06. Peran Semu Seorang Ayah

176 28 4
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"Kita yang tak mampu, atau semesta yang tak mau?" - Narendra Diaskara.

----

Naren menatap sinis ke arah dua orang remaja seusianya yang tengah memandangnya dengan tatapan remeh.

"Bapak lo, bapak gue juga tau," ucap salah satu remaja tersebut, senyuman mengejek tercetak jelas di bibirnya.

"Cih, sekalinya punya bapak kok punyanya orang, sih?" balas Naren.

Remaja itu mengepalkan tangannya, giginya bergemelatuk akibat geram.

"Sialan!" gumamnya.

Naren balas menatap remeh remaja di depannya itu, sungguh sangat mudah sekali tersulut emosi, Naren suka ini.

"Sadar diri lo itu kapan, sih, Sey? Lo itu benalu, lo perusak. Udah lahir hasil dinas, masih aja belagu. Minimal kalau mau sombong itu jadi anak halal dululah," sindir Naren, ucapannya meluncur begitu saja tanpa disaring.

Jersey, anak hasil perselingkuhan Jaya dan wanita simpanannya. Jika sudah berhadapan dengan Jersey, Naren sungguh tak bisa menjaga lisannya itu, entah mengapa, rasanya sumpah serapah seketika meluncur bebas dari mulutnya.

"Halal doang tapi nggak bahagia, bapak lo, tuh, lebih sayang sama Jersey, asal lo tau," ucap Saga, remaja yang berstatus sebagai teman Jersey itu berucap; berusaha membela.

Naren terkekeh geli, ada-ada saja manusia-manusia di depannya ini. "Bangga banget, ya, jadi anak haram, Sey?"

Jersey mendelik kesal, sebuah bogeman baru saja akan menyapa pipi Naren jika saja panggilan dari seseorang tak terdengar.

"Naren! Kita ada rapat OSIS, lo udah ditungguin sama yang lain dari tadi," ucap seorang Siswa dengan bet kelas XII di lengan bajunya.

"Sekarang, Bang? Kok dadakan banget, sih, kayak tahu bulat?" tanya Naren, ia sempat melirik sinis ke arah Jersey dan Saga sebelum pergi mengikuti kakak kelasnya itu menuju ruang OSIS.

"Lo lolos kali ini, Ren! Liat aja besok, lo pasti abis di tangan kita!" teriak Saga.

Naren hanya tertawa dan melambaikan tangan kanannya tanpa menoleh ke belakang.

'Naren sialan! Awas aja lo.'

****

Malam harinya, Naren tengah duduk bersantai di ruang tamu sembari mengerjakan tugas yang memang belum selesai, sedangkan Hesa masih sibuk di kamarnya, entah apa yang remaja itu lakukan.

[✔] BENARKAH INI RUMAH? [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang