04. Ucap Para Pemuja Kesempurnaan

176 35 0
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"Emang apa yang bisa lo harapin dari orang-orang pemuja kesempurnaan?" - Narendra Diaskara.

----

Naren meletakkan nampan berisi minuman di meja ruang tamu, di sana ketiga sahabatnya tengah berkumpul untuk mengerjakan kerja kelompok.

"Udah selesai belum?" tanya Jeremy kepada Jordan yang masih sibuk menulis sesuatu di lembar tugas mereka.

"Belum, bentar lagi," jawab Jordan tanpa menoleh.

Jeremy berdecak kesal. "Lama banget," celetuknya.

"Lo, ya! Dari tadi cuma makan sama minum doang kaga mau bantuin, nggak usah banyak protes mulut lo!" sentak Jordan, amarah anak itu memang sangat mudah dipancing.

Jeremy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lantas ia terkekeh kecil. "Ya, maaf."

"Main di sini dululah kita, pulang nanti malem aja, gimana?" usul Segara.

"Wahh, boleh tuh, kita 'kan, jarang-jarang main di rumahnya si Naren, ya, nggak?" tanya Jeremy yang diangguki oleh tiga orang di sana.

Jordan melempar bolpoin yang dipakainya ke atas meja, lantas ia segera menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Sedari tadi, Jordan-lah yang menjadi juru tulis, sedangkan Naren dan Segara mencari artikel tentang suatu hal yang tengah mereka bahas, kalau Jeremy hanya membantu sedikit, selebihnya bantu do'a.

"Akhirnya selesai juga, punggung gue udah mau patah aja rasanya," ucap Jordan sembari meregangkan tubuhnya.

"Mabar, kuy! Gue kemarin abis top up terus beli skin baru, gue mau pamer!" ucap Jeremy, dirinya pun langsung membuka aplikasi game yang sering mereka mainkan bersama, diikuti oleh ketiga orang yang lainnya.

"Riya' amat lo jadi manusia, Jer," sindir Segara.

"Bilang aja iri, kan, lo?" sewot Jeremy tidak terima.

Segara memutar bola matanya malas, temannya itu kenapa sangat sombong sekali, sih? Mentang-mentang orang kaya. Hati-hati, jatuh miskin baru tahu rasa!

"Rank, cuyy! Nge-push kita sampai Mythic," ucap Naren.

"Gass!"

Namun, baru saja mereka hendak memulai match pertama, sebuah suara terdengar mendekati mereka.

"Ayen, Ayen udah pulang?" Itu Hesa, ia berjalan mendekati mereka berempat sembari menggosok mata sebelah kanannya, tampak sekali anak itu baru bangun tidur.

[✔] BENARKAH INI RUMAH? [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang