🐱

736 73 4
                                    

Blep. Blep. Blep.

Xiao Zhan menggeliat pelan ketika merasakan sesuatu yang lembab dan kasar bergerak mengenai dagunya. Ia memiringkan tubuhnya berusaha menghindari  sesuatu yang mengganggu tidurnya itu.

Blep. Blep.

Sesuatu yang berbulu dan terasa hangat menginjak pipinya beberapa kali. Xiao Zhan berusaha membuka matanya yang terasa berat karena rasa kantuk itu.

"Ah?"

Sepasang mata hijau besar menyala menatapnya. Xiao Zhan mengedipkan matanya perlahan. Otaknya masih belum sepenuhnya berfungsi.

"Ah? Kucing?"

Xiao Zhan yang terkejut langsung mendudukkan dirinya dengan gerakan cepat, membuat kucing kecil itu kaget dan bergerak mundur dengan telinga yang mendatar kesamping.

"Maaf! Maaf! Aku lupa kalau kau tidur di kasurku," ucap Xiao Zhan sambil berusaha mengelus kepala si kucing.
Si kucing itu menepis jari Xiao Zhan dan berbalik memunggunginya, membuat pemuda manis nan cantik itu tertawa renyah. "Oh, Tuanku. Maafkan aku, ok? Jangan marah~"  godanya sambil mengelus-ngelus punggung kucing itu.

"Kurus sekali..." gumamnya sedih.
Xiao Zhan bisa merasakan tulang kucing itu yang menonjol.

"Apa kau lapar? Kau harus makan yang banyak hari ini."
Xiao Zhan bangun dari kasurnya lalu merenggangkan tubuhnya sebelum turun dan berjalan menuju tempat makanan kucing. Diam-diam, kucing hitam itu memperhatikan gerak-gerik Xiao Zhan.

"Tuanku, ayo kita makan dulu."

Xiao Zhan menghampiri kucing kecil itu sambil membawa susu dan makanan basah untuk kitten. Mencium aroma susu, kucing hitam itu bangun dan menatap Xiao Zhan dengan mata hijaunya yang berbinar.

Xiao Zhan tersenyum melihatnya. "Kau sangat suka susu bayi? Tapi nanti kau harus minum susu kucing, ok?"
Kucing itu mengalihkan pandangannya pada susu di mangkuk kecil yang diletakkan Xiao Zhan di lantai.

Tak sabaran, kucing hitam kecil itu bergerak dan berusaha melompat turun dari atas kasur Xiao Zhan, namun karena kondisinya yang belum sepenuhnya membaik, kucing itu malah tergelincir dengan kuku tangan kanannya yang menyangkut di seprai.

Jantung Xiao Zhan semula mencelos , tapi melihat kucing kecil itu tergantung dengan kuku yang tersangkut membuatnya tidak bisa menahan tawanya.
"Kenapa tidak sabaran sekali,Tuan?"

Kucing kecil itu menatap Xiao Zhan dengan raut jutek dan mengeong marah. "Meow! Meow! Meow!!"

Xiao Zhan membantu melepaskan cakar yang tersangkut itu lalu mengangkat sosok mungil berbulu hitam mendekat ke mangkuk susunya.
"Minum pelan-pelan," ujarnya.

Tanpa menunggu lama, mangkuk yang semula berisi susu itu menjadi kosong. Xiao Zhan tersenyum puas melihatnya. Tanpa bisa ditahan, tangannya meraih si kitten hitam dan membawanya ke dalam pelukannya.
"Pintar sekali, apa sudah kenyang?"

Seperti mengerti ucapan Xiao Zhan, kucing hitam kecil itu menggoyangkan kepalanya sambil mengeong. "Meow!"

"Tidak mau makan snack atau  wet foodmu?"

"Meow."

Mendengar nada mengeong yang berbeda , Xiao Zhan mengerti kucing kecilnya tidak tertarik dengan dry food ataupun wet food yang ia beli. Tidak dapat menahan rasa gemas yang  membuncah di dadanya, pemuda manis itu mengecup pucuk kepala sang kitten lalu mengelus dagunya.
"Kucing pintar!" pujinya.

Kucing hitam kecil itu menggesekkan kepalanya dengan manja ke punggung tangan Xiao Zhan.

Beep. Beep. Beep.

Panther in My House [ YiZhan ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang