"Sial!" Ucap seorang pria yang membuang hasil testpack yang bergaris dua itu. Bahkan raut wajahnya sangat marah sekali sekarang ini.
"Bagaimana mungkin aku bisa mengandung anaknya saat ini? Dia bahkan sangat dingin dan hanya perduli dengan pekerjaannya saja. Aku harus apa sekarang? Kalau mommy sampai tahu aku bisa saja di usir." Kesalnya sembari melihat perutnya yang masih datar itu. Hingga akhirnya dia kepikiran satu cara yang pasti saat ini. Lalu diapun mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada ibunya.
Mommy.
Mommy aku akan menetap dengan temanku di Jeju selama 10 bulan.
Kau tidak lupa bukan? Kalau kau harus menikah dengan Choi Soo bin. Dia akan menjadi pewaris dari keluarga Na.
Mommy sudah sangat yakin? Dia hanya cucu tiri keluarga itu.
Mommy sangat yakin, setelah kau selesai langsung pulang karena kalian akan menikah. Mengerti?
Ne.
Setelah melihat pesan itu, beomgyu langsung membereskan pakaiannya dan segera pergi dari apartemen milik kekasihnya itu tanpa mengatakan apapun. Bahkan dia juga tak meninggalkan apapun.
9 bulan kemudian....
Seorang pria mungil yang terlihat cantik dan tampan disaat bersamaan tersenyum menyambut hari yang cerah dengan memasukkan cake yang baru saja jadi pada lemari pendingin karena dia seorang pemilik tokoh kue.
Kring!
"Selamat da—" dia terkejut melihat anak dari kakak tiri mendiang ibunya yang datang dengan tas cukup besar juga bayi merah di gendongannya.
"Beomgyu? Anak siapa ini?" Ucapnya sangat kaget. Pria bernama Beomgyu itu lantas memberikan bayi merah itu padanya membuat sang empu langsung menggendong nya dengan susah payah.
"Apa maksudmu Choi Beomgyu!"
"Aku tidak menginginkannya. Dan lagi aku akan menikah sekarang, jadi mengingat kau hanya sebatang kara dan menyukai anak-anak, maka aku berikan padamu. Dia bisa jadi anakmu atau kalau kau tak mampu mengurusnya berikan saja pada ayahnya. Na jaemin."
"Kau gila? Dia anakmu bukan?"
"Tidak, karena aku tak menginginkannya. Lagian ayahnya sangat menyebalkan. Begitu juga dengan orangtuanya, mereka sangat menyebalkan. Memang mungkin ayah bayi ini sangat memanjakan ku tapi aku tak mau bersama pria sepertinya. Dan lagi, aku akan menikah sebentar lagi. Jadi, terserah kau mau apakan bayi ini."
"Kenapa kau Setega ini? Bayi ini milikmu."
"Ayolah Huang Renjun, kau tak perlu mendramatisir keadaan. Jika kau tak mau bayi ini, tinggal serahkan pada ayahnya. Oke? Bye. Jangan temui aku. Atau bicara tentang ini, jika kau masih ingin hidup tenang." Ucap pria bernama Beomgyu itu lalu pergi begitu saja.
Pria mungil bernama Huang Renjun itu menatap sendu pada bayi yang masih merah itu, sekarang dia tak tahu harus melakukan apa. Dia bukannya tak mau merawat bayi ini, tapi apa dia mampu?
Kring!
Renjun langsung menghapus airmatanya dan menatap pelanggan yang sudah menjadi langganan tokohnya bahkan keduanya sangat dekat seperti seorang teman.
"Renjun? Bayi siapa ini? Dia sangat menggemaskan sekali, walaupun mungkin baru lahir beberapa hari."
"Ini bayiku." Membuat sang empu yang bertanya tertawa begitu saja.
"Jangan bercanda renjun, aku tahu kau seperti apa, lagian kau juga bukan submissive yang seperti itu. Bagaimana mungkin tiba-tiba kau punya anak, padahal kau tak mengandung sama sekali."
"Dia memang bukan anak kandungku haechan-ssi. Dia anak dari sepupu tiriku, dia membuangnya. Karena tidak menginginkannya. Dia mengatakan kalau aku tak mau merawat bayi merah ini, maka aku harus menyerahkan pada ayahnya." Pria yang dipanggil Haechan itu lantas menghentikan tawanya dan melihat kalau renjun sedang serius tidak bercanda sama sekali.
"Apa dia tidak punya hati. Tega sekali membuang anak sendiri." Kesalnya.
"Aku tidak tahu harus apa, membesarkan seorang anak, aku merasa takut tak bisa memberikan semua yang dia butuhkan." Ucap renjun menatap bayi di gendongannya itu.
"Kalau begitu kau beritahu aku siapa ayah anak ini, biar kita cari bersama lalu berikan padanya. Biarkan dia menjadi tanggung jawab ayahnya."
"Bagaimana mungkin? Walaupun belum sehari, aku tak mau melepaskan bayi ini Haechan."
"Setidaknya kita harus tahu ayahnya renjun, lagian untuk membuat akta anak ini di negara, harus ada nama kedua orangtuanya." Renjun hanya diam saja sembari terus meneteskan airmata.
"Katakan renjun. Kau tahu aku siapa bukan? Menemukan orang itu adalah hal yang mudah bagiku."
"Ayah bayi ini na— Na Jaemin." Ucap renjun yang tak tahu menahu siapa Na Jaemin sebenarnya.
"Apa?! Kau serius?!" Kaget Haechan. Renjun hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Kalau begitu, ayo ikut aku." Ucap Haechan tapi renjun tak beranjak.
"Aku tak mau, dia bisa saja tak mengakuinya Haechan."
"Kalau begitu, kita lihat apa yang ada didalam tas ini." Ucap Haechan lalu diapun membuka tas itu dan melihat semua hal yang bersangkutan dengan bayi merah itu bahkan tes dna yang dilakukan beberapa saat setelah bayi merah ini lahir.
"Ini semua buktinya. Ayo kita pergi, aku tahu bisa menemukannya dimana." Ucap Haechan datar lalu diapun membawa tas bayi itu dan menarik tangan renjun pelan agar bayi yang masih tidur itu tak terganggu sama sekali.
Di perjalanan.
Haechan mengemudi dengan kecepatan sedang, sedangkan renjun hanya menatap bayi dalam gendongannya itu. Bayi itu bahkan belum berusia seminggu sama sekali. Haechan lantas menghubungi seseorang.
"Hallo sayang, ada apa?"
"Aku sedang diperjalanan akan kerumah bibi Na dan Paman Na."
"Ada apa sayang?"
"Kau susul kesana, nanti kau juga akan tahu." Ucapnya lalu mematikan telpon secara sepihak. Renjun hanya memandang Haechan tak mengerti.
"Kau akan tahu saat kita sampai. Kau tenang saja, setidaknya bayi merah ini akan hidup dengan baik bersama ayahnya." Ucap Haechan dan renjun hanya bisa mengangguk dengan harapan kalau ucapan Haechan benar adanya.
🐣🐣🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Wave (jaemrenle ft jaemgyu)
FanficHuang Renjun dikagetkan dengan kedatangan anak dari kakak tiri mendiang ibunya, Choi Beomgyu yang datang dengan bayi merah dan pergi begitu saja, hingga membuat renjun terhubung dengan Na Jaemin. Akankah keduanya hanya akan berpihak sebagai orangtua...