1. [SY & JN]

37 4 8
                                    

Kasih yang Pernah Sampai Part 1
.
.
.
.

Sudah hampir 1 tahun keduanya menjalin sebuah hubungan asmara. Mulanya biasa saja, seperti sepasang kekasih pada umumnya. Mengantar jemput, pergi makan malam bersama, jalan jalan, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Sampai pada akhirnya, Bintang yang saat itu akan menemui Langit di kafetaria kampus, mendengar percakapan kekasihnya itu dengan sang sahabat, Wisnu.

"Lo kenapa deh akhirnya bisa sama si Bintang itu? Gue kira lo masih nunggu Mentari."
Ucap Wisnu setelah menyesap kopi pesanannya.

"Gue gamau bahas itu."
Balas Langit dengan nada malas.

"Tapi bener kan, lo itu sebenernya masih berharap sama Mentari? Lagian kalau kata gue, lo lebih cocok sama Mentari kali."

"Lo bahas itu lagi, kita gak perlu temenan lagi untuk kedepannya."

"Ah elah lo mah gaasik. Yaudah, gimana jadi ini pembagian tugasnya."

Setelah mendengar itu, Bintang memilih untuk tak meneruskan langkahnya dan berbalik menuju perpustakaan.

Bintang tahu, Mentari yang dimaksud Wisnu itu siapa. Bintang juga tahu, apa hubungan antara Langit dan Mentari di masa lalu. Bintang tahu, Bintang tahu semua karena ia juga menjadi salah satu saksi kisah mereka sejak SMP.

Bagaimana berita hubungan mereka yang menggemparkan satu sekolah, bagaimana mereka hampir di ambang kata selesai, dan bagaimana mereka pada akhirnya benar benar sampai pada kata itu.

Bukan disengaja, namun mungkin takdir mengatakan bahwa Bintang memang perlu menjadi saksi keduanya  bahkan sampai ketika memasuki dunia perkuliahan, mereka bertemu kembali di semester ke 3 karena sebuah seminar umum yang di adakan di gedung fakultasnya.

Mereka dekat, dan akhirnya menjalin hubungan yang sebenarnya seperti tak mendapat restu dari sahabat sahabat Langit.

Contohnya seperti ucapan Wisnu yang didengarnya tadi. Cukup menyakitkan, tapi terkadang Bintang merasa perlu tahu diri dengan dirinya yang baru muncuk di kehidupan Langit.

Melamun seharian dengan dalih membaca buku di perpustakaan membuat Bintang tidak sadar jika ternyata langit sudah mulai menggelap.

Ponselnya berdering,

Tulisan Langit🌱 terlihat jelas di layar benda pipih itu.

"Halo?"
Suaranya parau karena jika dingat, hari ini ia belum mengeluarkan suara sama sekali.

"Bi? Dimana?"

"Di perpustakaan nih."
Mencoba memberi sedikit intonasi menyenangkan.

"Lho, belum pulang?"

"Belum, tadi keasyikan baca buku sampe gak nyadar."

"Kebiasaan kamu tuh. Yaudah, tunggu di sana ya. Kebetulan aku juga baru selesai ngerjain tugas."

"Sama Wisnu?"

"Iya, kok tau?"

"Nebak aja, lagian emang kamu ada temen lagi selain Wisnu?"

"Yeuu temen aku banyak ya."

Bintang terkekeh mendengar lelaki di seberang sana berbicara dengan nada kesal yang dibuat buat.

"Haha iya deh iyaaa."

"Yaudah, aku matiin ya. Udah mau nyampe perpus nih."

"Ok."

Pip

Hening kembali menemani Bintang sesaat setelah panggilan itu diputus. Hingga tak lama, Langit datang sambil melambai semangat ke arahnya.

Seoyeon'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang