02.

13 2 0
                                    

cklek

"ah, sudah bangun rupanya" jaemin menatap kebelakang menemukan pria yang asing baginya

"siapa lo?" tanya jaemin menatap pria yang sedang berjalan ke arahnya itu, ia memundurkan langkahnya hingga mentok ke pagar balkon

"berbicaralah yang sopan kepada calon suamimu, na" ucap orang asing itu membuat jaemin mengerutkan keningnya 'apa maksud orang ini dengan calon suami?!!" ucap jaemin dalam hati

tiba tiba terlintas di pikiran jaemin cara untuk kabur dari rumah ini, ia menebak jika orang didepannya ini telah menculiknya, dan yang di mobil semalam adalah anak buahnya

jaemin maju selangkah demi selangkah, ia mengalungkan lengannya dileher pria asing itu dan menatapnya

"well, aku bahkan tidak mengenalmu namun kau dengan lancang berkata jika kamu adalah calon suamiku-" jaemin berjalan mengelilingi pria itu dan berhenti dibelakangnya untuk berbisik

"aku merasa kamu telah menculikku karena tertarik dengan ku, yaa ?" jaemin membuat nada suaranya menjadi sexy, membuat pria asing itu tertawa pelan

ia berbalik dan menarik pinggang jaemin sehingga badan mereka berdempetan, jaemin sedikit mendongak agar bisa menatap pria yang lebih tinggi darinya itu

"kau sangat benar sayang, wajahmu sungguh cantik, sayangnya kau telah memberikan wink kepada anak buahku semalam, itu membuatku cemburu dan rasanya ingin mencongkel mata itu karena sudah memberikan keindahannya kepafa orang lain." tekan pria itu, jaemin mematung mendengarnya, jangan-jangan mongri yang ia curi semalam adalah milik pria ini

"oh ya, apa kau sangat cemburu ? sebelum itu aku bahkan tidak mengenali nama mu, tampan" tangan jaemin bermain didada pria itu, ia berusaha tenang. pikirannya sudah kalut memikirkan apa yang akan pria ini lakukan padanya

"tenang, jangan tegang. namaku Jeno, Lee Jeno." ucap pria bernama jeno itu sambil tertawa pelan

"kau akan melakukan apa terhadap ku, jeno?" tanya jaemin masih dengan rencananya sambil terus mengelus dada bidang jeno, ia sedikit iri, jaemin juga sixpack namun tak segagah ini!

"apa yang harus aku lakukan dengan kelinci manis yang sudah mencuri narkoba milik ku ya?" ucap jeno dengan suara beratnya, wajah mereka semakin dekat, bibir mereka hampir bertemu namun jaemin segera menahan jeno

"sebentar, aku sangat haus setelah semalaman tidak meminum air, tunjukkan dapurmu aku ingin mengambil minum" ucap jaemin

"aku akan menelpon maid untuk mengambilkan nya" jeno hendak mengeluarkan ponselnya dari saku namun jaemin tahan

"biarkan aku saja! aku ingin jus, dan aku ingin melihat jus apa yang bisa aku buat dengan buah yang ada dirumah ini" ucap jaemin mencari alasan

"katakan saja ingin buah apa, aku akan menyuruh maid membuatnya" Jeno bersikeras membuat jaemin berdecak

"aku akan kembali dengan cepat, daddy .." ucap jaemin lirih sembari memperlihatkan wajah sayunya, jeno menggeram

"baiklah, dan jangan coba-coba untuk kabur karena .." jeno mendekatkan bibirnya ke arah telinga jaemin

"aku ada dimana-mana" ucap jeno perlahan lalu melepaskan dekapan pada pinggang jaemin, jaemin hanya mengangkat bahunya acuh, ia tak menganggap ucapan jeno sebagai ancaman untuk ia kabur

"dapur ada dilantai pertama dan dilantai ini, jika kau malas ke lantai pertama bisa pakai dapur dilantai ini, tanyakan saja pada salah satu pelayanku" ucap jeno lalu duduk disofa balkon dan menghidupkan rokoknya

jaemin segera pergi keluar kamar dan menuruni tangga, ia melihat sekeliling yang cukup sepi, ntahlah mungkin sibuk dengan kegiatannya masing-masing pikir jaemin

setelah ia pikir, ini masih terlalu siang untuk dirinya kabur, sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 11 siang, jaemin benar-benar haus dan lapar sekarang

persetan dengan kabur, ia lapar sekarang! logika saja bagaimana bisa kabur kalau tubuhnya lemas karena lapar, akhirnya ia bertanya pada salah satu pelayan yang lewat untuk menunjukkannya dapur

setelah sampai didapur, jaemin membuka kulkas, ia tak menemukan stock mie instan dimanapun jadi berakhir ingin memasak sesuatu yang bisa ia makan

akhirnya jaemin memasak sop ayam karena mood nya sedang bagus, serta menggoreng beberapa paha ayam, saat asik-asiknya memasak ada sepasang tangan yang melingkar di pinggangnya

"sedang apa, sayang?" ucap pria itu

to be continue!

terimakasih sudah membaca!, yang mau lanjut bisa comment emot "🦋" ya di comsect!

thief ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang