mencelos kala mendengar rentetan kalimat yang keluar dari mulut kakaknya, ia merasa bersalah karena jarang di rumah dan tidak bisa melindungi satu-satunya kakak yang ia punya.

Selama ini, Naren selalu bisa menghindari rumah akibat banyaknya tugas sekolah yang mengharuskan ia untuk kerja kelompok atau sebagainya, ditambah ia yang mengikuti Organisasi Siswa membuat dirinya bisa menetap di sekolah lebih lama, bahkan sampai malam.

Naren sangat jarang berada di rumah seharian, saat hari minggu pun terkadang ia lebih memilih untuk mengerjakan tugasnya di rumah teman daripada di rumahnya sendiri.

Berbeda dengan Hesa, kakaknya itu selalu berada di rumah, saksi betapa hancurnya keluarga mereka selama ini, ia tidak bisa pergi ke mana-mana karena dilarang oleh orang tua mereka.

Jika Naren bisa, ia sangat ingin membawa pergi kakaknya dari rumah ini, lantas tinggal berdua di tempat yang jauh dari orang tua. Namun ia sadar, untuk hidup sendiri itu juga butuh uang, sedangkan ia hanya memiliki tabungan yang isinya pun tak seberapa.

Naren menghela nafas, lantas membawa tangan kiri Hesa untuk ia genggam dan kemudian mengajak kakaknya itu untuk berdiri.

"Nggak apa-apa, Kak. Nanti kalau udah mandi sama sarapan, Ayen bantuin beresin rumah," ucap Naren.

"Nggak usah, Ayen. Ayen, kan, harus sekolah, nanti Ayen telat, kalau telat nanti Ayah marah lalu pukul Ayen karena tidak datang ke sekolah tepat waktu," balas Hesa sembari menggelengkan kepalanya.

Hesa tidak ingin adiknya itu dipukul oleh ayahnya, dipukul itu sakit, jadi Hesa tidak mau adiknya merasakan hal itu juga.

"Ayen sekolah aja, biar Eca yang beresin, tapi Ayen harus janji sama Eca, pulang sekolahnya harus cepat, ya!" Hesa menyodorkan kedua jari kelingkingnya kepada Naren.

[✔] BENARKAH INI RUMAH? [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang