[ Yohan ]
________×
Sesuai dugaan Yohan sebelumnya, Ernes memanggil Ezra ke ruangan setelah pemuda itu baru saja pulang sekolah. Yohan bisa menangkap raut bingung yang berusaha Ezra tutupi.
namun yang tidak di sangka adalah, Ezra bersikap seolah memang itu adalah perbuatannya setelah mendengar apa yang di katakan sang kepala keluarga.
Yohan melihat.
melihat bagaimana gesper keras milik Ernes mengecut punggung Ezra tiga kali.
sebelumnya, Yohan memang ingin menertawai kejahilannya.
tapi ia tidak berharap ini terjadi.
apa apaan si tua bangka itu?
kakinya seolah di paku, ia hanya bisa termenung. Bahkan saat Ezra melewati dirinya untuk keluar dari ruangan, tak sepatah katapun mulut itu ucapkan.
'bangsat, kayaknya gua berlebihan'
"Kemari, Johan."
Yohan mengarahkan penglihatannya pada Ernes yang sudah duduk di kursi empuk hitam, yang ia yakini bahwa ruangan ini adalah ruang kerja Ernes.
"Ada apa?"
Yohan masih tak bergeming.
pemuda itu berbalik dan keluar dari ruangan, menghiraukan panggilan sang ayah dan berlari menaiki tangga. Nafasnya tak terkendali, dadanya bergemuruh, baru kali ini ia merasa sangat bersalah.
kini ia hanya bisa berdiri diam, di depan pintu milik orang lain. Meremas pinggir celana biru gelapnya. Jari kakinya tidak bisa diam.
Yohan ingin masuk, ingin meminta maaf walau itu memalukan, karena ia sadar bahwa apa yang ia lakukan terlalu keterlaluan untuk di sebut kejahilan.
lagipula siapa sangka si Ernes akan memperlakukan Ezra seperti itu?
gila memang.
pintu terbuka dari dalam, membuat Yohan yang tak siap melangkah mundur dan tersedak.
"Ngapain disini? mau jahil lagi?"
alis Yohan mengerut, ia menggigit bibir bawahnya dan mengalihkan pandangan ke arah lain. Nada suara kasar itu terdengar menyindir, sepertinya.
"Uh.. mau makan eskrim bareng?"
Ezra terlihat mengangkat satu alisnya, dan dengan dinginnya ia menggeleng, "tidak."
"Cookies? nenek ara tadi pagi buat jus alpukat, enak banget."
"Kenapa kamu seberusaha ini?" Ezra sedikit membungkuk, kedua wajah itu hampir bersentuhan. yang lebih tua menyeringai sedangkan yang kecil ketakutan, "merasa bersalah, heh?"
"Enggak, gua seneng waktu lu di hukum. gak mungkin gua merasa bersalah, mustahil."
Ezra meringis ketika kembali tubuhnya menjadi tegap, menyentuh punggung dengan gerakan hati hati. Wajahnya memerah dan tak berhenti mengeluh sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/362366748-288-k791021.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yohan ( hiat )
Teen FictionYohan itu selalu bangga sama tubuh bongsor tingginya, bahkan teman temannya selalu memanfaatkan dia untuk memimpin jalanan agar membuat lawan ketar ketir seolah melihat titan. tapi takdir tidak pernah ada yang tau, Yohan harus bertemu psikopat gila...