Pemuda manis dengan surai pink itu berjalan perlahan menuju beberapa orang yang menunggu kedatangannya, saat melihat itu Jaemin berlari kecil dengan satu koper yang ia bawa."Ayah, bunda, kak ren!" Teriak Jaemin, senyum itu terus mengembang membuat orang yang di panggil ikut tersenyum kearahnya.
"Nana!"
Jaemin memeluk tubuh dua pria manis berbeda usia itu dengan erat lalu memeluk pria tampan yang sejak tadi hanya melihat.
"Nana rinduuuu~" ucap Jaemin.
"Bunda juga rindu, bagaimana kabar Nana?" Tanya Winwin, Jaemin tersenyum.
"Baik sekali karena akhirnya kita bisa berkumpul di negara kelahiran nana setelah nana belajar di luar negeri." Jawab Jaemin senang, Winwin tersenyum dan mengecup pipi Jaemin lembut.
"Ayo pulang, bunda sudah masak makanan kesukaan ayah, nana dan kak ren." Ucap Winwin, Jaemin mengangguk antusias.
"Ayo pulangggg, ayah let's gooooo!" Yuta tersenyum dan membawa koper Jaemin, sementara tiga pria manis kesayangannya itu berjalan lebih dulu sambil bergandengan tangan.
Dalam perjalanan diisi dengan obrolan Jaemin dan Renjun, kakak beradik itu asik bercerita ditambah dengan sang kakak yang akan menikah dalam waktu dekat ini.
Winwin dan Yuta hanya tersenyum mendengarnya, mereka saling bertatapan sebentar sebelum tangan Yuta mengusap tangan Winwin lembut.
"Ayah." Panggil Jaemin, Yuta yang fokus menyetir hanya menjawab dengan gumaman.
"Nanti ke minimarket sebentar boleh? Ada yang mau Nana beli." Ucap Jaemin.
"Boleh sayang." Jaemin tersenyum.
"Terima kasih." Yuta mengangguk.
Setelah menemukan minimarket, mobil yang Yuta jalani berhenti. Jaemin dan Renjun turun, sebenarnya Jaemin ingin pergi sendiri namun Renjun ingin ikut.
"Kamu mau beli apa?" Tanya Renjun.
"Cemilan, tapi lagi mau es krim gitu. Kak ren mau beli apa?"
"Kakak cari dulu, kamu lanjut cari cemilan sama es krim aja." Jaemin mengangguk.
Saat ingin mengambil es krim, Jaemin merasakan seseorang memegang kakinya. Pemuda manis itu menunduk, mendapatkan anak kecil yang mendongak menatapnya.
Sangat menggemaskan.
"bunaaaa!" panggil anak kecil itu membuat Jaemin bingung, pria manis itu menatap ke kanan dan ke kiri mencari tau siapa yang anak itu panggil tapi ternyata hanya ada dirinya.
"aku?" Anak itu mengangguk.
"bunaaaa, yuci kangeeen." Kata anak itu, memeluk kaki jenjang Jaemin membuat Jaemin bingung dan tersenyum kikuk.
"Nama kamu yuci?" Anak itu menggeleng, tak mau melepaskan pelukannya pada Jaemin.
"Nama yuci itu, Yushi." Katanya, Jaemin mengangguk.
"Jangan kencang-kencang ya peluknya, nanti Yushi tak bisa bernafas. Mau kakak gendong?" Anak itu mengangguk.
"Buna bukan kakak!" Marah anak itu, sangat lucu membuat Jaemin gemas dan menggendongnya.
"Yushi mau es krim?"
"Mau mau!"
"Mau yang mana?" Tanya Jaemin, anak itu menunjuk salah satu dan Jaemin langsung mengambil.
"Terima kasih Buna, ayo kita pulang. Let's gooooo!" Ucap Yushi membuat Jaemin diam kemudian tersenyum.
