"Rindu terkesan memaksa karena hanya sendirian. Tak peduli walaupun mati rasa sudah menjadi diagnosa. Rindu tidak lagi bergabung dengan frasa karena dianggap bohong semata. Padahal, rindu nya tetap tertuju, pada seseorang yang bahkan tak paham, mengapa rindu ini masih ada."
Alinea itu tertinggal di halaman pertama sebuah blog yang kini ramai diperbincangkan. Tak pernah tak ada yang berkunjung ke sana walaupun hanya sekedar memeriksa apakah penulis sudah memberikan narasi baru atau belum. Selalu ramai dan menjadi pembicaraan utama di sosial media, beberapa memastikan untuk siapa alinea itu dan beberapa hanya meninggalkan cinta karena menyukainya.
"Apa penulis masih terjebak di masa lalu nya?" Salah satu pertanyaan yang kini menarik perhatian pengunjung blog penulis dengan nama pena Dearesty itu. Beberapa turut mempertanyakan dan beberapa berspekulasi dengan mencocok-kan setiap alinea yang sempat ditinggalkan oleh penulis, tetapi tak ada yang memiliki jawaban pasti karena tak ada yang tahu siapa penulis itu sebenarnya.
Definisi nama besar yang tidak diketahui adalah julukan untuk sang penulis bernama pena Dearesty itu. Bersembunyi dibalik blog yang memang sengaja dipersiapkan untuk menulis dan bersembunyi dibalik karya yang sempat dijadikan sebuah drama. "Mengapa dia tidak berani muncul? Ini kesempatan untuk menjadi terkenal." Benar, hampir satu juta orang menyetujui ketikan yang tertinggal di blog, tetapi Dearesty tetap tidak pernah dikenal, oleh siapapun. Mungkin, hanya sang penerbit yang mengetahui bagaimana wujud Dearesty.
"Sampai kapan mau sembunyi?" Suara itu memecahkan keheningan di sebuah ruangan yang terasa hangat. Aroma teh herbal cukup menghapus jejak kertas yang berserakan diatas meja. Ada kertas basah, kertas yang diremas dan beberapa kertas memiliki tinta hanya beberapa paragraf. Target yang menjadi titik tanya itu, terdiam sambil menatap ke arah jendela dengan hujan yang kini turun cukup deras. Katanya, musim semi akan segera berakhir hingga hujan menguasai bumi untuk beberapa minggu kedepan. Begitulah yang diucapkan oleh prakiraan cuaca di berita.
"Aku hanya bertanya, kau tahu," Pernyataan itu terjeda, si pembicara mencari kalimat yang tepat agar tidak menyinggung sosok di hadapannya. Masih terlihat rapuh walaupun belasan tahun berhasil dilewati. Iris berwarna hitam nya masih meninggalkan bayangan masa lalu yang sudah jauh berakhir, sangat jauh. Namun, masih tetap tertinggal dan dinamakan sebagai penyesalan. "Aku ingin kau berhenti menutup diri, Jungkook." Nama itu berhasil membangunkan lamunan pemuda yang kini melirik hingga rambut hitamnya turut bergerak, melewati kelopak monolid tanpa berniat untuk mengganggu pandangan si pemilik.
"Ka Yoongi," Pemuda itu akhirnya bersuara setelah hampir satu jam terdiam dan membiarkan teh nya menjadi dingin di atas meja. Penulis itu mencoba untuk tersenyum walaupun akhirnya tak ada yang terukir. Wajah nya pun tak sudi lagi berbohong pada siapapun, membiarkan pemuda itu memiliki raut wajah sedih yang tak berujung dan siapapun akan langsung mengetahui jika Jeon Jungkook, penulis besar yang kini sembunyi tengah kehilangan.
"Bagaimana jika aku sudah berjanji?" Pertanyaan retoris diajukan. Pertanyaan itu diajukan hanya untuk menghentikan percakapan yang sebetulnya tak ingin dibahas. Penulis itu pandai memilah kata, tetapi lawan bicara nya juga pandai menjawab. Ia akan berpura- pura tidak mengetahui maksud sosok penulis agar pembicaraan berlanjut. Min Yoongi benar- benar khawatir walaupun sebenarnya, Jeon Jungkook memang seperti itu, setiap hari nya. "Mengakulah, kau sebenarnya menyesalkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscure Sorrows
RomanceTaekook Universe. Tak ada warna senja yang sama untuk kedua kalinya dan tak ada dirimu untuk kedua kalinya juga. genre; fantasi, romantis, melodrama. 13+