dua

557 36 0
                                    

Haechan mendengus sebal, Mark berbohong. Lelaki tampan itu bilang hanya akan melakukan nya sekali, tapi mereka baru selesai saat matahari sudah di gantikan oleh bulan!

"Ayolah bear, kamu juga menikmati nya kan?"

Haechan melipat tangan nya di dada, "diam."kesal nya.

"Kamu lapar? Kita makan dulu ya?"tanya Mark pelan.

Haechan mengangguk pelan sebelum mengalihkan pandangan nya ke samping, Mark tidak bisa menahan kekehan nya.

"Mau makan apa?"

"Seafood."singkat haechan, pasalnya mereka sudah sampai di pantai.

Mark mengajak haechan ke pantai bukan karena alasan, seharusnya Mark mengajak jaehyun sebagai wakil nya.

Namun haechan juga wakil, karena jaehyun terkadang malas untuk melaksanakan tugasnya.

Anggaplah haechan wakil ketua BEM yang kedua, Mereka harus mengecek kondisi villa yang akan di tempati untuk fakultas teknik dan fakultas ekonomi.

Kebetulan Mark dari teknik dan haechan ekonomi, dua fakultas itu memang berdekatan gedung nya. Dan villa yang harus di cek Mark untuk kegiatan berlibur sebelum mereka disibukan dengan ujian, Ya refresh otak dulu kalau kata yuta.

Dan lagi anak anak kampus mereka bukan dari golongan orang tak mampu, misalnya Johnny; anak dari pembisnis di Chicago ataupun negara lain.

Yuta; orangtua nya pemilik restoran di berbagai negara.

Winwin; anak dari model sekaligus wali kota.

Jaehyun; anak dari pengusaha ternama di Korea, itu kenapa jaehyun dekat dengan Johnny = bisnis.

Jungwoo; anak dari pemilik hotel & villa.

Taeyong sendiri anak dari ibu tiri Mark, yang mantan seorang aktris yang kini tengah beristirahat dari dunia televisi.

Lalu ayah Mark sendiri adalah kepala kepolisian negara, ibu kandung Mark telah tiada saat melahirkan Mark. Namun ayah nya tak menyalahkan Mark, karena mau bagaimanapun Mark adalah anugerah dari Tuhan yang di titipkan oleh istri dan diri nya.

Haechan sendiri adalah anak dari novelis terkenal; itu ayah nya. Dan ibu nya memiliki butik ternama di berbagai negara, terkadang tidak bisa pulang dan haechan di tinggal sendiri bersama pelayan nya.

Tidak ada rasa kesepian dan kesal pada diri haechan, jika orangtua nya kerja ia tidak pernah menganggu. Haechan tidak kurang kasih sayang sedikitpun, ayah nya sering di rumah walau diam di kantor nya untuk mengurus novel nya. Namun ayah nya selalu menyempatkan makan bersama nya, bahkan tak jarang menemani haechan tidur kala demam.

Walau sekarang sudah ada Mark yang sering main ke rumah nya, Ya karena rumah mereka bersamping sampingan. Namun orangtua haechan selalu memberi waktu luang saat haechan libur kuliah, mereka akan berlibur bersama untuk menemani haechan.

Dan ibu nya yang sering keluar kota atau negeri selalu menelfon haechan untuk makan malam bersama dengan ayah nya dan haechan walau melalui video call, orangtua nya hangat walau jarang disisi nya.

Kembali lagi, haechan kini tengah menyantap habis makanan nya.

Mark sedari tadi memainkan ponsel nya, lebih tepatnya beberapa kali memotret haechan.

"Kak, buka mulut kakak."Mark membuka mulut nya namun mata nya masih terfokus pada ponsel.

"Hari ini kita akan tidur di villa?"tanya haechan di angguki Mark.

"Kak, kenapa pesan nya villa dekat pantai? Kenapa kita ga di daerah pegunungan? Atau pedesaan? Apa karena disini lebih murah?"

Mark diam tak membalas, haechan mendengus sebal.

Menenggak habis air nya lalu haechan berdiri berusaha melihat apa yang Mark lakukan, mata haechan menyipit melihat foto yang di kirim lewat chat.

"ah winter ternyata."

Haechan tak ingin menganggu, lelaki manis itu berjalan menuju bibir pantai.

Semua orang pun pasti akan mengira bahwa hubungan haechan dan Mark adalah sepasang kekasih, namun sebenarnya hubungan mereka tak lebih dari teman ranjang.

Mark pernah mengatakan bahwa ia belum siap untuk menjalin sebuah hubungan, namun ia tak ingin kehilangan haechan.

Tapi manusia bisa saja lupa akan ucapan nya kan? Haechan pernah melihat Mark berciuman dengan winter; salah satu wanita yang menyukai Mark.

Sakit? Tentu saja, namun haechan tidak bisa menjauhi Mark. Ia masih terlampau sayang akan lelaki tampan itu, seolah perasaan nya ini hanya mainan.

Haechan menatap kaki nya yang terkena air, mata nya berkaca kaca. Tanpa ia sadari air mata itu menetes hingga mengenai air laut, sebuah tangan melingkar di pinggang haechan.

"Hey? Ada apa? Kenapa tidak bilang jika sudah selesai makan?"

Haechan diam, "kamu sedang sibuk, jadi aku main main kesini."

"Kamu menangis? Kenapa?"

Haechan menggeleng, "hey? Kamu marah sama kakak? Maaf oke?"

"Maaf untuk apa?"tanya haechan.

"Karena tidak mendengarkan kamu, karena tidak makan bersama, karena sibuk sendiri?"Mark mengeratkan pelukan kedua nya.

Haechan tersenyum kecil mengusap tangan Mark, "gapapa, aku ga marah kak."

"Tapi kamu nangis, kamu pasti kesel kan?"

Haechan terkekeh, "sedikit, udah gapapa. Kita mau liat villa kan? Ayo lihat sebelum malam."

"Ck memang kenapa harus buru buru? Pemilik villa ini kan ayah nya kak jungwoo, kamu santai aja."

Haechan mengangguk pasrah, "kamu mau nginep disini malam ini?"

"Enggak, aku mau pulang kak."

"Tapi kita bakal sampe pas larut malam, besok siang nya kita juga akan kesini lagi kan?"

"Iya, nanti kan yang ambil baju kita siapa?"

"Kan ada kak tae, nanti minta tolong ambilin baju sama bibi."jawab Mark santai.

Haechan ngegeleng, "aku mau pulang, kata ayah hari ini mau masakin kue buat aku."

"Kan bisa lain kali."

"Tapi ayah masak nya di bantu ibu lewat telfon."paksa haechan.

Mark ngehela nafas nya, "iya udah oke, kita pulang sehabis cek villa puas?"

Haechan senyum dan kecup pipi Mark, "thank you."

"Anything for u, baby."

Anything ya? Kalau hati kamu bisa ga? Ya mungkin itu yang ada di pikiran haechan.




*****

Mark nepatin janji nya untuk pulang, haechan udah tidur karena terlalu capek.

Bahkan lelaki manis itu sedikit mendengkur, Mark berhentiin mobil nya di pinggir jalan.

Dia ambil selimut di belakang, itu selimut yang selalu dia bawa karena dia selalu bareng haechan. Dan si lelaki manis ini ga kuat sama dingin, pasti bakal flu kalau kedinginan.

Perlahan Mark selimutin haechan yang tidur sedikit meringkuk dari duduk nya sambil meluk boneka yang selalu di simpen di kursi penumpang Mark, itu kursi milik haechan seorang.

Tiba tiba haechan buka mata nya yang sayup, natap Mark dengan pandangan sayup adalah sebuah kesalahan besar.

Tanpa aba aba Mark langsung sambar mulut haechan, di lumat kasar yang ngebuat si manis melenguh namun menikmati setiap hisapan di bibir nya.

"umchh....nghh..."

Mark lepas tautan kedua nya waktu haechan nepuk pundak nya, "sorry babe, kamu terlalu manis untuk sekedar dicicipi."

Haechan cuma diam lalu nutupin wajah nya pakai selimut, Mark terkekeh gemas dan mengusak surai haechan sebelum kembali lajuin mobil nya.











******


Don't forget to vote and comment 💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

fwbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang