01

693 35 0
                                    

Seorang gadis berjalan perlahan sambil mengedarkan pandangannya mencari sebuah ruangan kelas yang akan ia tempati selama 2 semester kedepan. Tepat hari ini dirinya menginjak kelas akhir di tingkat menengah atas.

"Kim Junkyu!"

Ya, gadis tadi adalah Kim Junkyu. Parasnya ayu, tinggi, rambut hitam dengan panjang sejengkal di bawah pundak, dan memiliki proporsi serta bentuk tubuh ideal yang membuat sebagian siswi lain iri. Tak ayal pula sebagian siswa yang melihatnya terpesona akan paras seorang Kim Junkyu.

Kim Junkyu bukanlah siswi yang populer di sekolah, walaupun banyak yang mengenalnya namun Kim Junkyu bukan tergolong siswa yang dikenal semua kalangan. Orang mengenalnya sebagai pribadi yang positif namun pemalu. Itulah yang menjadikan banyak juga yang tidak mengetahui preferensi Junkyu di sekolah.

"Kenapa ji?"

"Lo di kelas 12 Ips 4 kan?" Junkyu mengangguk sebagai jawaban.

"Kita sekelas lagi hehe. Kuy ke kelas." sambil mengapit lengan kiri Junkyu dengan kedua tangannya. Sedangkan Junkyu hanya pasrah saja ditarik oleh sahabatnya. Toh tujuan mereka juga sama.

Park Jihoon, sahabat dari masa SMP Junkyu. Awal mereka saling kenal pada saat masa orientasi ketika Junkyu lupa memakai pita biru pada ikatan rambutnya sebagai tanda pengenal regu.

Di kelas mereka berdua memutuskan untuk duduk sebangku lagi. Mereka duduk di bangku nomor 2 dari depan, yang awalnya Jihoon memilih bangku kedua dari belakang. Walaupun awalnya sedikit cekcok akhirnya Jihoon mengalah mengikuti pilihan Junkyu untuk duduk di bangku depan.

Bel masuk sudah berbunyi dari 6 menit yang lalu, seorang guru wanita berusia awal 30 an yang akan menjadi wali kelas baru saja memasuki kelas.

"Selamat pagi anak anak." ucap guru wanita itu setelah duduk di kursi guru.

"Selamat pagi, bu"

"Semuanya sudah mengenal saya kan? Pasti kenal dong apalagi yang sering keluar masuk BK."

"Bu Jeni nggak akan banyak basa-basi kali ini. Kalian sudah kelas 12 sudah pasti sadar dengan kewajiban dan apa yang akan kalian lakukan ke depannya. Saya cuma mau berpesan, karena saya wali kelas kalian saya nggak mau ya sampai ketemu kalian di ruang BK. Mengerti kan maksud saya? Hyunjin? Jeno?"

Sedangkan dua orang yang disebut namanya oleh Bu Jeni hanya menyunggingkan senyum lebar tanpa bersalah.

"Bu Jeni kan cantik. Ya saya betah sih kalo ketemu Bu Jeni terus."

"Kayanya ni kelas kaga ada yang bener deh penghuninya." bisik Jihoon ke Junkyu.

"Kok lo mikir gitu?" Junkyu juga balik berbisik.

"Ya lo-"

ceklek

ucapan Jihoon terhenti karena seseorang membuka pintu dari luar tanpa bicara seseorang itu masuk kelas menuju bangku kosong di pojok belakang diikuti seorang lagi di belakangnya yang masih sempat memberi salam dan menyapa Bu Jeni di depan.

"Huufft.. Datang lagi satu masalah besar." keluh Bu Jeni sambil memijat pelipisnya.

Semua siswa di kelas sama sekali tidak ada yang bersuara semenjak dua orang itu masuk kelas. Tepatnya mereka sedikit takut dan segan dengan seorang diantara keduanya.

"Kita mending jangan terlibat sama dia deh kyu. Lo tau kan reputasi dia di sekolah ini? Untung banget gue nurutin lo buat duduk di depan jadi kita jauh dari dia."

Junkyu menoleh ke kanan belakang melihat ke arah siswa yang baru tiba tadi. Aura siswa itu sangat menyeramkan, batinnya. Dalam hitungan detik dia langsung menghadap depan lagi dengan mata yang terbelalak kaget. Pasalnya siswa tadi juga melihat ke arahnya dan sempat berkontak mata dengannya.

Bastard - Harukyu GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang