3 || Pertemuan Tak Terduga dengan Topeng Rusa.

336 170 363
                                    

DI HARAPKAN UNTUK MEMBACA ATURAN SAAT MEMBACA. KARENA INI SANGAT PENTING!

PERINGATAN ⚠️⚠️⚠️

INI ADALAH BAGIAN REVISI. MAKA DARI ITU DI HARAPKAN UNTUK TIDAK KEBINGUNGAN SAAT MEMBACANYA, AKU AKAN MEMBUAT PERKATAAN INI DI ATAS.

PERHATIAN‼️‼️‼️

ADEGAN SADISTIK AKAN SEGERA DI MULAI, JADI BAGI YANG TIDAK TAHAN SILAHKAN ANGKAT KAKI⚠️🚫

"Gue anak dari donatur besar disekolah ini," ucap Kyler. Ia melangkahkan kakinya keluar dari kantin-itu adalah Sang Ketua OSIS SMA Madrasahordo Nusantara.

"Cowok aneh. Malah memperkenalkan diri, padahal gue ga kenal sama sekali." Gumamnya-sedikit sarkastik.

Suasana ricuh yang membuat halusinasi Kara bergetar seketika, ia mengangkat kepalanya. Kemudian, berjalan pulang dengan Tiara.

Kara dan Tia berjalan ke arah ruangan UKS. Ruangan tempat mengobati luka gadis itu, sebelumnya mereka telah ke toilet-khusus kelas XI Madrovia. Entah apa yang di maksud dengan kata khusus untuk kelas masing-masing, tetapi itu sangat aneh bagi Kara sendiri.

"Ti, apa, sih, maksudnya kita ga boleh ke ruangan UKS khusus untuk umum? Kenapa harus ke ruang UKS punya kita aja?" tanya Kara penasaran-memiringkan kepalanya.

Tia sedikit menggeleng, "aku ga tau. Tapi katanya emang ga boleh sama sekali. Katanya itu rahasia sekolah MN

Madrasahordo Nusantara," katanya menjawab dengan sedikit menunduk-suaranya teramat lembut. Berbeda sekali dengan Kara.

"Ruangan UKS-nya masih penuh, lho. Aku ga mau buka baju di sini," usul Tia menunduk.

"Kita ke UKS umum itu aja. Lagipun, emangnya kenapa coba kalo kita ke UKS umum itu. Ga salah, 'kan?" Kara mulai memperlihatkan keras kepalanya-serta rasa penasarannya yang tinggi itu.

Tia sedikit terkejut melihat keberanian Kara. Namun, dengan cepat ia menggeleng kuat. "Jangan, Kar! Kita ga boleh ke ruangan itu, atau kita bakalan di marahin guru."

"Emangnya kenapa, sih? Udahlah, ayo kita pergi ke sana. Ga ada apa-apa juga," dengus perempuan itu kesal. Kemudian menarik tangan Tia, lalu membawa ke ruangan itu.

Tia memberontak, namun Kara semakin mempercepat langkahnya. Gadis itu tetap saja mengatakan "Tidak." Meskipun begitu, tekad Kara tetaplah bulat. Ia adalah gadis yang sangat keras kepala.

Mereka sampai di depan ruangan itu, pintunya di penuhi dengan setiap corakan aneh. Seperti bercak. Namun, banyak yang mengatakan bahwa itu adalah salah satu hiasan unik. Tetapi tidak dengan Kara, itu seperti simbol kematian.

"Ini? Apaan banget. Kenapa dindingnya-"

Tia menutup mulut Kara dengan tangannya, kemudian berbisik pelan.

"Kamu dengar itu ga, Kar?" bisiknya pelan tepat di daun telinga Kara.

Srek.
Srek.
Srek.

"ARGHHHH!!" teriakan itu terdengar, namun ruangan itu berisi penyadap suara.

"Apaan itu anjir? Gue denger ada suara teriakan. Suara teriakan siapa itu, Ti?" bisiknya bertanya pelan. Tia menggeleng, namun gadis itu tetap tenang agar tak ada yang melihatnya.

Mystro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang