When i live together Naradhipta

PROLOG

Selamat menikmati!
aku harap kalian suka dengan cerita pertamaku, mohon dukungannya yaa, love u all!!

-----

Disinilah Lavanya, duduk dengan mata yang tidak berhenti menatap pria di sampingnya. Suara fotografer yang sudah sibuk mengatur gaya untuk berfoto pun tidak dihiraukan.

"Ini definisi 'She fell first, He fell too and he fell harder, La." 

Lavanya tidak pernah menyangka, surat yang dulu dia kirim lewat tangan ke tangan menjadi titik balik dari kisah cintanya. Saat itu yang Lavanya pikirkan hanya, semoga Adimas tahu kalau Lavanya sudah memiliki rasa semenjak pria itu membantunya di perpustakaan dulu.

Mungkin bisa di katakan, itu surat terakhir yang Lavanya berikan kepada Adimas. Sebelum dirinya ikut ke kota tempat Ayahnya di pindah tugaskan. Setelah itu, Lavanya sama sekali tidak tahu bagaimana kabar Adimas.

"Sayang, fokus." bisik Adimas ketika sadar wanita yang beberapa jam lalu sudah resmi menjadi istrinya itu melamun dengan mata manis yang tertuju ke arahnya.

Lavanya berdehem pelan, kembali fokus menatap kedepan, menghiraukan tatapan geli yang diberikan Adimas.

"Mas juga cinta banget sama kamu." ucapan yang terdengar penuh percaya diri itu, membuat Lavanya menatap nyalang dengan senyum yang di tahan.

"Siapa coba yang lagi nyatain cinta," mendengar itu Adimas terkekeh pelan. "Gak usah kepedean kamu."

"Tatapan kamu udah nunjukin semuanya, sayang."

"Kamu cenayang?"

"Bukan cenayang, tapi cowo yang kamu tinggal tanpa kepastian." Tanpa aba-aba Adimas mencium pipi Lavanya yang menatap kearahnya, kaget dengan apa yang barusan suaminya katakan.

"Wah, chemistry kalian bagus banget!" Seruan dari fotografer di depan sana membuat Lavanya yang tadinya tenggelam dengan tatapan Adimas, kembali kepermukaan. Sebenarnya, masih banyak sekali pertanyaan yang bersarang di pikiran Lavanya.

Lavanya hanya tahu, keduanya bertemu kembali dengan perasaan yang sama.

-----

TERIMAKASI SEMUANYA!!