chapter 3

2 1 0
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
Happy reading

“Biasanya aja deh.” Jawab reana, yang membuat pikiran bagi ayahnya.

Karena reana terbiasa berangkat dengan jalan kaki, walaupun sekolahnya terletak tak begitu jauh tapi membuat sang ayah merasa sedikit sakit.

Putrinya sudah bersikap dewasa padahal ia baru kelas 6 SD, entah apa yang membuatnya selalu mengalah terhadap adiknya. 

“Padahal aku ingin melihatnya bertengkar dengan adiknya.” Dalam batin ayahnya.

Semua sudah berkumpul di meja makan andre yang merajuk duduk begitu jauh, yang biasanya selalu duduk di sebelah mama sekarang duduk bersekat dua kursi lebih jauh.

“Anak ganteng mama marah ni ya.”

“Ente kadang- kadang ente.” Jawab andre.

“Dek, ga boleh gitu.” peringat reana, ia begitu tahu bagaimana marah ayahnya bila tidak sopan kepada yang lebuh tua.

Setelah kalimat itu tak ada lagi yang berbicara, tidak begitu lama cara makan tersebut selesai.

Reana berdiri dari tempat duduknya

"Ma, Pa, Ana berangkat dulu.”

Berjalan ke arah kedua orang tuanya dan diakhiri dengan mencium tangan kedua orang tuanya.

“Hati-hati sayang.” Ujar mama, sambil mencium kening putrinya.

“Ih mama aneh hari ini.”

Reana berjalan kaki menuju ke sekolahnya, hari ini merupakan hari terakhir ujian nasional. Mapel yang di uji kan tidak terlalu susah menurut reana. Jadi ia dengan mudah mengerjakannya dan pulang lebuh cepat.

“ Loh kok udah pulang?”tanya andre adik yang..... isi sendiri
.
.
.
.
Tbcc

Tak Bisa Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang