,gw yang bakal jadi satu kamar sama lu anggara Cakra mandala"
-Lanjutan-
Sunyi , dan sepi , tentu saja karena kamar barunya sangat lah luas dan cukup sampai 3 orang
Kini cakra sibuk membereskan pakaiannya didalam lemari yang ia gunakan untuk menyimpan pakaian tanpa perduli dengan teman sekamarnya ini yang selalu memperhatikan dirinya
Setelah cakra sibuk dengan kegiatannya ia melewati temannya yang sedang sibuk memperhatikannya dengan kata lain melihat badannya .
"Cakra."
"Hm?"
"Lu.. beneran ga inget gua?.."
"Eeng...gaa...?"
Cakra kebingungan dengan pertanyaan Wijaya teman sekamarnya ini, tanpa memperdulikan perkataan Yuda ,Cakra pun berjalan kearah sebelah kanan kasur nya dan meniduri tubuhnya
Hanya ada keheningan kembali diantaranya,
Cakra tanpa memperdulikan wijaya ,fokus membuka handphonenya dan lebih memilih mencari kesibukannya sendiri ,tapi beberapa menit cakra menyadari bahwa dirinya diperhatikan oleh seseorang ,ya siapa lagi jika bukan teman sekamarnya yaitu Wijaya ?
bola mata hitam Cakra melirik sekejap melihat Wijaya yang sedang menatap dirinya kebingungan
"lu liatin apaansi?"
"ouh.. gapapa"
sedikit malu dengan perlakuannya tadi ,Cakra berdiri dan berjalan mengarah ke tasnya yang berisi berupa peralatan seperti handphone ,Chasan ,laptop ,dll
Cakra mengambil sebuah handphone lamanya itu dan membuka kembali untuk melihat lihat, mungkin saja ia tertinggal dengan informasi lainnya seperti data laki laki yang pernah menjadi pacarnya itu
saat cakra membuka galery nya ia terkejut dengan banyak sekali foto laki laki yang berada ditwitnya tadi itu
deg
tapi setelahnya ia melihat foto itu kembali ,Cakra mengerti dengan maksut Wijaya dengan ucapan "Lu.. beneran.. ga inget gua..?" Bahwa laki laki yang pernah menjadi pacarnya ini adalah Wijaya ,teman sekamarnya itu ,dan ia baru mengingat masa dimana mereka berpacaran
Cakra tidak tahu apa yang harus ia lakukan ,haruskah ia memanggil dengan kata sayang untuk meyakinkan dirinya? Ttpi itu sedikit blak blakan bukan? atau.. haruskah ia memanggil dengan kata ledib? UHH.. mungkin?
"edib?"
deg..
Wijaya langsung menoleh kearah Cakra dengan wajah terkejut ,ya tuhan apakah ini pertanda bahwa Cakra sudah mengingatnya? atau melainkan hanya memanggil? tapi apakah mungkin ia hanya memanggil? karena tak ada seorang pun memanggilnya edib melainkan hanya Cakra seorang
"ya?"
"lu.. Wijaya.. pacar dulu.. gua?"
terkejut sudah Wijaya
"baru nyadar? huh?.."
Wijaya langsung berdiri dan berjalan mengarah Cakra tanpa pikir panjang Cakra sudah pasti berjalan mundur ,perlahan ia mundur dan akhirnya terpojok di pintu kamar
lalu Wijaya pun mengkabedon Cakra dengan tangan kanannya itu
"apa kabar sayang?, enak ga ghostingin aku? aku nyari kamu kemana mana .. tpi mustahil banget ,aku nyari kamu layaknya aku cari sebuah emas murni sayang.."
Cakra dibuat diam oleh Wijaya ,tak bisa berkutik, bergerak pun rasanya sesak sekali semakin cakra melihat sorot mata Wijaya semakin hawa yang mencekam dirinya itu, lantas apa yang harus dia lakukan?
"aku.. beneran ga inget apa apa waktu itu ,bahkan aku udah ganti hp setelah pind-"
"ga inget.. atau udah punya yng lain ayon.."
deg
,Cakra benar benar tak bisa berkata kata kembali menatap Wijaya saja sudah merasa akan dibunuh olehnya, tubuh Wijaya semakin mendekat dengan tubuh miliknya bahkan wajah Meraka hampir tak ada jarak sama sekali ,dengan kesadaran penuh wijaya ingin menyatukan bibir nya tetapi
Tok tok
"wijaya!! makan siaangg!!! 5 menit ditunggu rafel!!!"
ya, Wijaya dengan pasrah melepas tangannya yang berada di tembok karena gedoran dari pintu kamarnya ,dari suara saja sudah familiar siapa yang berteriak sudah pasti itu adalah kevin cees nya dari awal ia berada di jakarta
selangkah Wijaya mundur lalu menarik pinggang Cakra kedekapannya dan menyatukan bibir Wijaya dengan cakra
kini Wijaya hanya mempunyai waktu 5 menit untuk berciuman dengan cakra
Wijaya dengan erat memeluk Cakra dan bibirnya yang setia melumat kasar bibir sang kekasihnya ,sedangkan Cakra tangannya ia taruh di pundak Wijaya sambil sesekali meremasnya ,3 menit berlalu Cakra sudah mulai kehabisan oksigen dan memaksa Wijaya untuk menjauh
Wijaya tanpa terkecoh langsung melepaskan tautan mereka ,bukannya menjauh dari tubuh cakra ia malah pergi keleher yang putih dan mulus ,lalu menjilat , menyedot serta sesekali menggigitnya untuk membuat tanda dileher Cakra
Cakra sudah pasti menikmatinya ,apalah daya seorang pihak bawah yng hanya bisa terdiam saat dirinya akan dinikmati?
"d-dib .. udah yng lain udh nunggu"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Old Boyfriend (Slowed Up)
Teen Fictionlapak ledib x ayon (leyon) seme ; Ledib & Malik Uke ; Ayon & Azre