"AWAAAS!!!"
Dua orang gadis berseragam putih abu-abu, berboncengan di atas sepeda motor. Gadis yang mengemudikannya dengan sekuat tenaga menarik rem di kedua tangannya. Untungnya, sepeda motor mereka berhasil berhenti tepat sebelum menabrak gerbang sekolah yang sudah tertutup. Gadis yang membonceng langsung turun dan berlari kecil ke arah gerbang.
"Yah pak, bukain dong," pinta gadis berambut lurus sepunggung itu dengan wajah memelas.
"Hah? Sudah jam berapa ini?" tanya seorang satpam yang ada di sisi dalam gerbang.
"Kali ini aja deh, janji."
"Iya pak, janji kali ini aja. Suer." Gadis satunya ikut membujuk sembari merapikan dua kuncir rambutnya.
"Kagak ada!" tegas pak satpam.
"Please lah pak, kasih kita toleransi," ucap gadis yang tadi mengemudi.
"Batas toleransi hanya 10 menit sesudah bel masuk. Kalau sampai setengah jam begini, namanya tol*lransi."
"Jahat beut ih si bapak," ucap gadis rambut lurus.
"Kita bantuin sapu halaman deh yah," tawar gadis satunya.
Pak satpam berpikir sejenak. "Okeh, bapak izinin. Tapi kalian harus bersih-bersih sampai jam istirahat pertama." Pak satpam hendak membuka kunci gerbangnya.
"Lama amat, pak!" protes gadis rambut kuncir dua.
"Iya pak. Kita bisa ketinggalan pelajaran!" timpal gadis satunya.
"Ya sudah, bapak kunci lagi." Pak satpam kembali mengunci gerbangnya.
"Eh eh eh, iya deh iya."
"Gitu dong."
Pak satpam pun membuka kan gerbang untuk mereka. Gadis yang tadi mengemudi, segera mendorong motornya masuk menuju parkiran yang lokasinya tak jauh dari pos satpam. Setelah motor terparkir, mereka menyimpan tas punggung mereka di pos satpam. Setelah itu mereka mulai bersih-bersih halaman.
~ ~ ~ ~ ~
Dua jam pelajaran sudah terlewat. Jam ketiga kosong karena ada rapat dadakan. Seorang gadis dengan rambut bergelombang sedikit di bawah bahu, sedang berjalan di koridor sekolah. Melewati beberapa kelas, sampai akhirnya dia berhenti di satu kelas. Dia melongok ke dalam. Matanya menyelidik ke segala sudut kelas itu. Tapi sepertinya dia tak menemukan apa yang dia cari. Gadis itu masuk, menuju kursi paling belakang dan menghampiri seorang gadis dengan rambut sebahu yang sedang memandang layar ponselnya, lengkap dengan headphone di kepalanya.
"Ren! Oy Ren!" panggil gadis tadi. Tapi gadis yang dia panggil tak merespon sama sekali. "Woy!" Kali ini dia menggebrak pelan mejanya.
Gadis yang dipanggil hanya menunjukkan telapak tangan kanannya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.
"Bentar Sen," jawabnya singkat.
Gadis itu sedang fokus bermain sebuah game battle royal di ponselnya. Gadis yang tadi pun dengan sabar menunggu. Setelah selesai, gadis itu melepas headphone nya, lalu mengalungkannya di leher.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Sahabat ★TPOS★
Teen FictionSeperti apa kehidupan masa SMA kalian? Sebuah masa yang mendapat julukan masa-masa terindah. Ini hanya sebuah kisah persahabatan yang pernah aku dengar. Kisah yang cukup untuk membuatku selalu teringat tentang mereka.