.
.
.
"Non Vio bangun.... Non...." Suara lirih terdengar cemas, Violet membuka mata Nya. Merasakan Tubuhnya sakit. Violet melihat Lea tengah menepuk pipi nya dengan cemas"Lea,,,, kau?? Ahhh sakit sekali apa yang terjadi?"
Ujar Violet dengan suara parau"Non Vio jatuh Tadi, Ada apa Non, kenapa berlari?" Ujar Lea sangat khawatir.
"Di mana Mas Allan?" Tanya Violet bangkit, Lecet di kaki nya Membuat Nya merasa sangat perih.
"Bos Tadi pergi itulah Kenapa Aku sangat terkejut saat melihat Non Vio pingsan." Violet meraba Kepalanya terasa pusing
"Non Vio Apa terjadi sesuatu? Apa Kalian bertengkar Lagi, katakan?" Violet hanya Diam ia juga tak bisa menjawab apapun karena Bahkan dirinya saja Heran terhadap perubahan suaminya tersebut yang secara mendadak.
"Lea Aku lelah, Aku ke kamar dulu yaa, kau istirahat saja pasti kau juga lelah setelah perjalanan jauh. Oh ya Trimakasih ya...." Violet meninggalkan Lea yang bengong, Violet Tahu bahwa Lea Baru datang hari itu setelah di beri cuti beberapa bulan.
Bi dera datang dengan wajah penuh pertanyaan melihat Violet jalan pincang menuju kamar Nya.
"Ada apa Nak Lea? Apa yang terjadi?" Tanya Bi Dera setelah melihat pintu kamar tertutup.
"Entahlah Bi, saat aku tiba tadi melihat Non Vio tergeletak di lantai, sepertinya ia jatuh terpeleset. Apa Bibi mendengar Mereka bertengkar Lagi? Tapi bukankah semua sudah Usai? Tuan Allan Bahkan tak bisa Bicara tinggi atau Marah pada Non Vio " ujar Lea yakin
"Bibi tak mendengar Apapun, Bahkan mereka sejak pagi Masih Bermesraan Seperti biasa, kenapa tiba-tiba begini" ujar Bi dera Cemas.
Di kamar
Violet Hanya diam membisu saat melihat pesan singkat dari Lea mengatakan bahwa Arvin bersama Allan Pergi keluar kota secara mendadak. Violet hanya diam menatap Lampu Menggantung indah di kamarnya, Matanya seolah enggan terpejam, ia terus memikirkan suaminya tersebut. Kenapa harus pergi Bahkan harusnya Suaminya tahu bahwa Arvin juga baru kembali dari cuti panjang Nya.Ia menahan sendiri Kaki nya yang sejak Tadi Sakit, Ia tak menghiraukan panggilan Bi dera yang meminta nya untuk makan, air mata seolah akan mengalir deras namun sebisa mungkin ia tahan.
Melirik layar handphone, mengharap Setidaknya satu kalimat pesan masuk dari suaminya namun tak ada, bahkan ia telah Membuat Puluhan panggilan tak juga di jawab.
Berpikir keras apa yang membuat suaminya Tiba-tiba berubah, Pembahasan tentang kenapa Belum hamil akan kah hal itu membuat nya Tersinggung, tapi Itu hal aneh bagi Violet karena dia tahu Suaminya tersebut Tak mungkin Acuh secara mendadak hanya karena tersinggung.
Harapan Violet Untuk Meminta penjelasan tertunda Karena Bahkan Suaminya tersebut sekarang ke luar kota Untuk beberapa hari. Itu artinya Untuk beberapa hari ke depan juga Ia akan Terus Gelisah.
.
.
.
"Lea Katakan Apa yang membuat orang tersinggung? Apa membahas soal Hamil membuat suami juga tersinggung tapi kau tahu sendiri kan kalau Mas Allan Tak pernah mengabaikan ku" Lea menatap Lamat-lamat wajah Violet yang Terlihat sangat sedih Itu."Non Waktunya bangun, Ayo kita Seperti biasa selain olahraga kita harus apa?" Ujar Lea seolah enggan menanggapi perkataan Violet.
"Ah Aku Melantur jauh ya, Oke kau Keluar saja aku akan menyusul. Oh ya Lea Nanti jangan lupa Ceritakan Hal indah apa yang Kau alami Di perjalanan Honeymoon? " Violet bangkit dari Ranjang bergegas Mengikuti Lea.
Lea Tertawa malu, Ia bercerita Banyak hal tanpa segan Lagi karena Merasa hubungan nya Dengan Violet bukan sekedar antara Bos dan atasan melainkan teman sekaligus sahabat.
"Arvin Hanya Membuat ku kesal, di perjalanan Honeymoon pun dia masih bekerja huh" sungut Lea Membuat Violet semakin bersemangat Untuk Bertanya.
"Apa yang dia sibuk kan? Bukankah Tak ada pekerjaan Di kantor, semua sudah ada yang handle Itu semua Mas Allan yang atur" ujar Violet bicara Jujur karena itulah yang ia Lihat dan tahu selama Ini.
Lea Menggeleng dan Menatap mata Violet lekat, Melirik kiri kanan seakan Memastikan keadaan.
"Pekerjaan Yang Mungkin saja tak bisa di abaikan.... Hmm sekarang Aku bersiap dulu Non, kita Berdua Akan Olahraga terlebih dahulu" ujar Lea bergegas mendahului Violet yang bengong menyerngitkan dahi.
"Aneh!!" Gumam Violet
.
.
.
Beberapa hari berlaku, Violet Harus bisa Membuat dirinya mengontrol Emosi, ia Tak lagi bertanya kemana suaminya pergi yang ia tahu bahwa Allan Bekerja.Violet tak ingin membuat dirinya Gelisah, Ia hanya percaya pada suaminya tersebut.
Walaupun sudah beberapa hari Tak berjumpa Violet Sebisa mungkin me ni menyembunyikan Kegelisahan Nya."Hallo Arvin ada apa?" Langkah Violet terhenti ia mendengar Lea sedang bicara di telepon Nya.
"Lea, Bawa Non Vio sekarang.... Aku akan mengirim lokasi, Jangan bicara apapun ini sangat Darurat" suara dari Balik telpon membuat Lea Gelagapan.
"Baik, aku akan segera Ke sana, kirimkan Lokasi" Lea menutup telponnya membuat Violet berlari menjauh pura-pura agar Lea tak tahu dirinya Mendengar semua.
"Non Vio..... Non vioo...." Suara Lea Membuat Violet Bergegas Mendekat.
"Ada apa Lea? Kenapa kau kembali bukankah kita Akan olahraga" ujar Violet Santai
"Non Vio, kita harus Pergi.... Ayo bersiap" Lea Bergegas membawa Nya Kembali ke kamar.
"Tapi Lea ada apa? Ini Masih sangat pagi, Mas Allan Mungkin hari ini akan kembali, setelah olahraga Aku akan bersiap Diri untuk menyambut nya"
Lea hanya diam, Ia bergegas masuk ke kamar Nya dan tak lama keluar membawa tas serta mantel Nya. Violet hanya bengong Lamunan nya Buyar saat Lea menariknya masuk.
"Non ganti Pakaian Nya, Pakailah ini" Lea Mengeluarkan Sebuah Pakaian Yang langsung Violet Turuti, menutup seluruh tubuhnya dengan mantel kemudian Mengikuti Lea.
Mobil melaju kencang, Lea Membawa Mobil Dengan kecepatan tinggi Tanpa Bicara dan Menghiraukan Pertanyaan Violet yang sejak tadi Terus Menerus Mengusik telinga Nya.
"Lea Ke mana kita? Kenapa kau sangat Cemas begitu? Apa terjadi sesuatu? Katakan Lea"
Jelas Violet sangat Cemas, kenapa Sikap Lea Menggambarkan Bahwa Ia akan menerima berita buruk. Lea tak bergeming, ia hanya fokus menyetir Tanpa bicara sepatah katapun.Hingga Mobil berhenti pada Sebuah Gedung menjulang tinggi.
Lea Menggenggam tangan nya dan berlari memasuki gedung, Masuk ke dalam Lift kemudian diam hening mencekam, Violet harap-harap cemas, ia Membayangkan apa yang akan ia hadapi. Melirik Lea yang sejak tadi Gelisah, sekali melihat layar handphone kemudian kembali Gelisah terus saja begitu sampai..Lift terbuka, Lea Menarik tangan nya berlari.
"Arvin Dimana Tuan Allan?" Tanya Lea saat Arvin datang menjemput.
"Kemarilah......" Ujar Arvin kemudian berlari, melihat dari Jalan Arvin ia pincang serta tangan nya di perban, Lea langsung menarik tangan Violet yang sejak tadi mematung bengong .
Violet Semakin di buat Bingung saat dirinya berdiri pada sebuah Unit kamar, Melihat ke segala penjuru apa ini Rumah sakit.
Sekarang ia baru sadar bahwa Mereka tengah berdiri di Dalam rumah sakit, Violet mendorong Arvin Isi kepalanya sekarang Hanya Ada satu nama 'Allan'.....
Violet Menerobos masuk, Dan ia terdiam kaku saat melihat Seorang terbaring lemah Dengan bibir pucat.
Ia berbalik kembali melihat ke arah Lea dan Arvin, di wajahnya penuh seribu pertanyaan, apa dan Bagaimana semua Ini.... Apa semua pertunjukan Lelucon.
Jantung Violet memompa darah lebih cepat seakan membuat sesak di sana secara mendadak....
.
.
.