Melati, nama salah satu Sekolah Menengah Atas yang terkenal dengan kepintaran siswa siswi nya, unggul di bidang akademik maupun non-akademik. Sekolah Terakreditasi A dan mempunyai fasilitas lengkap juga pendidik yang efektif.
"Udah Ameilsa, tidak usah panjang lebar," ujar Noi.
"Panjang dari Italia, noh masih dikit kalimat nya," bantah Prillya.
"Oke cukup, aku juga capek hahaha, paling pas presentasi tak terlalu di lihat sama guru nya." Ujar ku mencemooh.Terik panas terasa menembus dinding kelas ku XII IPA-4, di tambah lagi berlangsung nya mata pelajaran Sejarah yang bagi ku, juga mungkin bagi semua siswa di kelas, itu pelajaran paling membosankan. Terlihat dari mata sayup-sayup mereka menahan kantuk dengan dagu yang bertumpu pada tangan di atas meja. Tak di biarkan begitu saja, guru yang mengajar menyuruh kami presentasi bergantian per kelompok.
"Ini kenapa lesu semua? Langsung aja ya tugas presentasi nya. Kelompok 1 siap?" tanya guru sejarah.
"Oke bu." Respon Prillya.Kelompok kami yang maju pertama.
"Salam, kami dari kelompok satu akan mempresentasikan hasil belajar kita Minggu lalu. Saya Ameilsa Tarainna sebagai moderator, dan Noi Raduella juga Prillya Amanda yang akan membacakan makalah."Hasil presentasi yang sangat panjang itu sudah selesai di bacakan, kami duduk kembali ke tempat masing-masing.
"Kalian mau nilai berapa?" tanya guru sejarah.
"100 Bu, kalau boleh hehe," kata ku tak tau malu.
"Yang benar saja, hasil presentasi Cuma segitu yang kalian tulis," guru sejarah keheranan.
"Untuk yang belum maju, ibu harap bisa lebih lengkap, biar nilai nya bagus," tambah nya.
"Kan Ameilsa, Noi juga, udah ku bilang panjang dari Korea!" Prillya mengejek kami sambil tertawa tipis.
"Gwenchana." Ucap ku.Sebentar lagi beban-beban siswa di sekolah hari ini akan punah, karena 2 jam terakhir wali kelas kami masuk untuk mengajar pelajaran Bahasa Inggris dan memberikan pengarahan, lalu kami akan pulang ke rumah.
"Bau apa ini?" tanya Bu Iren tiba-tiba.
"Bau apa emang Bu? Tanya kami kembali serentak dengan kebingungan karena tidak mencium bau sesuatu.
"Bau-bau lulus," jawab Bu Iren sambil menyeringai.
"Duh, malah bau bawang sekarang." Ucap ku dengan hati yang menahan tangis.Berputar nya waktu yang telah menunjukkan jam untuk pulang dan kami menunggu bel berbunyi.
"Perhatian, berikut akan di berikan 2 pengumuman penting untuk seluruh siswa siswi SMA Melati, harap di dengarkan secara seksama."
"Yang pertama, ujian semester akhir akan di laksanakan pada tanggal 5 Maret 2025 dan di lanjutkan dengan ujian kelulusan 17 Maret 2025. Di harapkan seluruh siswa siswi SMA Melati, mempersiapkan diri kalian untuk ujian mendatang. Sekian informasi yang di berikan, terimakasih."Terdengar dari kelas, pengumuman yang di berikan berasal dari majelis guru sebelum kami pulang.
Tak lama suara bel pulang langsung di bunyikan, semua murid berbondong-bondong keluar kelas, hanya aku dan dua temanku yang berjalan santai menuju pintu kelas, dan bukan langsung pulang tapi menunggu ketiga temanku yang berbeda kelas. Mereka di kelas XII IPA-5. Setiap pulang kami memang saling tunggu menunggu.
Ku pantau dari jauh dua temanku yang sedang piket dengan rajin, lalu aku berjalan menghampiri mereka."Masih lama lagi kah? Sebentar lagi mau jam 5 tau," tanya ku dengan lesu.
"Iya nih, matahari udah mau pulang juga tuh," Prillya menunjuk langit lalu bertingkah seperti bocah dengan memegang rok nya bak princess dan menghentak-hentakkan kaki berjalan menuju parkiran yang tak jauh dari kelas mereka.
"Kalau kalian masih ngomong dan mengganggu saja mending pulang duluan sana, ke depan nya kita tak usah saling menunggu lagi!" omelan Shira dengan suaranya yang keras.
Spontan semuanya terdiam setelah di omeli oleh Shira dengan gaya nya yang sengak tomboy, tak ada satu pun yang menyahut ucapan nya.Angin sepoi-sepoi sore menyentuh kulit, langit yang sedikit terang tadi pun sedikit demi sedikit mulai redup. Tak lama teman-teman ku menyelesaikan piket nya. Kami semua menuju parkiran sekolah untuk mengambil kendaraan masing-masing dan segera pulang.
"Eh, lihat mading dulu yuk sebentar," ajak Aztella penasaran dengan mading update an baru.
"Besok aja lah Tel keburu malam," tolak Shira.
"Yaudah kalian duluan aja ambil kendaraan nya, aku mau liat mading sebentar aja, please?" mohon Aztella dengan meyakinkan kami, karena sangat penasaran pada mading update an hari ini.
"Aku mau ikut Tel" ujar Asaquel tiba-tiba.
"Aku juga ikut," ucap ku.
"Semua aja semua pergi, tak usah pulang ke rumah, tidur di sini aja sekalian." Celoteh Shira dengan muka yang menunjukkan dia sudah muak dengan kami.
Kami bertiga langsung berlari ke mading tanpa merespon Shira karena takut ia malah lebih marah."Nah kan banyak info baru di sini," Aztella.
Mata kami bertiga berputar-putar melihat sekeliling mading, tiba-tiba ada yang membuat ku tertarik dengan satu kartu kecil yang di sematkan di pojok mading. Warna silver bermanik yang membuat ketertarikan untuk di lihat."Ih lihat nih!" seru ku dengan menunjuk kartu silver.
"Apaan tu? Kupon berhadiah?" tanya Asaquel tertawa.
"Kok mirip kartu nama perusahaan gitu, mungkin promosi." Kata Aztella.Tulisan-tulisan kecil yang membuat ku tak bisa membaca dengan jelas, lalu ku cabut kartu itu dari pin, dan benar kata Tella, kartu itu berisikan promosi untuk pelajaran tambahan. Tapi aneh nya orang di kartu tersebut tak menuliskan nomor hp untuk di hubungi, melainkan tertulis kalimat "tersedia di balik kartu"
Dengan penasaran nya, aku balikkan kartu itu."Eh?" ucap kami bertiga terkejut melihat ada beberapa soal matematika yang tertera di belakang kartu.
"Ih aneh tapi lucu hahaha, kita di suruh cari jawaban buat temuin nomor nya," ujar ku.
"Aku lelah dengan matematika,kita serahkan pada uel," kata Aztella dengan kedua tangan nya mempersilahkan Asaquel untuk menjawab.
"Aku ikhlas." Terlihat Asaquel pasrah.(Drrttt) getaran suara dari hp Aztella
"Apa Noi?
"Aku, Shira, sama Pril pulang duluan, Shira udah marah-marah. Bye." Noi langsung mengakhiri telepon."Untuk soal pertama aku dapat 11," ucap Asaquel.
"Soal kedua, 16+8+4+2 itu tambah 1 atau tambah 2, kalau tambah 1 jawabannya 31, kalau tambah 2 berarti 32," sambung nya.
"Coba tes 31 dulu," jawabku.
"Oke, soal ketiga 3285."
Asaquel mulai mengetik angka-angka yang sudah ia dapat di ponselnya.
"+855 nomor negara mana?" tanya ku.
"Emm Kamboja itu kalau tak salah," jawab Aztella.(+855 11313285)
Asaquel langsung menekan tombol panggilan.
"Nomor yang anda tuju tidak terdaftar"
"Nah, coba angka 31 tadi ganti 32." Kata Aztella.
(Nggggg, ngggg) suara telepon berdengung lama, tidak ada yang menjawab telepon.
"Eh di jawab," kata Asaquel dengan mulut komat kamit tanpa mengeluarkan suara.
"Loud speaker." Kami yang juga ikut komat kamit.Entah mengapa suasana menjadi hening dan menegangkan di sore yang sebentar lagi akan gelap.
"Halo?"Bersambung ---
Semoga menghibur kalian.
Tungguin part selanjutnya ya!Sabtu 4 Mei 2024
08:16
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair
Детектив / ТриллерPromosi yang di berikan kepada Siswa-siswi SMA Melati untuk mendapatkan nilai tinggi dengan harga terjangkau. Akan kah mereka mengambil tawaran tersebut, atau menolaknya?