12: Stad Batavia

270 37 532
                                    


“Aku ingin memelukmu sekali lagi, membalas kecemburuanku pada angin yang bisa sewaktu-waktu memelukmu.”

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Stad Batavia with you...

Langkah riang terpencarkan dari wajah keduanya saat memasuki jalan menuju kota Batavia yang begitu terkenal di Jakarta.

Beruntungnya Minggu pagi ini cuaca seakan mendukung dan tak menurunkan hujan sama sekali, seperti biasanya. Tujuan mereka kesini adalah untuk membawa sepupu kecil sang pacarnya yang terus-menerus merengek ingin dibawa pergi jalan-jalan.

Bocah itu telah mengatakan janjinya pada kedua pasangan tersebut dengan mengucapkan kalimat janji yang tentu saja tak hanya sekedar bualan belaka.

"Andrew janji selama jalan-jalan nanti, nggak akan bandel atau cerewet dan juga gak akan minta gendong, janji pokoknya."

Dan lihat saja benar apa yang dikatakannya, bocah tersebut berjalan sembari memegangi tangan sang abang agar tak tersesat, sedangkan tangan ia yang satunya digunakan untuk memegang balon berbentuk sapi.

"Kamu haus gak? Kita beli es jeruk manis aja gimana, mau?" tanya Alya seraya menunjuk ke arah penjual es jeruk yang tampak begitu menyegarkan sekali.

Sebelum menjawab itu tentu saja Andrew terlebih dahulu meminta persetujuan kepada abangnya itu. "Boleh, Drew minum es?"

"Iya boleh, tapi jangan terlalu manis." jawab Alvin memberikan jawaban atas pertanyaan sepupu kecilnya itu.

"Berarti kita beli 3 ya."

"Li, gue aja yang beli lo berdua duduk di sini aja, jangan kemana-mana sebelum gue balik."

Segera Alvin pergi meninggalkan mereka berdua untuk membeli minuman untuk mereka nikmati sekarang. Sekembalinya dari membeli minuman dirinya melihat beberapa rombongan turis yang tampak asik berbicara dengan Alya membuat ia segera mempercepat langkah.

"Terima kasih banyak." ucap salah dari turis tersebut dengan aksen bahasa Indonesia, terdengar begitu kaku sekali.

Alya menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum manis kepada segerombolan turis, hingga pandangannya beralih kepada seorang laki-laki yang tengah membawa minuman, dengan ekspresi datar.

Pergerakan Alvin memang terlihat sangat tenang, tapi siapa sangka? Jauh dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ada rasa ingin memberikan bogeman pada segerombolan turis tersebut yang bersikap sedikit genit pada pacarnya.

"Yeay! Minumannya udah datang." ucap Alya dengan ekspresi sumringah membuat bola mata laki-laki itu seketika langsung terputar dengan malas.

"Drew, mau permen kapas gak?" tanya Alvin segera mengalihkan topik.

"Mau banget, tapi emangnya gapapa? Jangan bilangin Papa ya, bang." ujar Drew langsung disetujui dengan anggukan dari Alvin.

Keduanya segera beranjak untuk menuju ke sebuah permen kapas yang sangat ramai dengan anak-anak, setelah memastikan jika Andrew aman mengantri di sana barulah Alvin segera kembali duduk bersebelahan dengan Alya.

 DUNIA ALVIN: Two Different People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang