Chapter 2

17 1 0
                                    

Happy Reading

Dua hari sudah berlalu sejak Banu ditugaskan ke Lamongan oleh kampus. Banu tidak hanya sendiri berangkat ke Lamongan, ia ditugaskan bersama Jennie. Teman satu kelas Banu yang juga merupakan student staff aktif di kehumasan.

Pukul 09:30 Banu dan Jennie baru saja sampai di kampus dan saat ini mereka sedang mengembalikan barang bawaan selama melakukan promosi kampus sebelum pulang ke rumah karena kebetulan mereka tidak ada kegiatan lain di kampus.

"nu, lu pulang naik apa?" tanya Jennie yang melihat Banu terus memeriksa ponsel nya.

Banu yang merasa ditanya langsung menoleh ke arah Jennie. "rencana nya mau naik ojol sih jen, tapi ini kayaknya mau ke sekolah si dika dulu" jawab Banu dan setelah itu kembali fokus ke ponsel nya.

"lah ngapain ke sekolah dika? pulang nya masih nanti gak sih nu?" Jennie sedikit bingung karena biasanya Dika pulang pukul 14:30 siang.

"ini... barusan gue dapet kabar dari bimbingan konseling sekolah dika, katanya dika berantem di sekolah" jelas Banu. Jennie yang mendengarkan penjelasan dari Banu terkejut karena, setahu Jennie Dika adalah anak yang cukup periang dan jarang membuat masalah.

"terus, ini lu di panggil sama sekolah?" tanya Jennie dan dijawab anggukan oleh Banu.

"gue ikut, lu naik mobil sama gue, bentar lagi supir gue sampe di kampus" perintah Jennie mutlak.

Diantara Banu dan Jendra, Jennie memiliki sifat protective yang ditujukan kepada Jendra, Banu, dan Dika. Terkadang juga suka memerintah seperti ibu - ibu, dari situlah Jendra dan Banu sepakat bahwa Jennie di berikan julukan sebagai 'Mother Of Group' .

Banu akhirnya menuruti apa yang dikatakan oleh Jennie, karena jika ia melakukan perlawanan pasti akan panjang lagi ocehan yang akan keluar dari bibir mungil Jennie.

*****

Selama perjalanan menuju ke sekolah Dika, Banu hanya diam dan memikirkan apa yang menjadi penyebab adiknya itu sampai terlibat kasus perkelahian di sekolahnya.

Saat tiba di sekolah, Banu segera bertanya kepada security lokasi ruang bimbingan konseling (BK). Setelah berhasil mengetahui keberadaan adiknya Banu dan Jennie bergegas menuju ke ruangan BK.

Keadaan di ruang BK

"dika, jujur sama ibu, apakah kamu memukul justin?" tanya seorang guru yang berada didepan Dika.

"anak yatim piatu kayak dia mana mungkin mau jujur bu, pendidikan dari orang tua aja gak ada" ujar wali yang hadir dan mengaku sebagai ibu dari Justin.

"mohon tenang ibu, kita harus dengar cerita dari dika terlebih dahulu" ucap guru bk yang masih berusaha membujuk Dika untuk berbicara. Namun, hasil dari bujukan tersebut tidaklah berhasil.

Air mata yang keluar dari kedua mata dika semakin deras setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut ibu Justin.

"tok tok tok" suara ketukan pintu membuat seisi ruangan menoleh dan menunggu siapa yang akan masuk ke ruangan ini selanjutnya.

Pintu dibuka dan menunjukan kehadiran sosok yang paling Dika butuhkan saat ini. Danu dan Jennie segera masuk ke ruangan BK tersebut tanpa rasa ragu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Guru Biasa (MINWON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang