jika berpisah pilihan terbaik

180 16 9
                                    

haloo!!!
sebelum baca biasakan ⭐ yaaa!!
klau ada typo tolong tandain yaa!!!

haloo!!! sebelum baca biasakan ⭐ yaaa!!klau ada typo tolong tandain yaa!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf, Ca. Semua pembicaraan kita, Darel tau semuanya," ucap Jeon.

"Jadi ini maksud lo?" tanya Darel lewat telpon.

Caca tersentak kaget mendengar suara Darel yang berasal dari telpon milik Jeon. Ia tidak menyangka bahwa Darel dan Jeon akan melakukan hal seperti ini untuk menjebaknya mengungkapkan yang sebenarnya.

"Gu-gua pergi dulu," pamitnya dengan panik. Jeon hendak menahan Caca. Tetapi, pergerakan gadis itu sangat cepat, "CA!" teriak Jeon.

"Caca!" panggil Darel lewat sambungan telponnya.

Jeon mengangkat telponnya yang sengaja ia letakan di atas meja, mendekatkan telponnya ke telinga kanannya.

"Halo Dar_" ucapannya terpotong. Darel telah memutus sambungannya terlebih dahulu.

"Ah, sial!" umpatnya kesal.

Jeon menenangkan dirinya sambil menatap langit malam, "Kira-kira, lanjut or putus?" tanyanya sendiri.

Kemudian ia tertawa sumbang, "hmm, kenapa bisa seyakin itu kalau mereka bakal putus," sambungnya.

...

Selepas pergi dari rumah Caca, Darel pergi mengunjungi markas Annarka. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, tak peduli dengan orang-orang yang mengelakson karna Darel trus menerus menyalip kendaraan lain.

Sesampai di markas, ia pergi mengambil sesuatu yang sengaja ia sembunyikan di dalam kamar markasnya di lantai dua. lalu kembali turun dan membaringkan tubuhnya di sofa ruang utama markas dengan rokok yang telah ia nyalakan.

"Siapa yang ngerokok, jir?!" tanya seseorang baru saja memasuki markas bersama dengan inti Annarka yang lainnya, mereka mengibas-ngibaskan tangannya untuk menghilangkan asap rokok.

"Gua," akunya pada orang itu.

"Buat apa lo ngerokok? Gak guna! Yang ada lo sakit nanti," tegur Adya merampas rokok di tangan Darel dan langsung menginjak rokok itu.

"Gak usah peduliin gua," ucap Darel hendak mengambil kembali sebatang rokok dari dalam bungkus rokok yang berada di sakunya.

Adya kembali merampas rokok Darel, bahkan beserta dengan bungkusan rokok yang isi nya masih lumayan banyak di saku Darel. Darel tersentak kaget kala Adya dengan mudah merampas sebungkus rokok yang ada di sakunya.

Ia menahan tangan Adya, "lo ada masalah sama gua?," tanya Darel sinis, hendak memberi memukul wajah Adya, namun urung.

Adya terkekeh, kemudian ia menyentak tangan Darel dengan kasar.
"PUKUL GUA, BAJINGAN!" bentak Adya tersulut emosi.

DareCaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang