1. Awal

12 1 0
                                    

Pagi-pagi sekali Anindita Putri Az-zahra sudah siap-siap mau ke Butik tempat dia bekerja, banyak pesanan Gaun pengantin dari costumer yang harus mereka selesaikan hari ini juga, karena jalanan saat pagi hari pasti mengalami kemacetan Anin memilih menggunakan motor matic kesayangannya untuk dipakai berangkat kerja.

"Bun, aku pakai montor saja ya ke Butiknya takutnya kalau pakai mobil nanti macet dijalan." Jelas Anin meminta ijin ke ibundanya yang lagi wara wiri membantu asisten rumah tangga mereka untuk menyiapkan sarapan.

"Iya tapi kamu panasin dulu montornya, kan sudah lama nggak dipakai nanti takutnya nggak bisa jalan." ujar Hera ibunda Anin.

Anin menganggukan kepalanya, dan segera pergi ke bagasi tempat montornya parkir, setelah beberapa menit ia selesai  memanassi montornya dan masih bisa digunakan. Anin segera memasuki Rumah nya untuk sarapan dan sekalian berpamitan ke Ibundanya itu.

"Aman Bun, masih bisa digunakan Anin pakai montor saja ya." ijin Anin, sambil menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya.

"Yaudah, tapi kamu hati-hati ya dijalan, Bunda khawatir kamu kan sudah lama nggak naik montor."

Anin menganggukan kepalanya sambil menyakinkan Bunda nya yang sedang dilanda kekhawatiran itu, "Iya Bun, Anin bakalan hati-hati Bunda nggak usah khawatir."

Kekhawatiran Hera bukan tanpa sebab karena dulu saat SMA Anin seringkali terjatuh dari montor karena belum terlalu bisa mengemudikan montor dan apalagi sejak bekerja Anin belum pernah menaiki montor lagi hanya dirinya yang terkadang suka naik montor buat ke Cafe dan Toko Roti nya yang ada di pusat kota surabaya.

***

Tiba di Butik miliknya Ketiga karyawan nya sudah menyambut kedatangan Anin pagi hari ini, "Tumben Mbak naik montor?" tanya Ineke termasuk karyawan yang paling akrab dengannya, karena gadis itu tetangganya.

"Takut macet, nanti telat aku datang ke sini." ujar Anin melangkah memasuki Butik.

"Orang Mbak yang punya ngapain takut telat Mbak?" ujar Ineke sambil menggelengkan kepalanya heran.

"Kita hari ini harus lembur ya jam 5 baru kita pulang gak papa kan?" ijin Anin.

"Nggak papa Mbak, kita mah nurut ya teman-teman." ujar Ineke sambil menatap kearah kedua teman kerja nya dan dibalas anggukan kepala oleh mereka.

Tapi ini masalahnya malem minggu apa nggak pada malem mingguan mereka, kan Anin sebagai bos yang baik juga memikirkan kenyamanan karyawannya juga.

"Emang kalian nggak malem mingguan?" tanya Anin karena kalau dia mah nggak pernah keluar malem-malem bahkan dia nggak pernah pacaran sampai saat ini sudah berumur 24 tahun.

"Kita Jomblo fisabilillah Mbak, disuruh pulang Jam 9 malam pun kami siap."

Anin tertawa mendengar jawaban dari Dara salah satu karyawannya juga, Anin memang suka berbaur dengan semua karyawan-karyawannya  pembawaan Anin yang santai membuat semua karyawannya nyaman berbincang dan bercanda bersama perempuan itu.

***

Anin dan yang lain sibuk mengerjakan pekerjaan masing-masing, ada yang sedang memotong ada juga yang menjahit biar pakaiannya saat ini lekas selesai sesuai deadline.

Waktu bergulir begitu cepat jam sudah menunjukkan pukul 5 sore Anin dan yang lain sedang bersiap-siap untuk pulang ke Rumah tetapi pekerjaan mereka terhenti karena ada beberapa pelanggan tiba-tiba menerobos masuk ke dalam Butik.

"Maaf Mbak mengganggu saya kesini mau nyari gaun yang cocok buat acara pertunangan saya 2 minggu lagi." ujar wanita itu dengan wajah lelah nya.

"Maaf Mbak tapi kami sudah tutup, silahkan kembali besok pagi saja Mbak." ujar Ineke sambil menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

92 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang