1. the story after the and

18 3 0
                                    

Senandung yang tak pernah terdengar
kembali terdengar.
Walaupun dengan suara berbeda
Latar yang berbeda, bahkan dunia
Yang berbeda.

||

Apakah akan ada hari dimana ketika dia membuka matanya ingatan yang kabur menjadi jelas? Dia tidak tahu tapi dia harap suatu hari nanti dia akan tau.

Kepingan-kepingan memori yang seperti susunan puzzle tak lengkap membuatnya terkadang bertanya-tanya, kemarin awan masih menutupi bukit.

Suara nyanyian burung terkadang begitu asing namun tidak di saat bersamaan.

"Lihat itu ibu! Burung-burung sedang bernyanyi, kira-kira lagu seperti apa itu bu" tanyanya kepada sang ibu yang membelai lembut rambutnya saat dia bersandar di jendela.

"Paman lihat, disana burung-burung sedang bernyanyi, kira-kira lagu seperti apa yang mereka nyanyikan ya" tanya seorang gadis dengan tangan menujuk keatas saat mereka berjalan menuju sekolahnya.

Senyuman manis yang sama terlihat jelas, yang membedakan hanya dia dulu harus mengangkat kepalnya untuk melihatnya dan sekarang dia harus menunduk untuk melihatnya.

Terkadang, ingatan-ingatan kabur itu menyeruk masuk saat mata mereka bertemu.

Tidak apa-apa, bisiknya sekali lagi kepada hatinya.

"Paman, mengapa paman ingin mengadopsiku? Dunia kan sudah hancur, tidak ada keuntungan untuk paman merawat anak kecil sepertiku di dunia yang sudah kacau ini." Pertanyaan yang gadis kecil itu lontarkan kala matahari mulai berwarna jingga jauh disana membutnya tersenyum rindu.

Dengan lembut dia membelai rambutnya yang berwarna hitam pekat. Terkadang itu tumpang tindih dengan merah.

"Apakah harus ada alasan untukku melakukan itu? Itu hanya sesederhana paman ingin" jawabnya lembut, dengan mata rindu. Dia harap, dia dapat melihat hamparan padang rumput.

Rambut merah berkibar lembut dengan suara tawa yang indah bagaikan lagu pengantar tidur, taman yang hijau dengan harum bunga membuat pemandangan itu mustahil dilupakan.

Adakah waktu dimana dia tidak akan mengingat saat ini?

Sayangnya sekarang ingatan itu memudar.

Bercampur dengan bau daging terbakar dan amis dimana-mana, juga warna merah pekat yang dia harap tidak pernah dia lihat.

Kapan terakhir kali dia tidak mencium amis darah? Entahlah mungkin bertahun-tahun yang lalu.

Diantara kenangan penuh luka, peperangan dan tragedi itu dia berharap ingatan ingatan kabur itu tidak menghilang ditimpa dengan amis darah.

Dia masih ingin mengingat surai coklat yang di sanggul rapi tanpa cacat sedikitpun, dia masih ingin mengingat suara berlarian di lorong dengan pedang besar seukuran tubuhnya, suara kertas yang digores tinta dan tatapan malu-malu yang melihatnya.

Tapi waktu itu kejam, atau dia yang kejam?

Ingatan itu seperti dia memegang pasir ditangannya. Dengan tanpa ampun melewati jari-jarinya.

Mengapa hanya darah dan darah, bangunan yang runtuh, teriakan orang-orang yang begitu jelas?

Waktu adalah hal paling kejam di dunia ini, dia tetap berputar bahkan jika dunia terbalik. Seperti dia saat ini.

"Paman, apa paman pernah menyesal?"
Dia hanya tersenyum mendengarnya.

"Tentu saja, paman memilikinya"

"Apa itu?"

"Nanti, saat kamu sudah besar akan paman beritahu" gadis kecil itu cemberut dan melipat tangannya tapi dia tidak mengatakan apapun lagi.

Dia dengan lembut membelai rambutnya.

Penysealan dimana bukan dialah yang menyelamatkan mereka.

Bukan dia yang berjuangan untuk rakyatnya, tanahnya dan dunia.

Tapi tidak apa-apa itu hanya sebuah penyesalan kecil.


Dulu dia adalah Cale Henituse, sampah dari timur laut yang kehilangan keluarganya.
Tapi sekarang dia adalah Kim Rok Soo, seorang pemimpin tim dari dunia yang hancur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

in another universe [oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang