Jaemin merebahkan tubuhnya di atas ranjang, pemuda manis itu menatap langit-langit kamarnya.Memikirkan kejadian di minimarket tadi, tentang anak kecil berwajah manis yang mirip dengannya memanggil Jaemin dengan sebutan 'buna'.
Ada rasa aneh saat anak itu memanggilnya, tersenyum juga tertawa di tambah dengan kedatangannya ayahnya yang tampak tak asing. Jaemin pernah melihat, tapi entah dimana.
Entah dorongan darimana dirinya mengangkat baju yang ia kenakan sebatas dada kemudian mengelus perutnya, ada bekas yang membuat Jaemin bertanya sejak dulu.
Ini kenapa dan apa yang terjadi dengannya?
Jaemin mengingat perkataan Winwin yang mengatakan jika itu bekas operasi, Jaemin pernah mengalami operasi dulu tapi saat Jaemin menanyakan operasi apa. Winwin hanya diam dan mengalihkan pembicaraan, enggan untuk membahas ini.
Beranjak untuk berjalan mendekat kearah cermin full body dengan baju yang kembali Jaemin angkat sebatas dada, bekas operasi itu tampak ada. Lumayan panjang dan Jaemin sering bertanya operasi apa yang ia lakukan, apa dirinya mempunyai penyakit parah atau apa yang tak ia tau selama ini?
Masih menatap kearah cermin dengan pandangan yang mulai kosong, pria manis itu tersentak saat mendengar ketukan pintu. Buru-buru Jaemin merapihkan baju, berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Mau makan sekarang?" Tanya Winwin, Jaemin mengangguk.
"Sebentar bun." Jaemin kembali masuk ke dalam kamar lalu kembali lagi, kedua pria manis itu berjalan menuju ruang makan di lantai satu setelah pintu kamar Jaemin sudah di tutup.
🐱
"Tadi yuci bertemu dengan buna." Ucap Yushi senang.
Pria manis yang duduk di samping Yushi dan Riku mendongak, menatap anak adik iparnya itu bingung.
"Buna?" Yushi mengangguk.
"Yuci bertemu dengan buna di minimarket, buna memberikan yuci es krim. Tapi...." Nada lirih di akhir membuat pria manis itu menghela nafas pelan.
"Tapi kenapa sayang?"
"Buna tidak bisa ikut yuci pulang, yuci mau bermain, di puk puk dan di peluk sama buna tapi ayah bilang kalau yuci bisa minta ayah." Lirih Yushi, menatap pria manis di depannya dengan mata berkaca-kaca.
Pria manis itu mendekat kearah Yushi dan memeluk tubuh mungil anak itu, tangannya mengusap punggung yang kini bergetar dengan suara isakkan yang mulai terdengar.
"Yuci mau buna, mom. Ingin seperti kakak Riku dan teman-teman, bersama ibu nya sepanjang hari. Yuci mau itu, tapi kenapa gak bisa? Padahal yuci bertemu dengan buna tadi."
Pria manis bernama Haechan itu mengeratkan pelukannya dan mengecup kening Yushi beberapa kali, Haechan ingin menangis mendengarnya.
"Mommy, apa yuci nakal sampai buna tidak mau pulang dan tinggal bersama yuci dan ayah?" Tanya anak itu, mendongak dengan wajah yang basah akan air mata.
"Yuci tidak nakal sayang, yuci anak baik." Jawab Haechan, Riku yang melihat sepupunya menangis di dalam pelukannya sang ibu hanya bisa memenangkan dengan mengusap tangan Yushi.
Tanpa sadar jika beberapa orang mendengar percakapan mereka.
🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
secret | nomin [✓]
FanfictionJaemin tak pernah menyangka jika keluarganya menyembunyikan hal sebesar ini.