II

84 16 5
                                    

"Hari ini mau main kemana ya?"

Belum sempat memutuskan mau pergi kemana, Serin menerima panggilan dari kontaknya yang bertuliskan 'Aing maung (manager)'.

"Halo, dengan Serin disini."

"...."

"Ah aku lupa kalau hari ini ada jadwal ke perusahaan. Maaf maaf, aku akan segera kesana."

"...."

"Iya, ini aku mau berangkat. Bye bye."

Mengelap keringat yang tidak ada di dahinya, Serin bernapas lega karena dirinya belum sempat pergi tadi. Ternyata dia hari ini ada kunjungan ke perusahaan untuk membahas pekerjaan mana lagi yang harus dia ambil setelah syuting iklannya selesai. Dia segera keluar dari apartemennya dan berjalan menuju halte bus terdekat. Ketika dia naik bus, hanya tersisa satu kursi disamping seorang laki-laki bertubuh gemuk yang sepertinya sedang menulis sesuatu.

"Permisi, apakah kursi ini kosong?" Tanya nya sambil tersenyum ramah dan menunjuk kursi yang dia maksud.

Laki-laki itu mengangguk gugup ketika Serin tiba-tiba menanyainya. Serin yang mendapat jawaban langsung mendudukan dirinya disana. Sesekali mencuri pandang pada buku yang laki-laki itu gunakan untuk menulis.

"Lagi nulis apa? Boleh lihat?" Serin mendekatkan kepalanya pada laki-laki itu.

"I-ini lirik lagu, a-aku menulis lagu." Jawab laki-laki gemuk itu dengan gugup karena wajah Serin yang terlalu dekat.

"Ih keren banget, kalau sudah jadi dan direkam aku mau dengerin dong." Ucap Serin bersemangat.

"Oh aku sudah sampai, bye bye. Kapan-kapan ketemu lagi ya." Pamit Serin sambil melambaikan tangannya sebelum turun dari bus.

Laki-laki itu hanya terperangah dan terpesona oleh sikap gadis cantik yang baru saja dia temui itu. Pikirnya tidak mungkin gadis cantik itu akan bertemu lagi dengannya yang buruk rupa ini. Ah masa depan siapa yang tau...

—🌺—🌺—🌺—🌺—🌺—🌺—🌺—🌺

Ruang rapat yang tampaknya berisi orang-orang penting itu sunyi. Mereka saling diam tak membuka suara sambil menampilkan raut wajah marah dan saling bertentangan. Suara ketukan pintulah yang membuyarkan suasana hening itu, sesosok gadis bertubuh mungil berwajah cantik masuk.

"Kenapa sepi banget? Maaf ya aku telat, aku lupa kalau ada rapat hari ini..." Dengan wajah penuh raut menyesal Serin meminta maaf pada semua orang di ruang rapat itu, sebelum duduk di kursi yang berada di sebelah managernya.

Yoo Seungkwan, manager Serin masih menatap orang-orang yang ada disana dengan wajah kesal dan mata penuh kemarahan. Serin yang merasa diabaikan sedikit menyenggol siku managernya, menanyakan apa yang terjadi.

"Direktur, apa otak mu mati? Karena itu kamu bisa mengganti Serin dengan Aru yang baru saja debut untuk audisi posisi peran perempuan kedua dalam drama terbaru sutrada park??" Nada bicara manager Yoo datar menahan amarah.

Manager Aru yang mendengar itu merasa tersinggung, "apa maksudmu? Kamu pikir semua sumber daya perusahaan harus diberikan pada artis asuhanmu itu? Ha?"

Aru yang juga mendengar perkataan manager Yoo membuat wajah kesal dan memutar matanya malas. Direktur tampak cemas dan bingung bagaimana harus menanggapi ini. Pihak sponsor Aru memutuskan berinvestasi pada drama itu dengan syarat Aru harus mendapatkan peran wanita kedua. Sedangkan, Serin yang harusnya mengikuti audisi peran ini adalah solois dan aktris berpengalaman yang sudah debut sejak berusia 13 tahun, dan sutradara lah yang meminta secara langsung pada Serin untuk mengikuti audisi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lookism x female ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang