Tanpa kita sadari, kita hanyalah manusia biasa yang bisa berbuat salah. Kita hanyalah manusia biasa yang tidak bisa sendirian. Kita hanyalah manusia yang selalu lemah. Kita hanyalah manusia hina yang mengaku suci dalam dekapan dosa. Kita hanya manusia yang selalu berbohong setiap saat. Kita hanya manusia yang pandai berkhayal dan berangan. Kita hanya manusia yang biasa berjanji dan mengkhianati. Dan kita hanya manusia yang biasa berpura-pura untuk kebahagiaan orang lain ketimbang kebahagiaannya sendiri.
Inilah hidup. Tidak ada kata bahagia setiap saat. 1 hari dengan 24 jam dengan seribu satu keadaan. 1 hari dengan 24 jam dengan sejuta rasa dan kasih. 1 hari dengan 24 jam dengan pahit dan getir nya kehidupan. 1 hari dengan 24 jam dengan suasana yang berbeda setiap detiknya.
Banyak hal didunia ini yang kita tidak ketahui. Banyak hal didunia ini yang kita rasa asing. Dan banyak hal didunia ini yang merubah diri kita. Terkadang dunia akan sebercanda itu dengan diri kita ini. Dan terkadang dunia akan membuat kita bahagia dengan caranya.
.
.
.
Salju turun dalam bola salju yang telah dia bolak -balik sehingga gemercing kerincing di dalamnya berbunyi beriringan dengan salju yang turun mengenai patung rusa dan kakek-kakek tua yang biasa kita sebut dengan Santaklous.
Bibirnya menyunggingkan senyum menawan. Matanya sesekali berbinar saat melihat salju itu turun mengenai Santaklous dan rasanya. Tangannya dengan lihai terus membolak-balikan bola salju itu hingga bibirnya
menyunggingkan senyum indahnya." Sea.... Apa yang kau lakukan? " tanya seorang lelaki dengan baju kasual nya. Dirinya berjalan menghampiri Sea yang sedari tadi sibuk dengan bola saljunya.
" Lihat! Santaklous tertimbun salju hihihi.... " serunya semangat dengan menunjukkan bola saljunya kearah Wave. Wave melihat bola salju yang Sea tunjukkan dengan kedua tangannya. Wave mengambilnya dari tangan Sea dan membolak-balikan bola salju itu seperti apa yang Sea lakukan.
Sea menatap bola salju yang Wave bolak-balikkan hingga patung Santaklous dan rusanya tertutup salju. Sea tertawa dengan riang melihat salju yang turun mengenai Santaklous. Wave merekahkan senyumnya melihat seseorang yang sangat ia cintai tertawa dengan begitu riang. Dirinya bersumpah, tawa dan senyum Sea adalah yang terindah. Wave merasa sangat beruntung memiliki Sea di kehidupannya. Baginya, Sea adalah dunianya. Begitupun Sea.
" Apa kamu bahagia? " tanya Wave pada Sea.
Sea menatap Wave dengan bingung. Sea menatap kedua mata Wave yang juga sedang menatapnya. Sea tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Wave tersenyum melihat jawaban kekasihnya. Dengan perlahan Wave membawa Sea kedalam pelukannya. Sea membenamkan kepalanya dalam dekapan hangat kekasihnya. Wave mendekap erat Sea seakan-akan Sea akan menghilang jika Wave merenggangkan peluknya." Ada apa? " Sea bertanya pada Wave yang masih memeluk Sea.
Wave mengecup pucuk kepala Sea dengan lembut. Dapat Sea dengar helaan napas Wave yang berat dan lelah. Sea mendongakkan kepalanya menatap Wave yang juga menatapnya. Tangan Sea terulur mengurut kening Wave yang berkerut. Wave menikmati sentuhan hangat di keningnya. Wave menikmati setiap sentuhan yang Sea berikan padanya. Baginya, sentuhan Sea adalah obat mujarab untuk semua masalah yang ia tanggung saat ini.
" Masalah pekerjaan? " tebak Sea.
" Hm...... " jawab Wave dengan menggenggam tangan Sea yang sedari tadi mengelus keningnya.
Cup
Wave mengecup tangan Sea yang ia genggam. Dirinya menatap kekasihnya yang sedari tadi masih ia dekap. Dapat Wave lihat, Sea memandangnya dengan khawatir. Tak bisa Wave pungkiri, Sea adalah malaikatnya yang selalu menemani dalam keadaan apapun. Bahkan Wave heran, apakah kekasihnya ini manusia biasa atau malaikat yang menyamar menjadi manusia untuk menemani hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Menit dalam Dekapan Laut
Teen FictionLaut itu indah, tapi apakah kalian tahu, seberapa ganasnya laut jika kita sudah terlanjur jatuh padanya? . . . " Sea dan Wave, kita saling mencintai... Tapi kenapa hanya Wave yang terluka..... "