Prolog

5 3 0
                                    

"kalau mau berteman dengan Deran lo harus ganti gaya bahasa biar bisa diterima!" Ucap Naren menggebu.

Seren mengangguk paham, tapi setelah nya ia menggelengkan kepalanya membuat Naren dan Aftar mengernyit.

"Napa lo gelengin kepala?" Tanya Aftar.

Seren mengerucutkan bibirnya dan menatap keduanya bingung, "ganti gaya bahasa gimana? Seren harus pakai gaya Afrika, inggris, Korea, China atau Thailand? Atau pakai ga-"

"Stop ren, stop! Pusing gw maksud nya lo pakai Lo-Gw jangan aku atau nyebut nama lo!" Potong Naren dengan sabar menghadapi bocah yang aneh nya diterima di SMA!

"Oke!"

***

"Deran!" Panggil Seren dengan kencang membuat para siswi menatap nya sinis dan kesal.

Deran menghembuskan nafas lelah. Ia berjalan santai tanpa memperdulikan teriakan dari Seren.
Seren menghentakkan kaki marah.

"Iihh! Deran budek jauh yaa? Sampai nggak dengar teriakan Seren yang keras!" Ucap Seren kesal.

Tanpa basa-basi Seren mengejar Deran yang sudah jauh didepan menuju atap sekolah/ rooftof it.

Sesampainya di atap Seren menghirup udara dengan rakus sambil menggerutu. Di depan sana Deran sedang memainkan handphone tak perduli keadaan sekitar. Ia sibuk bermain game online.

"Deran! Seren mau ngomong!"

"Tunggu dulu Seren salah bicara," batin nya

"Maksudnya gw mau ngomong!" Ralat Seren dengan tegas.

"Ngomong aja," jawab Deran.

Seren mendengus sebal.

"Deran mau jadi teman gw nggak?" Tanya Seren.

"Lo kemaren juga bilang kayak gitu ke gw kan? Dan jawaban gw tetap sama!"

Seren mendengus untuk yang kesekian kalinya mendengar itu, dan munculah ide licik di kepala nya.

"Kalau gitu gw mau jadi sahabat Deren!"

Deran menghentikan aktifitas nya bermain handphone, dan menoleh kearah seren dengan bingung.

"Deren siapa?" Tanyanya Deran seperti ada secuil ingatan yang muncul di otaknya.

"Nama panggilan Seren ke Deran lah! Kan tinggal diganti S nya aja!" Deran melotot.

"Nama panggilan?" Batin Deran.

"Seren bakal jadi sahabat yang terbaik buat Deren!" ucap Seren dengan tulus.

Deran menatap manik mata berlensa biru muda itu dengan tajam mencari kebohongan yang tersembunyi, tapi tak melihat kebohongan sedikit pun.

"Lo jadi pacar gw bisa?"

...

Hai udah baca prolognya ya?
Tunggu bab kelanjutannya dengan sabar yaa

Masih revisi soalnya😁

Note: jangan plagiat yaa, itu tidak lah baik!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HANYA UNTUK MU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang