01

60 2 0
                                    

.

.

.

"RADEN SAKHA PRATAMA,GA SIAP SEPULUH MENIT KAMU GA DAPET SARAPAN" teriak seorang wanita dari dapur

Yang di panggil langsung bangun dan bergegas mandi dan siap siap,bahaya kalau ga sarapan bisa di tinggal juga dia sama ayah

Dia adalah Sakha Pratama,anak yang Jehian dan Azizah besarkan selama 17 tahun ini

Setelah siap,dia lari turun kebawah dan melihat ibunya berkacak pinggang tak lupa dengan tatapan galaknya

"Nge-game lagi kamu?"todong Azizah

Sedangkan sang ayah,Jehian Pratama sibuk dengan kopi dan sarapannya tak ada niatan untuk menolong putranya itu

"Ngga ko bu,cuma nonton bola" Azizah menghela nafas lelah

"Beneran fotokopian bapaknya"ucap Azizah sambil kembali ke dapur

Sakha duduk di kursi sambil menatap ayahnya

"Kenapa?"tanya Jehian

"Ayah dulu sering kena omel ibu ga?"tanya Sakha

"Jangankan kena omel,ayah seumuran kamu jadi langganan ibu di sekolah" ucap Jehian santai

"Pantesan ga nolongin" batin Sakha

"Kurang kurangin main game sama begadang kak,ga baik buat mata" Sakha mengangguk

"Lagipula ibu kayak gini biar kamu disiplin waktu,biar tau batasan juga antara belajar, istirahat sama main game" jelas Jehian

Sakha mengangguk,dia paham maksud ayahnya itu. Ibunya mau yang terbaik untuk dia dan tak menjadi seperti ayahnya yang memang dulu keras kepala

"Makan,jangan ngobrol mulu" ucap Azizah dengan sepiring nasi untuk Sakha

"Hari ini ibu yang antar soalnya ayah mau ke keluar kota sampai malem" ucap Azizah

"Ibu ga papa dirumah sendirian sampai sore?"tanya Sakha

"Nanti ibu mau ke rumah om Raka,mau jengukin Sheril" Sakha mengangguk

"Nanti ibu jemput juga, kalau misal ga bisa nanti ibu kabarin"lanjut Azizah

Azizah menyiapkan tas untuk Jehian bawa tak lupa memintanya untuk mengecek kembali

"Ga pake jam yah?"tanya Azizah

"Ngga, batrenya abis" Azizah mengernyit

"Ya beli dong batrenya,percuma duit banyak" ucap Azizah

Jehian terkekeh lalu mengusap kepala sang istri yang sedang memakaikan dasinya

Sakha melihat interaksi keduanya tersenyum hangat,ayahnya itu sangat perhatian padanya dan juga ibunya tak jarang pula ayahnya memberikan apa yang mereka mau,sedangkan ibunya adalah orang yang disiplin tapi juga perhatian. Sakha beruntung memiliki orang tua seperti Jehian dan Azizah karena hidupnya bisa bahagia seperti ini

"Tasnya mana kak?"tanya Azizah

"Sebentar bu,Sakha ambil di kamar dulu" sang ibu alias Azizah mengangguk

Setelah mengambil tas,Sakha turun kebawah dan langsung memakai sepatu

"Sekolah yang rajin ya,ayah sama ibu ga mau denger kamu bolos atau apapun itu okay?"ucap Jehian

"Siap ayah" Jehian terkekeh lalu menepuk bahu putranya

"Aku berangkat kerja dulu ya,hati hati di jalan kalau ada apa apa kabarin orang terdekat,maaf aku bakal pulang larut nanti"ucap Jehian sambil memeluk dan mengecup dahi Azizah

[2] Sakha Dan Dunianya {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang