Sakala menoleh ke arah Elvano, kemudian beralih melirik Reneva. Reneva yang kebingungan dengan tatapan penuh tanya dari keduanya, langsung balik bertanya dengan galak.
"Apa!?"
"Lo kan ranking dua dari bawah tuh, minimal kasih ide dikit kek."
"Lo tuh yang ranking ketiga dari bawah, harusnya lo satu tingkat lebih pinter dari gue lah!" Protes Neva dengan penuh emosi.
"Buset, galak amat. Lagi dapet kah?"
"Kalo iya mang napa?!"
Di tengah perdebatan yang gaada ujungnya itu, Sakala berpikir keras sembari menerawang sekitarnya.
Pandangannya kemudian berhenti di sebuah lukisan pantai karya salah satu alumni yang masih tergantung apik di dinding belakang kelas mereka.
Sekelebat ide cemerlang tiba-tiba muncul di kepalanya.
"Guys.. " Neva dan Vano langsung menoleh, menatap Sakala dengan penuh harap.
"Gue ranking 5 dari bawah sih.. tapi gue udah punya gambaran."
"Gimana??"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keiko menatap horror ketiganya setelah mendengar garis besar konsep mini drama kelompok Sakala yang begitu absurd melebihi keabsurd-an storyline Sinetron Azab.
Ketua kelas XI IPS 3 itu kemudian beralih menatap seseorang di sebelah tempatnya duduk. Rami, sekretaris 1 IPS 3 itu tersenyum kikuk, kebingungan mengisi laporan yang harus dia catat.
"Jadi, gunanya ada alien yang turun ke bumi tuh apa?" Tanya Keiko sekali lagi.
"Buat ngajak Ariel pergi ke luar angkasa, Kei!"
"Hah? maksudnya?"
"Lo tau pepatah jangan memaksa ikan untuk terbang, dan burung untuk berenang? Nah, kita bakal buat Ariel si putri duyung ini buat terbang di angkasa!" Jelas Reneva dengan menggebu.
"Dia punya sayap?" Sela Rami.
"Enggak, bukan terbang beneran, tapi naik UFO!" sahut Saka antusias.
"Kalian nanti mau bikin UFO?" Tanya Kei semakin tidak yakin.
"Edit aja sih, gue jago ngedit kok."
Gilaran Neva sama Saka yang menatap Vano dengan horror. Bocil epep yang satu itu jelas gabisa ngedit, sesimpel bikin buaya geboy mujaer lewat template capcut aja bangganya setinggi langit.
Apalah dia apalahh.
"Oke gini aja, konsep kalian gue tampung dulu buat laporan ke Pak Zafran. Semisal ada perubahan, langsung konfirmasi ke gue sebisa mungkin sebelum tanggal sembilan, oke?"
