Prolog

2.8K 72 51
                                    

Malam itu, Aysha duduk manis memandangi indahnya malam ditemani segelas susu cokelat hangat. Hembusan angin yang tak segan merasuk tubuhnya memaksa ia mengingat memori 2 tahun yanh lalu itu.

Hh, sudahlah itu hanya masa lalu. Masa laluku yang tak pantas diungkit kembali. Aku harus bisa melupakannya, walaupun tidak mudah. Gumamnya dalam hati.

Ia menerawang jauh dan dalam masa lalunya.

••••••

Flashback On~

Aysha Putri Noormala, siswi terpopuler di salah satu sekolah swasta di Semarang. Bukan karena orang tuanya pemilik sekolah ini ataupun pengusaha tambang terkaya yg menyumbang dana fantastis seperti di sinetron-sinetron, melainkan keaktifan dalam berorganisasi dan prestasi yg ia torehkan 1 tahun terakhirlah yg membuat ia mendapatkan predikat itu.

Ia sangat taat terhadap peraturan di sekolah nya, bahkan yg terkesan sepelepun ia patuhi. Awal kelas 7, ia ragu dengan peraturan 'mengurangi komunikasi terhadap lawan jenis jika tidak berkepentingan', tapi itu dulu sebelum ia mengenal Felsa Aulia Rahma, senior yg mengampunya saat MOS berlangsung selama 3 hari.

Aysha masih ingat betul awal pertemuannya dengan Felsa, saat itu ia lupa membawa tutup botol beejelly sebagai bahan MOS, iapun dipanggil oleh seniornya, felsa. Aysha maju dengan dengan wajah tertunduk.

"Hey dek! Knapa gak bawa bahan MOS? Mau dapet hukuman?" Tanya Felsa tegas dan galak.

"Maaf kak, a...." Kalimat Aysha terpotong saat ia berusaha mendongakkan kepalanya dan mendapati senior secantik ini. Matanya, hidungnya, bibirnya, alisnya, wajahnya.. Sungguh perpaduan yg sangat sempurna. Kesan pertemuan pertama sangat berpengaruh bukan untuk kedepannya? Yaa walaupun dibentak, tapi kuakui memang salahku siih.. Batinnya. Ia tersenyum.

"Dek? Hello~" Felsa menjentikkan jarinya, membuyarkan lamunan aysha.

"Eh, iya kak?" Masih dalam keadaan senyum, senyum yang manis.

"Ngapain diem? Lagi nyari alasan ya? Pake senyum senyum gak jelas lagi. Udah, sebagai hukumannya kamu lari keliling lapangan 2x putaran, trus langsung kesini!" Kata Felsa tegas.

2x putaran? Apa pengaruhnya buatku? Biasanya juga 10x lipat dari lapangan ini, hahaa kau belum mengenalku Felsa.

Aysha mulai berlari, ia mulai memikirkan senior itu lagi. mana mungkin wajah secantik bidadari itu bisa segalak tadi? Pasti hanya skenario MOS deh. Bahkan, dilihat dari jauh saja dia yang terlihat paling kalem diantara senior lain, wkk. Ia berlari sesekali melirik ke arah Felsa, lalu tersenyum. Hmm, wajah kalemmu meneduhkanku kak..

•••

MOS berlalu, aysha sudah mendapatkan id line Felsa dan berniat untuk menambahkan dia dalam daftar teman malam ini, tapi ia takut mengganggu waktu belajarnya. Mengingat Felsa sudah kelas 9.

Aysha's POV

Chat? Enggak. Chat? Enggak. Chat? Enggak. Chat! Aku berhenti berucap tepat di urutan terakhir kancing baju tidurku. Oke, apa salahnya mencoba? Lagian ini masih jam 7, kalopun gak dijawab gak masalah, masi ada hari besok. Kataku percaya diri.

Kuambil buku MOSku, kubuka halaman yang ada tanda tangan senior beserta nomor hapenya, lalu ku simpan di kontak hapeku. 089527413654. Hh, kok jadi deg deg an gini siih, waks.

Oke, semoga ini awal yg baik.

"Malem kak, Felsa ^^ aku ganggu belajarnya nggak?" kutekan hpku dengan semangat..

1 menit ..

2 menit ..

3 menit ..

5 menit ..

10 menit.. Hmm, kok gak dijawab jawab yaa? Apa dia kecapean karna MOS tadi? Yaudalaa, sambil nonton film aja deh..

30 menit .. Kulirik hpku, masih tidak ada notif, haah.. Desahku pelan.

1 jam .. Hii to sombong banget jadi senior. Btw, udah jam 8 ya. Biasanya mbak jah udah bawain susu kesukaan aku.

Tok, tok, tok!

Fix, pucuk dicinta ulampun tiba.

"Dek Ay, udah tidur?"

"Belom mbak, masuk aja."

Mendorong kenop pintu kamarku sehingga menimbulkan suara decitan pintu.

"Ini dek susu cokelatnya." Menghampiriku yg sedang asyik di depan laptop menonton film.

"Iya, makasi mbak Jah" dia berlalu. Detik setelahnya langsung kuhabiskan susu cokelat hangatku dalam 8 tegukan.

Ya, begitulah aku memanggil pembantu rumah tangga yang bekerja di rumahku. Nggak kebayang kalo cuma mamaku saja yang mengurusi semua kebutuhan keempat anaknya. Kakak pertama, Farhan Arief Mahendra, SMA kelas 3. Kakak kedua SMA kelas 1 bernama Alya Azura Briliani. Kakak ketiga, Fauzi Ilham Saputra, sama kayak aku, kelas 7, 1 sekolah tapi beda kelas. Karena memang peraturan disini memisahkan apapun tentang cowok dan cewek, termasuk kelas. Sebenernya dia bukan kakakku sih, dia kembaranku dengan orangtua yg sama. Aku lahir 15 menit lebih dulu dari dia, tapi karena adat Jawa aku jadi adeknya. Katanya sih kakaknya ngalah, biar adeknya dulu yang lahir, trus kakaknya jagain, hahaa. Dan yg terakhir, aku, Aysha Putri Noormala.

Setelah ku taruh gelasku di meja, ku lanjutkan menikmati film favoritku ini. Aslinya nggak nikmat siih, mana bisa nikmat kalo nonton film aja sambil nunggu sms? wk.

1 setengah jam .. Semoga ada pliss, doaku dalam hati. Hii, lagi apa sih dia? Sms aja gak dijawab, lagian ya masa belajar 2 jam tanpa henti?

2 jam .. Oke, film udah selese dan sms gak dijawab. Tidur aja deh, besok cuba sms lagi. Mungkin dia memang sebagus yg aku pikirin. Aku beranjak dari sofa menuju kamar mandi untuk melakukan ritualku. Sikat Gigi, buang air kecil, lalu berwudhu.

Kuambil hpku, dan berjalan ke spring bed kesayangan. Ku tebahi spreinya, ku tepuk tepuk 3x bantal empukku, dan kuletakkan kepalaku di bantal itu, nyaman.

Aku sudah siap untuk tidur, berdoapun sudah kulakukan. Saat aku hendak memejamkan mata, tiba tiba saja hpku menyala. Memang sengaja kubuat silent, karna terlalu banyak notif dari semua aplikasi hpku yg jika bersuara selalu membuatku jengah.

Kubuka kunci hpku dengan pola zigzag lalu ku scroll down notifnya. Whaatt?! Serius ini dijawab? Gak mimpikan? Aku belom tidurkan? Ini nyatakan? Kucubit pipiku yg tak tembem maupun tirus ini. Aaaw! Sakit. Berarti ini nyata! Aaaa, akhirnya dijawab, asiiik.. Aku berjingkrak jingkrak histeris di atas spring bedku yg kini kuanggap trampolin. Senyumku mengembang. Aku terlalu senang dibuatnya.

Oke, netralin dulu emosimu, normalin detak jantungmu, baru boleh buka smsnya. Perintahku dalam hati. Butuh 5 menit lebih untuk menormalkan detak jantungku, itu saja belom terbilang normal. Ah sudahlah, aku tak sabar membaca smsnya.

"Malem, ini siapa ya?"

Lhah kok gini? Aku kaget melihat jawaban smsku sesingkat itu, ku cuba scroll up smsku sebelumnya. dan benar saja, aku lupa memberikan identitasku. Aiih, onde bgt sih aku! Pake lupa dikasi nama lagi. Kutamparkan telapak tangan kananku ke jidat yg detik berikutnya menimbulkan rasa sakit. apa ini ya yg buat smsku jadi slow respon? Hh, bodo bodo bodoo.

tbc.

•••

Hai readers ^^
Aku author baru nih disini, masih newbie, masih amatiran, sangat butuh saran, dan sangat butuh kritikan juga dari kalian semua.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak yaa, Karena vote dan comment kalian adalah bagian dari semangat author :)

Semoga kalian sukaa~

-10-

Distance (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang