Bab 1. Merantau

8.3K 34 1
                                    

...Namaku cadok, usiaku sekarang 18 tahun.
Aku baru menyelesaikan sekolah SMA dan akan melanjutkan kuliah.
Aku tinggal di daerah Aceh, ayahku seorang tentara dan ibu hanya ibu rumah tangga biasa.
Cuma aku satu-satunya anak mereka.

...aku kepingin melanjutkan kuliah di kampung ku sendiri, tapi ayahku ingin mengirim aku ke provinsi Sumatera Utara tepatnya di kota Medan. Dan menitipkan aku dirumah adiknya ayah ku, yaitu om Camel.

...ayah melarang ku untuk melanjutkan kuliah di sini, karena ayah nggak mau kalau aku nggak fokus untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, karena pergaulan ku di sini bisa di bilang terlalu bar-bar lah.

...lain halnya dengan ibuku yang kepingin anaknya tetap di sini, tapi ibu nggak bisa bilang apa-apa kalau ayah sudah berkehendak.

...ayahku orangnya sangat tegas dan disiplin, hari berganti hari dan tibalah saatnya hari yang menyedihkan, karena besok aku sudah di kirim ayahku ke rumah om Camel di kota Medan Sumatra Utara.

...semua perlengkapan mulai dari pakaian dan berkas-berkas untuk mendaftar di universitas semua sudah siap, tinggal menunggu jam keberangkatan.

...hari mulai gelap, orang tuaku mengantarkan aku ke terminal bus kurang lebih setengah jam dari rumah kami.

...pukul 21,30 wib kami tiba di terminal bus antar provinsi, aku berpamitan dengan ayah dan ibu, terlihat dari matanya kalau ibu sangat sedih.
Begitu juga denganku rasanya pingin nangis, maklum aku anak tunggal dan nggak pernah jauh dari orang tua.

...pukul 22,00 wib.
Bus akan segera berangkat, suara deru mesin sudah terdengar. Lalu aku menaiki bus dan duduk di bangku belakang supir sesuai dengan nomor bangku yang tertera pada tiket.

...perlahan bus mulai bergerak, dari jendela kaca aku hanya bisa memperhatikan kedua orang tuaku, saat bus keluar dari pintu gerbang terminal laju bus semakin kencang, kampung kelahiran ku secara perlahan mulai hilang dari pandangan mata, jalan berbelok dengan tanjakan dan turunan kami telusuri di tengah gelapnya malam.
Tak terasa mata mulai ngantuk dan akupun tertidur.

...pukul 08.15 wib aku telah sampai di kota Medan, saat aku turun dari dalam bus ternyata om Camel sudah berada di sana.
"Om..." Sapa ku
"Udah besar kau ya cadok, gimana keluarga di sana baik-baik aja kan" tanya om padaku.

"Alhamdulillah baik om..." Sahutku.

...lalu om mengajak aku masuk kedalam mobil, dan kami pun segera menuju ke rumah om Camel.
Setelah berapa lama di jalan akhirnya aku sampai juga ke rumah om Camel, om Camel tinggal di komplek perumahan di daerah jalan Yos Sudarso
"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" terdengar suara dari dalam yang menjawab salam

..."itu tantemu salaman dulu..." Kata om.

"wauuu... Ni Tante paten kali, body nya yang aduhai bikin celana ku tiba-tiba sempit..."
Aku bergumam dalam hati karena kecantikan Tante.
Dia adalah Tante Ratu istrinya om Camel.

"Bentar ya Tante ke dapur dulu mau siapin sarapan..." Kata Tante ratu.

Saat Tante berjalan menuju dapur diam-diam aku curi-curi pandang, haduhhh pantatnya montok kali apalagi Tante hanya memakai tengtop, pikiran mesum ku tiba-tiba bekerja.

"stop cadok, jangan pikiran kotor ingat cadok itu istri om kau. Sadar kau dok..." aku berbicara sendiri dalam hati.

...tiba-tiba om Camel keluar dari dalam kamar dia mengenakan pakaian dinasnya, sepertinya om Camel mau ke kantor.

"Mau kemana om, kok Bawak tas..?" tanyaku.

"Iya om hari ini mau mengecek proyek pembangunan yang ada di Pekan baru, mungkin Minggu depan baru pulang." Pesan si om padaku

"Ajari Aku Tante."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang