#14#

177 9 2
                                    

Di keesokan harinya, Gadaz terbangun dengan kaki yang sakit dan pegal, beserta bite marks yang banyak di leher bahkan di perut dan tangan, paha nya juga di gigit alva.

*keparat sialan, untung gw sayang sama lu, kalo engga udah gw tabok sumpah, sakit banget....* gumam gadaz dalam hati, ia sangat kesal se kesal kesal nya terhadap alva yang telah membuat dirinya pincang, namun di sisi lain ia sayang dan cinta pada kekasih nya.

Gadaz bangun dari tempat tidur dengan kaki yang pincang, dia berjalan ke kamar mandi dengan rasa kasih sayang, yang di berikan oleh pasangan nya.

Gadaz mengunci pintu kamar mandi agar tidak si ganggu oleh Alva, dia mulai mempersiapkan bak mandi dengan air hangat, Bebek karet dan gelembung.

Gadaz melepas pakaian nya dan masuk ke dalam bak mandi tersebut, dan dia juga bermain dengan Bebek karet, relax dan menenagkan, tanpa gangguannya dari siapapun.

Tiba tiba pintu di ketuk oleh seseorang, tentu saja, Alva yang mengetuk pintu. "Sayang?... Kamu di dalem?..." Suara Alva berat dan groggy, sepertinya dia baru saja bangun.

*sial, gabisa gitu gw nenangin diri sendiri aja, tapi gw kangen sama pelukan dia sih... Aduh....* gadaz bangun dari bak mandi nya dan memakai handuk kimono, dia berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Iya aku lagi mandi, kaki ku sakit tau gegara kamu." Ucap nya dengan kesal kepada Alva. "Maapin aku, cintaku." Ucap Alva sambil hendak memeluk gadaz.

"Gamau peluk." Ucap gadaz dengan sedikit kasar. "Loh? Kenapa? Aku ada salah, oh iya ya, maap, maap banget ya, maapin aku." Mohon sang seme dengan wajahnya khas nya.

"Ck, engga se gampang itu." Gadaz mendengus kesal sambil menyilangkan tangan nya di dadanya. "Aku harus apa?... Hm... Gimana kalo aku beliin apapun yang kamu mau? Gimana?"

"Ga." Gadaz nampak sangat kesal, dia membanting pintu dan kembali ke bak mandi hangat nya, sementara Alva kebingungan harus bagaimana. "Ck. Gua harus gimana..."

Alva mempunyai ide brilian, yang pastinya gadaz akan menyukainya dan memaafkan kekasih tercinta nya, Alva mengambil baju bersih dan memakainya, dia cepat cepat pergi ke suatu tempat.

Sementara itu, di ruang tamu, ada Alvin yang sedang menonton TV, "gabut co, ngapain ya." Alvin melihat kaka nya yang terburu buru, dia pun bertanya karena penasaran.

"Mau kemana bang?" Tanya Alvin dengan penasaran, "beli sesuatu, jangan kasih tau gadaz, awas aja kalo lu kasih tau dia." Ucap Alva dengan sedikit ancaman.

"Selow, aman aman." Ucap adiknya dengan santai, "y" dengan sepatah kata dia pun pergi keluar, "pasti ga mandi, hemh."

Alvin mencium aroma wangi dari dapur, dia sesegera mungkin pergi untuk mengecek siapa yang memasak di dapur.

Gared sedang memasak bersama pacar tercinta nya, Fibros, "aw tepung nya masuk ke mata ku...." Gared merengek karena matanya perih, "eh maaf maaf, sini."

"Ekhm, kiw kiw." Alvin menggoda mereka berdua, "diem lu." Ucap gared dengan sedikit sarkas. "Weis jangan gitu juga kali bro." Alvin dengan santainya mengambil cupcake yang di buat gared.

"Maen comot aja lu." Ucap Gared sambil memakan cupcake nya, "Al tadi abang lu mah kemana? Kok kayak buru buru gitu?" Tanya fibros sambil mengaduk adonan.

"Biasa, si gadaz ngambek kayak nya." Alvin menyomot cupcake lagi. "Ohh gitu ya, iya iya." Fibros menuangkan adonan pada cetakan, sementara Gared memakan cupcake itu terus menerus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

azre & rafel {S2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang