01

553 97 16
                                    


Kemarin malam..

"Kau merokok? Pergi ke club? Atau balapan lagi? Hah?! Sudah berapa banyak wanita yang kau tiduri?"

Kalimat terakhir itu sedikit menyinggung, membuat alis sang Alpha yang tengah melewati masa pubernya tertukik kesal.

"Aku tidak pernah bermain sejauh itu."

Jake Volkov namanya. Putra tunggal salah satu keluarga dengan Trah teringgi dinegara ini, Landzios. Ia seorang Alpha mendekati dominant. Memiliki reputasi cukup buruk dikalangan sosial. Sedikit populer, biang onar. Playboy kelas kakap.

"Jangan bohong. Sudah berapa gadis yang datang ke rumah ini karena kau permainkan perasaannya? Bahkan kolega penting Daddy membatalkan kerja sama karena kau membuat putrinya menangis." Karlie, sang papa ikut menuding. Siapa yang tidak marah jika tahu kelakuan anaknya ternyata lebih brengsek dari yang dia kira.

"Tapi aku tidak pernah melakukan apa yang Daddy katakan," Ia masih bersikeras.

"Melakukan apa?"

"Meniduri Omega. Aku tidak pernah melakukannya. Paling mentok hanya ciuman."

Victory Ed Volkov menghela nafas kasar, memejamkan mata dan melirik sang suami. "Sepertinya kita memang harus melakukan itu, Lie."

"Aku setuju, Vic."

Jake mengernyit bingung. "Melakukan apa?"

Melirik sekilas putra satu-satunya, Victor langsung pergi menelepon seseorang, meninggalkan Jake yang sangat penasaran sekaligus heran. Sementara Karlie dengan segelas teh chamomilanya masih duduk tenang disofa ruang tengah.

"Papa, apa maksudnya? Tidak yang aneh-aneh, kan?"

Karlie De Volkov menaikkan satu alis dengan acuh, percuma jika putranya ingin berbelas kasih disaat ia dan suami sudah mengambil keputusan mutlak. "Tidak aneh, papa pastikan ini yang terbaik untukmu."

"Yang benar?"

"Of course. Sekarang pergilah tidur, sudah larut." Pipinya diusap pelan.

Bukan merasa tenang dengan jawaban Karlie, yang ada Jake semakin penasaran. Gelisah. Bagaimana jika Victor berniat mengirimnya keluar negeri sebagai hukuman?

•••

Dan disinilah Jake sekarang. Duduk bergaya alpha disebuah bilik toilet dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Memang bukan keluar negeri seperti perkiraan. Victory bahkan memberikan sesuatu yang lebih buruk dari itu.

Menikah.

Diusia muda.

"Tsk. Kalau tau begini aku tidak akan pernah datang kesini," decaknya jengkel.

Asap dari vapenya Jake hembuskan kemudian memasukkan ke saku ketika seseorang memasuki toilet. Ia keluar dari salah satu bilik, berniat mencuci tangannya di wastafel.

Sesekali mencuri pandang pada sosok yang baru masuk tadi, Jake menatapnya dari pantulan cermin. "Batalkan perjodohan ini," ucapnya datar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ECCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang