"Ngapain lu ganti baju segala. Kan cuma gladi," cicit Haechan mengomentari Jeno.
"Keringetan dia, lemah sahwat liat Karina turun gunung buat buka Porseni besok."
"Bacot!" timpal Jeno yang disambut gelak tawa tim kesebelasan Neo-Garuda.
Saat ini mereka tengah berkumpul untuk menunggu arahan dari pelatih Lee TaeYong untuk persiapan gladi resik melawan tim TreasureFC - kesebelasan dari sekolah sebelah.
"Fyi besok selain Tim Karina, adek kelas yang baru dilantik jadi ketua cheerleader yang baru juga gahar anjir. Siapa tuh, namanya? Ruka ya kalo gak salah? Ruka Baby Monster," lanjut Haechan. "Beuh bodynya, indah mirip Kak Jisoo. Udah punya pacar belum dia?"
"Tanya sama sohibnya tuh!" timpal Chenle, selaku penjaga gawang cadangan Jeno. "Si Ruka udah punya pawang?"
Seketika Sungchan tertegun. Lengannya yang tengah mengelap keringat, terhenti di udara.
"Hubungan lo sama Ruka cuma tetangga, kan? Ruka buat gue ya." Kali ini Lucas menjemput bola. Yang mana cuma dapet decakan dari bibir Sungchan.
"Tetangga kadang-kadang bisa kelonan loh. Temenan dari kecil udah berapa kali mandi bareng lu?" Kali ini Jeno ikut mencecar.
Satu geng mendadak memusatkan atensi pada Sungchan. Memang sejak tadi ia tidak begitu berminat pada percakapan yang sedikit membuatnya tidak nyaman di antara dominasi teman-teman satu timmya yang lebih tua.
Beberapa dari temannya terkekeh. Menyadari betul bahwa mereka laki-laki normal. Menggoda Sungchan yang masih dalam mode munafiknya membuat mereka seperti bayi-bayi yang haus hiburan.
"Mana bisa cowok-cewek temenan, salah satunya pasti ngarep tuh," kompor Jisung.
Lucas menepuk pundak Sungchan. Rambut panjangnya ia sisir dengan jari ke atas kepala. Senyum miringnya penuh arti. Setengah menggoda, ia melirihkan suaranya.
"Mau bertaruh? Si Ruka masih perawan, kan? Kalo gue bisa buktiin enggak. Bukan lo yang perawanin Ruka ka---"
BRAKKKK!!
"SHIIT!!" pekik Lucas. Refleks tubuhnya terhuyung dan menumbruk loker hingga membuat bunyi gaduh di ruang loker laki-laki ini. Tubuh jangkung Sungchan mendorong tubuh tegapnya.
Damn. Lucas bisa menangkap sorot nanar di iris mata Sungchan. Seumur-umur, hafal betul dia menerjemahkan kemarahan laki-laki ini.
"Maksud lo apa ngomong gitu?"
"Woi, santai dong. Lo kayak gak paham laki," bela Lucas. "Oh, wow. Semarah itu lo, gue gak nyangka. Sorry.. Sorry.. Oke, it's over, bro."
Kepalan tangan Sungchan mengendur dari cengkeramannya di kerah Lucas. Ia menghempaskannya sembarangan.
"Serem juga lo kalo ketrigger gitu," ucap Lucas masih terkejut dengan spontanitas Sungchan. Ia tak mengira dari ketenangan kawan satu timnya itu, menyimpan emosi yang begitu kuat dan cukup membekuk tubuh tegapnya. Catat: hanya karena masalah cewek.
"Plot twistnya Sungchan pawang yang sebenarnya. Ati-ati lu, wkwkwk," canda Haechan. "Mampus lu nyaris kena bogem wkwkw," ledeknya pada Lucas.
"Tenang, bro. Kita sohib kan, gak akan macem-macemin Neng Ruka. Kecuali atas izin lo wkwkwk," tambah Chenle. Tapi suasana tidak berhasil mencair. Raut Sungchan masih tidak terima. "Si anjir moodnya lagi gak kek biasanya," heran Chenle karena kesantaian kawan sebayanya itu hilang begitu saja.
Lucas memeluk Sungchan. Menepuk pundaknya. "Gue minta maaf. Gue tarik lagi kata-kata gue. Tapi, Bro. Lu musti hati-hati, kalo sikap lo begini, Winter bisa cemburu," celotehnya.
Yang lainnya terkekeh. Bagaimanapun, mereka bujang yang sudah melewati masa pubertas. Hal seperti ini lumrah terjadi dan sangat mereka pahami.
Sungchan menatap heran teman-temannya. Jangan bilang... Mereka semua memang tahu sesuatu?
Melihat tingkah Sungchan yang salah tingkah, mudah bagi pada bujang yang anti-polos polos club itu menilai. Tapi mereka cukup kompak untuk hal-hal seperti ini. Tahu di mana kebusukkan dan aib kawan satu timnya hanya dikonsumsi untuk kalangan sendiri wkwkwk. Kalo kata Lucas, minimal jadi laki harus punya sisi bangsat 1%. Itu yang bikin atraktif dan memikat cewek-cewek, sebab terlalu baik, hanya bikin sakit hati.
Jeno masih terkekeh. "Fiks kita ganti nama nih? Neo-aligator." Sambil memicing tajam meledek Sungchan. Memancing lelaki itu untuk tidak berlagak sok suci. Karena bagaimanapun, selugu apapun ia berusaha menutupi, mereka berkawan sejak sekolah dasar. Perkara hati doang mah, mereka mengaku di usia mereka sekarang adalah masa yang lagi lucu-lucunya. Lagi bangsat-bangsatnya.
Rahasia tinggallah rahasia. Sungchan bisa menutup rapat-rapat, tapi hidung laki-laki terlalu tajam mencium gelagat perserongan. Meskipun itu baru dugaan, baru selingkuh perkara oleng doang wkwkwk. Jeno malah yakin, di antara mereka bersebelas, sudah ada yang menjadi CCTV berjalan dan menyimpan file-file terlarang.
Mau bertaruh? Tinggal menunggu waktu Jung Sungchan pecah telur terjebak di dalam polemik asmara dan kebingungan perasaannya sendiri.
🍀
.
Today, sent;
Ruka
"Mau cek sekali lagi? Tpnya gue selipin di buku Biologi ya."
.
🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGIN [Jung Sungchan X Kawai Ruka]
Fanfiction[Remaja Dewasa] Kita selalu kalah selangkah, tahu-tahu sudah jatuh cinta.