"Kau yakin dengan ini, Jeff?" Jevano bertanya sembari matanya memperhatikan sebuah rumah besar yang berada di depannya.
"Kita tidak mungkin kan menjadi tetangga atau bahkan tinggal di rumah ini dan berkata 'kejutan'?" Lanjut Jevano dan merangkul pundak Jeffrey.
"Kanada adalah negara dimana uang adalah segalanya. Dan kita sedang kekurangan uang sekarang gara-gara mengambil penerbangan ke sini" Bara yang diam menyimak ikut berbicara juga.
"Gara-gara kasus kita terungkap daddy menyita semua harta kita bahkan kekayaan dari penjualan di pasar gelap itu juga di sita nya. Beruntung kita ada menyimpan sisanya ditempat yang aman sehingga membuat kita masih bisa bertahan sampai sekarang" ucap Hayden sembari memainkan batu-batu kerikil dipinggiran jalan. Netranya melihat ke sekitar dan saat ia menemukan hal yang menarik perhatiannya ia langsung melemparkan batu kerikil itu ke arah rumah yang berada di samping rumah yang ada dihadapan mereka sekarang. Lemparan kerikil itu tepat sasaran dan mengenai seorang pria tua yang sedang bercinta dengan seorang gadis muda di balkon kamarnya.Hayden tertawa senang saat mendengar pekikan lelaki tua itu yang mengaduh sakit lalu kemudian mengumpat kasar dan menghentikan kegiatan bercintanya. Bagi Hayden itu cukup menghibur karena ia tahu frustasinya pria itu saat klimaksnya dibatalkan.
"Dia pasti akan sangat kesakitan" Jevano bersuara.
"Biarkan, bau tanah mainannya daun muda. Anggap saja itu teguran dari malaikat maut untuk nya" ucap Hayden sebelum kemudian melanjutkan tawanya lagi.Bara menggeleng pelan melihat kejahilan Hayden. Ia yang sedari tadi diam menyimak perlahan mendekati Jeffrey yang diam memandang rumah yang berada dihadapan mereka sekarang.
"Jeff..." Barra menggantungkan kalimatnya dan mengusap pundak Jeffrey yang membuat Jeffrey menoleh ke arahnya.
"Bagaimana?" sambung Barra kemudian.
"Kita tinggal di rumah ini" jawab Jeffrey yang refleks membuat ketiga saudaranya itu terkejut dengan jawaban yang keluar dari mulutnya."Kau gi-"
"Dari apa yang ku lihat, rumah ini memiliki 7 pelayan yang berjalan mondar-mandir sedari tadi. Untuk satpamnya seperti nya belum ada. Jika kita ingin tinggal disini kita harus menyingkirkan 4 pelayan dan bekerja disini menggantikan mereka. Oleh karena itu aku membawa topeng untuk kita kenakan nanti. Kalian ingat kan topeng yang ku buat dari kulit manusia asli, itulah nanti yang akan kita kenakan. Waktu penerbangan dari Paris ke Kanada membutuhkan waktu paling tidak 7 jam lebih, ku rasa itu lebih dari cukup untuk menyingkirkan pelayan-pelayan itu" ucap Jeffrey panjang lebar yang kemudian diakhiri dengan senyum manisnya.
Topeng yang dimaksud Jeffrey:
Hayden yang awalnya ingin menyebut ide Jeffrey gila menjadi batal. Ia malah dibuat kagum dengan ide Jeffrey yang kadang tidak bisa ditebak. Saudara sepermusuhan nya itu memang selalu membuat nya tidak bisa berkata-kata. Tidak hanya Hayden saja, bahkan Jevano yang paling dekat dengan Jeffrey pun seringkali hanya bisa diam saat Jeffrey dalam mode seriusnya.
"Hanya 4? Bagaimana dengan 3 pelayan yang lain?" Barra menaikkan sebelah alisnya, meminta pendapat Jeffrey.
"Beri mereka pilihan, hidup dengan menjadi pengikut kita atau mati dengan cara yang mengenaskan. Karena bagaimanapun kita akan sangat membutuhkan bantuan orang dalam, bukankah begitu?" Jeffrey menyeringai tipis saat melihat ketiga saudaranya mengangguk mengerti sebagai jawaban dan tersenyum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
⚠️(21+) Haunted by a Crazy Love Obsession
Mystery / Thriller✨S2 - 'Brother's Obsession'✨ Arabella Queen, seperti bunga mawar di kebun yang rimbun, hidup dalam keluarga yang selalu menyiraminya kebahagiaan. Namun, disaat mereka hadir bagaikan badai di pantai pasir putih. Keberadaan mereka bagai petir yang mem...