Malam hari yang tenang dan damai,dengan hembusan angin malam yang dingin menerpa wajah seorang pemuda dengan mata manik merah tua itu yang sedang duduk sendirian dibelakang halaman rumahnya
Wajahnya datar namun matanya berbinar-binar saat melihat ke atas langit,melihat sebuah bulan sabit yang sedang bersinar di langit malam yang begitu gelap, bintang bintang kecil bertebaran di mana-mana membuat langit itu menjadi jauh lebih indah,pemuda bernama Halilintar Bin Amato itu terus memandangi langit seakan-akan dia seperti dihipnotis oleh langit tersebut
Ia menghela nafas berat dan mengacak acak rambutnya sendiri,karena lelah,sampai akhirnya dia merasa ada sesuatu yang menepuk nepuk bahunya dari belakang,ia pun berbalik dan melihat adiknya yaitu Gempa Bin Amato lah yang tadi menepuk bahu nya dari belakang
"Kenapa?" Seru hali
Pemuda dengan mata manik coklat keemasan itu tersenyum menatap halilintar
"Ayo masuk bang,makan malam udah siap,yang lain udah nungguin"
"Oh oke ayo"
Setelah percakapan singkat itu,Halilintar pun beranjak dari duduknya lalu berdiri dan menyusul gempa memasuki rumah
Tetapi...baru saja ia menginjakkan kakinya kedalam rumah,sudah terdengar kebisingan dari arah dapur,ia menebak pasti itu saudara nya yang lain,dia menghela nafas,pasti akan ada keributan lagi,baru saja gempa dan halilintar sampai di dapur-
"GA ADIL BANGET AYAM GORENG LU LEBIH BESAR DARI GW,SINI TUKERAN!!"
"ENGGA YA, SEMUANYA SAMA!!"
"TEMPE NYA JANGAN DIHABISIN ICE,!!"
Ya, seperti yang halilintar dan gempa pikirkan,meja makan sudah diramaikan oleh teriakan dan pertengkaran antar kakak beradik,entah itu meributkan tentang makanan atau hal hal kecil lainnya,gempa menggeleng geleng kan kepalanya lelah dengan saudara lainnya
"Hey hey udah ayo cepet makan,udah ada bang hali ni" ucap gempa yang kemudian bergabung ke meja makan bersama halilintar
"Bang gem! Masa ayam gorengnya bang ufan lebih besar! Ga adil itu!" Ucap pemuda dengan mata manik merah ke orenan itu protes kepada gempa karena hal ukuran ayam goreng
"Engga ya! sama semua ukuran ayam goreng nya!" Bantah seorang pemuda bermata manik biru sapphier itu bernama Taufan Bin Amato menatap sinis adiknya ini yang bernama Blaze Bin Amato
Blaze sendiri menatap kembali Taufan dengan sinis juga,gempa hanya bisa menghela nafas dan menggeleng geleng kan kepala lagi
"Udah udah, semuanya sama kok,mana mungkin abang pilih kasih dalam ukuran ayam goreng doang blaze hadehh"
Taufan dan blaze masih saling menatap sinis dan mereka terlihat seperti bermusuhan,dari mereka bertatapan saja seperti ada tali percikan percikan listrik yang saling tolak menolak saat akan saling tersentuh,tatapan mereka terlihat seperti tidak bersahabat sama sekali
"Udah blaze sama bang ufan ga usah marah gitu,besok kita beli ayam geprek sama martabak deh"
Setelah gempa mengatakan itu, seketika raut wajah dan mood mereka berdua langsung berubah secara drastis
"OKE DEAL!! AYAM GEPREK NYA 2 YA!!"
"DEAL!! MARTABAK COKLAT KACANG YA!!"
"Thorn juga mauu"
Gempa merotasikan bola mata nya lalu terkekeh pelan,ada saja drama dalam keluarga nya ini
"Iya iya, sekarang Cepet makan,udah mau tengah malem lho"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara || on going
Fanfiction-Keluarga Cemara- Keluarga adalah rumah ternyaman bagi kita,bahkan rumah pertama bagi kita yang bukan berbentuk rumah,saling menolong antar saudara,saling mendukung antar saudara,dan tetap bersama Tapi ... apakah ...arti dari Keluarga Cemara itu ben...