06

23 7 0
                                        

Bu una pun berjalan keruang kelas Namira & Raisya.

Saat Bu una hampir memasuki kelas, murid-murid yang awalnya ribut pun saat itu juga menjadi diam.

Bu una masuk kedalam kelas dengan mengucapkan

"Assalamu'alaikum anak-anak" salam dari bu Una.

Semua murid pun berdiri dengan bersama, lalu mereka membalas salam dari bu Ani.

" Waalaikumsalam bu " jawab salam dari murid-murid itu.

Bu una pun melihat ada buku soal yang berada di lantai, ia mengambil buku tersebut lalu membaca buku soal itu.

Setelah itu Bu una menutup buku tersebut lalu ia duduk di meja guru.

"Kenapa soal ini ada disini? " tanya bu Ani.

Salah satu murid disitu berdiri dari bangku, lalu mengangkat tangan sebelah kanannya.

"Tadi saya lihat Namira membawa soal itu kesini bu, awalnya tadi dia mau nulis soal itu di papan tulis. Namun, Anak-anak pada cerewet bu, katanya soalnya terlalu banyak. " jawab salah satu murid itu dengan jujur. Setelah itu ia langsung kembali duduk di bangku nya.

Bu una pun berdiri dari tempat duduk nya " Soal ini berjumlah 50 soal dan di soal ini terdapat tanda tangan dari kepala sekolah. Dan kalo sudah seperti ini berarti kalian diwajibkan untuk mengerjakan soal ini. Tapi, mengapa kalian tidak mengerjakan soal ini? " tanya bu una sembari mengilingi dalam kelas itu.

"Tadi Namira sudah menyuruh buat kerjain soal itu bu, tapi setelah Namira tulis soal itu yang lain malah ngatain ngatain Namira bu. Mana mereka ngatain ngatain sampai membawa nama orang tua Namira bu" ucap salah satu murid tersebut.

" siapa yang ngatain ngatain Namira!? " tanya bu Una dengan tegas.

Murid-murid disitu pun hanya bediam saja dan tidak ada yang mau mengaku.

Mereka pun mulai berbisik bisik.

'Ihh tadi kamu kan yang ngatain namira'

'pasti dia itu yang ngatain si namira'

'Hayo kalian semua, siapa suruh kalian ngatain namira'

Suara bisik-bisik itu ternyata terdengar di telinga bu Una.

Sontak bu una pun memukul meja itu.

"Gak ada yang mau ngaku! Kalau kalian gak mau ngaku saya hukum kalian berjemur di lapangan!!! " ucap bu una dengan nada kerasnya.

Murid-murid dikelas itu menatap kearah jendela. Ya, cuaca saat ini bisa dibilang cukup panas.

Lalu, salah satu murid tersebut ada yang mengakui nya.

"S-saya bu yang udah ngatain Namira" ucap murid itu dengan gugup.

Bu una pun mendekati murid itu
lalu ia bertanya.

"Kenapa kamu ngelakuin itu!? " tanya bu una

Murid tersebut menjawab dengan sangat gugup.

"S-salah d-dia sendiri bu, m-masa dia jadi ketua kelas gak menegur teman-teman nya bu " jawab murid itu.

"Namira udah menegur mereka kok bu! Merekanya aja yang gak mau dengerin kata Namira! " ucap Raisya dengan tegas yang baru saja masuk kedalam kelas.

"Bener bu! Saya udah menegur mereka tapi mereka malah ribut bu. Juga pas saya ngasi soal ke mereka, mereka malah sampai ngatain ngatain orang tua saya bu " ucap Namira yang berada di samping Raisya

"TAPI KAN EMANG BENER ORANG TUA MU KEK GITU! " ucap salah satu murid tersebut.

"CUKUP!!!" teriakan bu una yang terdengar sampai keluar kelas.

Namira kangen abang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang