.
."DIMANA BANDAGE BASTARD ITU SEKARANG?! INI JAUH MELEWATI JADWAL-" Lelaki blonde itu menggeram, partner-nya sungguh menyusahkan hari ini. Bukan hanya terlambat, pria suicidal itu sepertinya juga berniat membolos meski tahu kantor sedang ditimbun puluhan kasus yang menanti. "Tsk! Kalau aku melihatnya melakukan sesuatu yang tidak berguna, aku sungguh-sungguh akan--"
"Anoo.." Atsushi menyela. Dia sudah tumbuh menjadi lebih dewasa dan lebih berani selama 3 tahun terakhir, "Apa kau ingin aku mencarinya, Kunikida-san?"
"Tidak perlu." Bukan Kunikida, melainkan Ranpo yang menjawab. "Biarkan dia pergi hari ini. Kalian bisa mencarinya besok-"
"Apa? Tapi Agency sedang benar-benar sibu-"
"Biarkan dia menenangkan diri hari ini, Kunikida-kun.. Jangan ada yang mengganggunya.." Ranpo kemudian memasukkan lolipop ke mulutnya. "Lagipula, dia saat ini sedang baik-baik saja--"
--tapi tidak secara mental.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
". . . . dan tentu saja aku harus memisahkan kedua mentee ku lagi sebelum mereka membuat kekacauan."
Duduk bersandar di balik bayangan dengan angin sayu yang meniup surai brunnette-nya, Dazai bercerita dengan riang. Di sebelah kiri ada sebuah nisan dengan sebuket bunga Lily. Sementara di tangan yang dibalut perban, buket mawar klasik itu masih belum di berikan pada pemilik seharusnya yang berada di kanan.
"Nee Odasaku, Kau tahu? Aku sungguh merasa berat hari ini.." Menundukkan kepala hingga netra hazel tidak lagi terlihat, dia berkeluh kesah. "Chibikko hari ini berulang tahun yang ke-25. Hahhaa- dia bertambah tua sementara tinggi badannya sama sekali tidak. Masih 160 centi! Benar-benar petite mafioso..."
Tawa pecah dari bibirnya, "Tubuhnya selalu kecil, tapi emosinya meledak-ledak. Luar biasa!"
"...tapi sekali lagi, itu yang membuatku tertarik, yang membuatku merasa bahagia hanya dengan memeluk tubuh kecil itu. Hal yang tidak lagi bisa kulakukan..."
"Dan disinilah aku, berharap aku bisa menggodanya sekali lagi. Saling mengejek dan bertukar serangan hanya untuk menghabiskan waktu, menjalani malam sambil berpelukan seperti dulu. Tidak pernah terpisahkan."
. . . . Tikk-
"Tapi yaah, aku bukan siapa-siapa yang bisa melakukan apapun. Waktu tidak pernah berpihak untukku."
Hazel melihat kearah mawar merah didepannya, juga sebotol Romanee-Conti 1973 yang dia bawa bersamanya. "Dia tidak bersama denganku lagi sekarang. Tidak." Netra meredup hingga tampak seperti mati. "Lebih tepatnya, tidak ada diantara kalian yang bersamaku sama sekali, aku ditinggalkan disini sementara kalian berada jauh disana. Tempat yang selalu ingin aku kunjungi. Hahhaa.. Tuhan benar-benar mempermainkanku."
Melirik kearah nisan yang lain dia tersenyum. "Kau tahu? Aku sungguh-sungguh ingin mengucapkannya secara langsung.. tapi seperti ini juga tidak apa-apa."
Mawar merah kemudian diletakkan perlahan, bersamaan dengan jemari lentik yang mengusap nisan dengan lembut. Menyandarkan tubuh hingga tampak seperti memberikan pelukan. "Otanjoubi, my dear mafioso.. Kau seharusnya bertambah tua hari ini-"
Anything I would never want to lose is always lost.
"Dulu, kau akan meneriakiku saat aku mengejek usia dan tinggi badanmu- Tapi sepertinya kesempatan itu tidak datang kali ini. Kau sangat diam.."
It is a given that everything that is worth wanting will be lost the moment I obtain it.
"Ini menyebalkan, dan aku ingin segera menyusul! Urgh, tentu saja- kau melarangku untuk menyusulmu secepat itu, tapi apa kau tidak merindukanku? Nee, Chuuya..?"
There's nothing worth pursuing at the cost of prolonging the suffering.
. . . .
"-Ah! Apa yang aku bicarakan? Chuuya pasti merindukanku! Diakan Anjingku!"
The thing that I can do now.. is just keep on living on a hollow live.
"Kalau Chuuya tidak merindukanku, aku tidak akan memberikan untuknya wine yang cantik ini! Jadi kau harus merindukanku, Chibikko~"
Wine yang disukai partnernya dia tuang ke tanah kuburan, dengan topi klasik dan sebercak jingga dalam gambar yang dia singkirkan dengan hati-hati hingga tidak terkena cipratan.
"Nahh..! Kau harus mengucapkan terima kasih untuk tuanmu ini!"
"Sekali lagi, selamat ulang tahun untukmu Chuuya- kau adalah cahaya kehidupanku yang paling terang, my very first and only love..."
Without you by my side.
.
.
.
.
.
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐧𝐞-𝐬𝐡𝐨𝐭 || 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐛𝐡𝐢𝐫𝐭𝐡𝐝𝐚𝐲!
Fanfiction"𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐁𝐡𝐢𝐫𝐭𝐝𝐚𝐲 𝐟𝐨𝐫 𝐦𝐲 𝐥𝐨𝐯𝐞𝐥𝐲 𝐩𝐞𝐭𝐢𝐭𝐞 𝐦𝐚𝐟𝐢𝐨𝐬𝐨~" . . Atau, hari ini adalah ulang tahun mafia kecil kesayangannya dan Dazai ada disana untuk merayakan.