Gadis muda yang baru menginjak usia 19 tahun kini sedang mengemban tugas pertamanya sebagai seorang duchess. Dia mengurus kebun dibagian barat kastil. Setelah bangun cukup siang, dia akhirnya meninggalkan ranjang empuknya. Sebelumnya dia sudah bangun pagi, namun dia mengalami migrain yang cukup parah. Tapi teratasi oleh kakashi yang telaten mengurusnya. Kepala pelayan itu memang bisa diandalkan.
Kini duduklah sang duchess di meja kerjanya. Dia nyaman di ruang kerja beraroma vanilla tersebut. Kakashi menyulap ruangan kerjanya dengan nyaman. Kursinya memiliki alas bulu domba, tidak menyakiti bagian belakang tubuhnya. Ada jejeran rak buku yang bisa dia pelajari untuk mengurus rumah.
Pekerjaan pertamanya adalah mengurus kebun tandus menjadi taman yang asri. Kastil duke sangat suram. Sejujurnya dia merasa takut dengan penampilan kastil namun kastil itu jauh lebih nyaman dibandingkan kamar kumuhnya di kerajaan. Dia ingin menambahkan warna-warna baru di kastil.
"Aku ingin membuat taman bunga. Bagaimana menurutmu kakashi?"
"Itu ide yang bagus nyonya."
"Tapi aku mungkin membutuhkan dana yang besar."
Kakashi sedang menuang teh dengan santai. Kini dia beralih melayani duchess saat duke sedang melakukan visit ke tambang. Dia senang melayani duchess. Duchess memiliki martabat yang luar biasa di usia 19 tahun. Beliau bisa mengurus masalah pelayan tanpa merendahkan profesi pelayan. Nyonya tidak menindas siapapun. Selain itu duchess tidak memiliki keeserakahan akan perhiasan, gaun-gaun mewah dan sebagainya. Duchess terlihat sempurna.
"Anggaran rumah tangga bisa nyonya gunakan sebaik-baiknya. Untuk pekerja, duke berencana mendatangkan infrastruktur ibu kota, tapi duke menunggu keputusan nyonya."
Sakura tercengang. Dia belum di tahap sana. Dia baru saja melakukan pertemuan dengan arsitektur hebat asli utara. Mereka memiliki banyak pilihan sehingga dia tidak perlu pusing untuk memberikan gambaran taman yang akan dia bangun.
"Aku akan bicara dengannya."
Jika mendatangkan infrastruktur dari ibu kota. Itu menjadi pemborosan. Ada banyak pekerja hebat disini.
Sakura menggunakan waktu untuk berpikir akan anggaran kebun. Di belum memutuskan bunga pertama yang ingin dia tanam.
"Apa aku bisa menanam bunga mawar?"
Kakashi masih berdiri dihadapan sakura sembari mengurus surat-surat yang datang untuk duchess. Banyak orang yang begitu penasaran dengan nyonyanya.
"Kau bisa menanam bunga apa saja. Mungkin bisa bunga lily atau amaryllis."
"Kau tau jenis bunga?"
"Adik ipar saya seorang florist nyonya."
Sakura mengangguk mengerti. Mungkin saja mawar kuning adalah ide kakashi. Mengingat begitu acuhnya duke mengurus hal-hal kecil seperti itu.
"Jadi mawar kuning adalah idemu?"
Kakashi refleks terbatuk. Tenggorokannya seperti ditarik paksa. Dia mengelus tenggorokannya pelan sebelum menatap sakura dengan hati-hati. Dia takut salah bicara dan membuat duke dalam masalah.
"N-nyonya."
"Siapa orang terakhir yang menerima mawar kuning?"
"Ee... itu lady hinata."
Sakura menaikkan alisnya. Dia sudah mendengar hal itu saat pesta kemenangan.
Apa duke masih berhubungan dengan countess mei terumi?
"Bukankah harusnya countess mei terumi?"
Kakashi mendadak pucat. Lidahnya kelu. Dia tidak menyangka duchess mengetahui kekasih masa lalu duke.
![](https://img.wattpad.com/cover/361432626-288-k55067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract (End-PDF)
RomanceGenre : Mature, Hurt, Romance, Historical Disclaimer : Tokoh milik Masashi Kishimoto Uchiha Sasuke x Haruno Sakura Pernikahan kontrak? Sejujurnya sakura meragukan hal ini tapi apa bisa sakura menghadapi takdirnya jika saja dirinya tidak melakukan ko...