Hari ini, sorotan tak terbantahkan tertuju pada Viona Mandalia Putri saat mpls sma pertama kali dimulai. Sebagai seorang siswi yang cantik dan juga anak dari kepala sekolah sma sanjaya,kehadirannya di sekolah menjadi sorotan utama, terutama bagi para siswa laki-laki yang terpesona oleh pesonanya.
Ketika Viona keluar dari mobil, kehadirannya seolah-olah memancarkan aura yang menghipnotis seluruh siswa dan siswi yang hadir. Matanya dipenuhi dengan sorotan ingin tahu dan kagum dari mereka yang menyaksikan.
Tiba-tiba, dua siswi berdiri di samping kanan Viona, menyapanya dengan penuh keceriaan. "Halo, queen! Selamat pagi," seru salah satu dari mereka, Cila, dengan suara yang penuh semangat.
"good morning, princess of school sanjaya.anyway u look so pretty ," tambah Kanaya, senyumannya memancarkan kehangatan.
Tak ada keraguan di antara mereka, mereka bertiga saling menepuk tangan sebagai tanda persahabatan yang telah terjalin erat sejak masa smp mereka.
Dengan langkah yang penuh keyakinan, mereka bergerak menuju kelas yang telah ditentukan untuk mpls. Namun, sorotan dan perhatian tetap mengikuti mereka sepanjang perjalanan, menyaksikan bagaimana Viona Mandalia Putri, sang queen, mengarungi hari pertama mpls dengan kecantikan dan pesona yang tak terbantahkan.
Di tengah kehebohan hari pertama MPLS di SMA mereka, ada satu sosok yang tak luput dari sorotan, seorang laki-laki yang terlambat. Namun, kehadirannya bukanlah yang biasa-biasa saja. Dia adalah Ravendra Kalio Revire, sosok yang telah mencoreng berbagai sudut sekolah dengan kekacauan yang ia ciptakan, dan selalu setia ditemani oleh sahabatnya, Raden Sebastian Saputra.
Tanpa ragu, kedua sahabat ini memutuskan untuk memanjat gerbang sekolah, meskipun MPLS telah dimulai.
"Bro, buru!" desak Raden dengan tatapan yang gelisah, melihat situasi di sekitarnya.
"Sabar, coy," jawab Raven dengan determinasi, lalu dengan gerakan cepat, ia melompat untuk memanjat gerbang. Namun, nasib tidak berpihak padanya, dan ia terjatuh dengan keras, kakinya tersandung oleh sesuatu di tanah.
"Udah, bro?" tanya Raden dengan suara yang penuh kekhawatiran, menyaksikan Raven yang terjatuh.
"Sialan, sakit," desah Raven, wajahnya terasa terasa terhimpit oleh rasa sakit yang menusuk-nusuk.
Tanpa kata-kata, Raden dengan sigap memanjat gerbang dengan lincah, terkekeh melihat Raven yang terjatuh dan kesakitan.
"Siapa suruh lo naik gerbang," ujarnya sambil tersenyum penuh kemenangan, namun sorot matanya menyiratkan kekhawatiran yang tersembunyi.
"Bacot, lo juga ikut-ikut! Buru bantuin gua," balas Raven sambil mencoba bangkit berdiri dengan kesulitan, namun tekadnya tak tergoyahkan meskipun tubuhnya terasa terasa terhimpit oleh rasa sakit.
Raden dengan sigap menopang Raven, membantunya berjalan menuju kelas yang telah ditentukan.
"Kan kata gua apa, batu sih lo," ejek Raden sambil tetap menopang temannya.
"Iya, iya, salah gua," sahut Raven dengan nada menyerah.
Tiba-tiba, seorang satpam melihat mereka berdua dan menanyakan keadaan Raven, "Kenapa, kawan-kawannya?"
Raven segera mengeluarkan alasan, "Ah, ini pak, saya tadi malam tanding taekwondo melawan spek dedy Corbuzier, jadi cedera deh," ucapnya sambil mencoba untuk mengelak.
Raden hanya bisa tersenyum datar melihat temannya yang begitu lihai dalam mengarang cerita.
Satpam itu mengangguk mengerti, "Hati-hati ya, bawa saja ke UKS langsung lurus aja," ucapnya.
"Iya pak, matur nuhun," ucap Raden dan Raven serentak.
Raden kemudian kembali menopang Raven, berjalan menuju UKS.
"Semoga aja kapok dah lo," kata Raden sambil tersenyum.
Namun, sebelum Raven bisa membalas, tiba-tiba terdengar suara "bruk!" yang membuat Raven terjatuh lagi, kali ini untuk kedua kalinya.
"Sialan," ucap Manda dengan perasaan marah melihat Raven dan Raden.
"Lah, nyolot lo?" tanya Raven yang masih terjatuh, namun ia berusaha bangkit kembali dengan perasaan yang campur aduk.
..
![](https://img.wattpad.com/cover/368511313-288-k9a7bd3.jpg)