Kini langit sore berubah menjadi langit malam yang indah bersama bintang bintang gemerlap memenuhi langit gelap itu. Tidak lupa dengan bulan yang bersinar menyinari seisi dunia pada malam hari.
Tepat pada pukul 18.39 pria manis ini sampai di sekolah nya untuk mengikuti sesi rapat OSIS yang di adakan pada malam hari. Dan dia tidak sendirian. Omega tampan menyerempet cantik itu bersama sepupu nya yang berbeda jauh dari diri nya.
Taufan dan Sopan memasuki sekolah itu. Pintu masuk nya tidak terkunci karena satpam nya sudah memberi ijin kepada pembawa rapat untuk malam ini.
Taufan tiba tiba saja berhenti berjalan dan itu membuat Sopan menatap nya heran. "Kenapa berhenti, hm?" Tanya Sopan.
"Mau nunggu yang lain" jawab Taufan seraya ingin berbalik namun tidak jadi karena Sopan menahan bahu nya.
"Tidak usah. Mungkin mereka sudah datang lebih awal"
Taufan mendengus kecil lalu dia tiba tiba teringat dengan kontak yang memberi pesan kepada Sopan. "Betewe kak Sopan.. kontak tadi udah di blokir?"
"Sudah kok. Tenang saja, kamu tidak akan kehilangan siapapun" jawab Sopan sambil tersenyum simpul. Jawaban itu jauh berbeda dengan yang di ucapkan langsung oleh Sopan
Karena yang sebenarnya Sopan tidak memblokir nomor asing itu dan dia biarkan saja. Dia ingin melihat hasil nya apakah benar dia akan hilang dan berakhir tragis seperti yang di katakan Taufan?
Jika itu benar, maka dia juga akan tau siapa dalang dari banyak nya anak hilang. Dia pastikan orang itu bakal babak belur oleh Sopan yang ingin melepaskan diri.
Di saat sedang sibuk dengan pikiran nya sendiri. Sopan tersentak karena ada yang meneriaki nama nya dengan suara cempreng dari alpha lain.
"Woy, Sopan!!" Teriak orang itu yang baru memasuki tempat utama sekolah nya.
Orang itu tidak sendiri. Di belakang nya juga ada sepasang kekasih yang mengikuti jalan anak tadi. Siapa lagi kalo bukan Gentar, Gempa dan Fang yang baru sampai.
"Kak Gempa? Baru datang juga. Kirain udah datang duluan" ucap Taufan seraya melepaskan tangan nya yang menutupi telinga karena mendengar suara teriakan dari Gentar.
"Ah... Taufan. Aku mungkin telat karena ada kendala saat perjalanan kesini" kata Gempa memberikan senyuman khas nya.
Taufan hanya ber-oh ria dan dia mengarahkan pandangan nya kepada Sopan yang berwajah pasrah ngadepin teman nya yang bar bar itu. Tidak di kelas di kantin atau di mana lah itu. Sopan selalu di ganggu dengan si batre berjalan ini.
"Bisakah kamu tidak menggangguku" ucap Sopan dengan nada pasrah.
"Hei! Selagi lu punya temen harus nya bersyukur. Mulai sekarang lo jadi sahabat mamang Gentar yang paling tampan ini" jawab Gentar seraya menunjuk diri nya sendiri dengan sangat pede.
Sopan memandang datar. Muka nya hanya terlihat setengah karena di tutupi oleh kipas bundar nya. "Bahkan belum ada persetujuan apapun dariku untuk menjadi sahabat"
"Kalo gitu tinggal setujuin"
Kali ini Sopan memandang tangan Gentar yang di ulur nya untuk tanda setuju menjadi sahabat. "Hah... Baiklah" akhir nya Sopan membalas uluran tangan Gentar dengan pasrah. Dia pikir mungkin tidak masalah mempunyai teman narsis nya tingkat tinggi, setinggi gedung pencakar langit.
Meanwhile
'apalah kak sop apalah_-'
'saja saja ada'
'bukan sepupu gue sih. Gatau anak ilang'
Beginilah kehidupan...
Mereka yang melihat itu hanya menatap datar. Lalu Gempa menghela nafas nya dan dia melihat seseorang keluar dari ruangan BK menuju gudang yang ada di gedung kelas 10.

KAMU SEDANG MEMBACA
HALITAU [BXB + YANDERE] hiatus
Подростковая литератураBagaimana jika, murid baru yang berstatus omega, dan ketua osis berstatus alpha pada sekolah baru sang omega ini, mencintai nya dengan tulus. Begitu juga dengan teman teman nya yang lain. Halilintar Zalyenn Thunderstorm bukan hanya menjadi ketua OSI...