Chapter 12

2.6K 276 26
                                    

[ Yohan ]

________×

"BAJINGANNNNN!!"

Yohan menutup wajahnya dengan bantal, kulitnya memerah karena berteriak dan bocah itu langsung berlari ke arah kamar mandi.

membasuh wajah, dan termangu diam  sambil memperhatikan dirinya di cermin.

semuanya terlalu tiba tiba.

segala sesuatu yang sudah ia siapkan berantakan, dirinya hanya ingin bersekolah dengan nyaman dan teman teman yang bisa menemaninya seperti si kiting.

tapi apa apaan, ternyata bocah lemah ini berteman dengan geng preman.

"Johan, siapa lu yang sebenarnya."

manik hitam kelam itu masih memerhatikan dirinya sendiri di cermin, lalu menabrakkan keningnya ke arah cermin hingga pecah dan menimbulkan darah di keningnya.

pintu kamar terbuka lebar.

"Apa apaan, Johan?" suara kasar itu menyapa pendengarannya, Yohan berbalik dan menemukan tubuh menjulang Ezra yang masih menggunakan celana abu abu tanpa baju.

"Abang.."

Yohan bingung bereaksi bagaimana, saat Ezra maju dan menghimpit tubuhnya dengan wastafel. Pecahan kaca itu di genggam oleh tangannya yang besar hingga mengeluarkan darah.

"Tangan abang.."

jari jari kecilnya menyentuh milik yang lebih besar.

"Siapa yang buat kamu jadi begini?"

suara kasar itu merendah, entah kenapa Yohan merasa ia membuat abangnya khawatir.

Ezra menempelkan keningnya ke kening Yohan, memejamkan mata dan berbisik dengan suaranya yang kasar, "Kasih nama, cepet."

"Gak ada, adek yang ngelakuin sendiri."

"Bohong, kamu di bully? siapa? geng Kaslo?"

jadi bajingan ini tau dulu Johan sering di kerjain oleh bangsat Kaslo? bangke, bisa bisanya baru peduli sekarang.

"Enggak, tadi lantainya licin, pas adek mau pegangan sama ujung wastafel tapi malah kepala adek yang kejedot kaca."

Ezra menghela nafas, terlihat percaya dengan bualan adiknya dan langsung membasuh kening Yohan dengan lembut agar tak menyakiti.

setelahnya ia keringkan, lalu memberikan beberapa obat dan di tutup dengan kain kasa.

Yohan bercermin, dan meringis ketika melihat dirinya, seperti orang sekarat.

"Adek udah mandi?"

Yohan mengangguk, membiarkan Ezra membenamkan wajahnya di leher. Kedua tangan Yohan terangkat untuk menyentuh tiga luka memanjang di punggung telanjang Ezra.

"Maafin adek.."

"Sstt, udah gak sakit."

padahal jelas itu masih memerah, bibi ren saja masih sering membawa obat obatan ke kamar Ezra. Bajingan ini pikir Yohan tidak tau.

YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang