BAD FATE
Bola voli menyentuh lantai dengan sangat cepat dan keras, menghasilkan suara deguman yang mungkin saja terdengar sampai luar ruangan. Detik berikutnya terdengar lagi decitan suara sepatu dilantai.
"Wow wow wow, ada apa ini? kau mengerahkan seluruh tenagamu?" Ucap Atsumu kesal, jelas saja ia kesal karena ia hampir menjadi korban olahraga bola besar itu.
"Tidak, aku hanya melakukannya seperti biasa," Suna menjawab dengan ekspresi datarnya. Membuat wajahnya terlihat menyebalkan, apa lagi dengan mata sipitnya itu.
Dan itu cukup memancing amarah seorang Miya Atsumu. Jika saja saudara kembarnya itu tidak menahannya pasti mereka berdua akan bertengkar.
Kurosu Norimune yang merupakan pelatih tim inarizaki bertepuk tangan tiga kali yang menandakan latihan harus dihentikan. Mereka menurut, Aran dan Akagi memungut bola voli yang berserakan akibat latihan mereka.
Setelah semua bola dikumpulkan, mereka berdua menyusul anak anak lain yang tengah mendengarkan penjelasan singkat dari kurosu.
✦✦✦
Sosok gadis bermata [e/c] keluar dari restoran. Tempat makan itu terlihat cukup mahal untuk dirinya yang hanyalah mahasiswi yang tinggal di apartemen.
Bukan apa apa, hanya saja, biaya sewanya masih menggunakan uang orang tuanya.
"[Name], langsung pulang ya?" [Name] menoleh menatap Harumi, teman satu jurusannya.
"Iya, udah larut gini, ga baik anak perempuan kayak kita berkeliaran tanpa pengawasan orang dewasa"
Harumi memutar bola matanya malas. "Ya elah, dikira kita masih anak anak apa, gini gini juga udah umuran sah buat minum sake." Balas Harumi. Mereka berdua berjalan kembali menuju rumah masing masing yang kebetulan satu jalan
"Umurku masih 19." [Name] mengingatkan setelah menghela nafas tajam. Ia merasa seperti Harumi sedang menggodanya karena dirinya masih dibawah umur untuk meminum alkohol, padahal walaupun udah legal pun ia enggan mencobanya.
"Cieee masih bocil"
"Sialan, baru juga nambah."
Hari ini adalah ulang tahun Harumi yang ke-20. Sebagai perayaan ia mentraktir [Name] makan di restoran yang menjadi tempat favoritnya.
"Duluan aja, aku mau mampir kesini dulu." [Name] berhenti melangkah, ia menunjuk toko roti disebelahnya. Harumi hanya mengangguk sebagai respon, mereka saling melambaikan tangan kemudian melanjutkan apa yang ingin mereka lakukan.
Lonceng diatas pintu berbunyi tanda adanya pelanggan masuk.
"Selamat datang, silahkan,"
"Pak, buka lowongan pekerjaan gak?" [Name] berucap saat sudah berada didepan kasir.
"Waduh, kalau itu silahkan bertanya kepada pemilik toko"
"Bisa saya bertemu?"
"Saat ini tuan Shiraishi sedang tidak disini, datanglah lagi besok siang"
[Name] berfikir sejenak, besok adalah hari minggu dan dia tidak ada rencana khusus besok siang. "Baiklah, saya akan datang lagi jam 2, kalau begitu... saya ingin pesan..."
Jari nya menunjuk beberapa roti yang ingin ia beli, setelah membayar dan membuat janji temu, [Name] keluar dari toko roti dan pulang.
✦✦✦
"Shiraishi's bakery ya..." Monolognya.
Suna mengikuti gadis itu, membuat cukup jarak untuk menghindari kecurigaan. Ia berhenti saat melihat gadis itu memasuki apartemen.
"Oh... Ternyata kau tinggal di apartemen ya..."
"...Shit, untuk apa aku melakukan hal tidak berguna ini?" Suna berbalik, kakinya menendang batu kecil yang ada didepan kakinya, batu itu menabrak tiang lampu membuat bunyi besi.
Apa dia ditakdirkan untuknya? ia tidak tau, mereka bahkan tidak saling mengenal. Suna tau namanya, tapi gadis itu tidak tau dirinya. Bahkan mungkin gadis itu tidak pernah melihat dirinya.
"Seandainya saja dia menyukai voli, mungkin ada sedikit harapan kau mengenalku, [Fullname]..."
Jalanan tidak terlalu sepi, malah kebalikannya. Entah ada acara apa hari ini sampai sampai jalanan dipenuhi kendaraan. Tapi setidaknya itu tidak membuat Suna merasa kesepian pulang sendiri kerumah larut malam, walaupun dirinya sudah biasa pulang di jam setengah sembilan.
✦✦✦
" Takdir tidak selalu berpihak kepadamu. Setiap kehidupan memiliki rodanya masing masing. Dan aku berharap jika itu menyangkut dirimu, aku ingin rodaku selalu di atas. "
✦✦✦
"... Sejak kapan aku bisa berfikir seperti ini? Menjijikkan sekali." Meremas remas kertas itu kemudian ia melemparnya ke bak sampah.
Sifat manusia bisa berubah kapan saja, bahkan perubahan itu bisa menjadi hal yang sangat tidak terduga.
"Mahasiswi ya... Apartemen, Shiraishi's bakery dan apa pun nantinya... Akan ku paksakan takdir untuk mempertemukan kita. Tunggulah takdir buruk mu, [Fullname]-ku"
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
-Lep
©Mnamorr

KAMU SEDANG MEMBACA
PAPARAZZI
Fanfiction[ stalker ; suna rintarou ] ─────────── · · · · OBSESSION ✦ " darling, can i be your favorite? " on going . ©mnamorr . haruichi furudate. .special for someone. [12...