"Yushi sama siapa ke sini?"
"Sama ayah, tapi tadi lagi teleponan jadi yuci langsung ke tempat es krim dan ketemu buna."
"Yushi." Jaemin yang hendak berbicara pun menoleh begitu dengan Yushi, mendapatkan pria dengan setelan kantor yang mendekat kearah mereka.
Jaemin diam menatap pria itu, begitu sebaliknya. Pria manis itu merasa tak asing dengan pria tampan di depannya, ia seperti pernah melihat tapi dimana?
Hatinya juga sedikit berdebar melihatnya, kenapa perasaan ini muncul?
"Ayaaaaaaaah! Lihat yuci di gendong siapa?" Ucap Yushi senang membuat kedua pria itu tersadar dari lamunannya.
"Yushi ayo pulang, ayah masih ada urusan." Sahut sang ayah membuat Yushi melunturkan senyumnya.
"Yuci mau sama Buna, ayah. Uchi kangen bunaa." Lirih Yushi dengan kepala yang menunduk.
"Lee Yushi."
Yushi mendongak dan mengulurkan tangannya pada sang ayah, membuat senyuman pria tampan itu terlihat.
"Maaf karena anakku menyebut dirimu Buna." Ucap pria tampan itu membuat Jaemin tersenyum tipis.
"Tak apa."
"Kalau begitu aku dan Yushi permisi, sekali lagi maaf."
"Buna, yuci pulang dulu. Buna jangan lupa pulang ke rumah ayah, ya! yuci selalu tunggu Buna pulang, dadah bunaaaaa!" Yushi melambaikan tangan membuat Jaemin ikut melambaikan tangan juga, pria manis itu kemudian berbalik untuk mengambil beberapa es krim dan kembali ke rak cemilan.
"Na." Jaemin menoleh.
"Udah?" Jaemin mengangguk, kedua ke kasir dan membayar belanjaan mereka.
Saat masuk ke dalam mobil, Jaemin mendapatkan aura tak enak dari kedua orangtuanya.
Tanpa mengatakan apapun Yuta langsung menjalankan mobilnya menuju rumah, membuat Jaemin diam sementara Renjun tersenyum tipis.
Pria manis itu tau penyebabnya apa.
😺
"Ayah, kapan buna akan pulang?" Tanya Yushi, anak itu duduk anteng di samping pengemudi.
"Ayah tidak tau."
"Kenapa? Apa buna marah karena yuci nakal? hiks yuci janji tidak akan nakal lagi ayah, asal buna pulang. Yuci mau peluk dan di puk puk buna sebelum bobo." Lirih Yushi, menundukkan kepalanya dengan terisak pelan.
Pria tampan itu, Lee Jeno. Hanya bisa mengusap surai anaknya pelan, ia bingung harus menjawab apa.
Memilih menepikan mobilnya, pria tampan itu mengangkat tubuh mungil Yushi. Ia pangku dan peluk dengan mengusap surai Yushi lembut.
"Yuci bisa minta ayah peluk dan puk puk sebelum tidur, dengan ayah saja ya?" Yushi mengangguk pelan dan mengeratkan pelukannya pada Jeno, lalu mengecup kening Yushi dengan sayang.
"Sudah, jangan menangis. Hari ini kan yuci akan bermain bersama kakak Riku, nanti ayah jemput setelah pekerjaan ayah selesai, ya?" Yushi mengangguk.
"Yuci tidak menangis, tapi air matanya keluar terus ayah hiks." Jeno terkekeh pelan, mengusap air mata Yushi lalu mengecup kedua pipi bulat anaknya.
>_<
tbc.
Menurutku Yushi nih agak mirip Jaemin plis, lucu banget yumeng anak nana meong meong.
KAMU SEDANG MEMBACA
secret | nomin [✓]
FanfictionJaemin tak pernah menyangka jika keluarganya menyembunyikan hal sebesar ini.