Hai masih dengan aku, terimakasih aku berikan untuk yang berkenang membaca cerita ini, semoga diterima ya?
Happy reading
****
Jembrana, 2022
Pagi hari dengan udara segarnya, seperti biasa Naura berangkat diantar ayah menggunakan motor, hal sederhana yang tidak semua anak bisa dapatkan, dan bersyukur Naura salah satu yang beruntung.
"seperti hari yang biasa, nasehat ayah juga masih sama, semangat nya lebih senang nya yang banyak, senyum nya setiap hari, oke?"
Naura mengangkat tangan nya memberikan hormat kepada pahlawan hidupnya, dengan tegas dan percaya diri.
"semua perintah komandan akan saya laksanakan, laporan selesai," ucap naura membuat sang ayah terkekeh, beginilah didikan orang tua yang berhasil, meski bukan hidup dengan uang melimpah namun tidak ada kekurangan kasih sayang pada keluarga Naura,senang untuk perempuan baik.
Pamit dahulu kemudian baru melangkah memasuki area sekolah, dan seperti hari sebelumnya pagi ini sekolah sudah nampak sibuk dengan para anggota OSIS yang lalu lalang dengan tugas nya masing-masing.
"naura, hai?" sapa seseorang membuat Naura menoleh.
Naura tersenyum hangat dan membalas sapaan nya, " hai juga dina."
"wah selain cuaca yang cerah, kamu juga nampak cerah ya?" basa basi dina yang ditanggapi kekehan oleh Naura.
"apa ada seseorang yang membuat kamu seperti ini?"
"enggak ada, hanya saja hari ini, semesta seperti memberi energi untuk aku bahagia," jawab Naura dengan wajah berbinar nya, tanggapan dina hanya tersenyum.
"baiklah terserah bagaimana kamu, yaudah aku ke halaman dulu, mau menjadi pengawas," pamit Dina.
"semangat untuk tugas nya," dina memberikan acungan jempol untuk semangat dari Naura.
****
Bel masuk sudah berbunyi, gerbang sekolah sudah tertutup dan lingkungan pun sudah sunyi dikarenakan para warga nya memasuki kelas masing-masing.
Jam rawan yang saat nya para siswa untuk mengeluarkan alat tulis menjadi seorang yang sebenarnya, siswa dengan kewajibannya, belajar.
"dika gak sekolah lagi?" tanya bu Sinta, wali kelas dari X MIPA 2.
"permisi bu maaf saya telat," Pradika datang tiba-tiba mengejutkan seluruh anak kelas MIPA 2, begitu pun bu Sinta.
Yang diajak berbicara beranjak dari tempat duduk kemudian mendekati Pradika, lelaki dengan baju berantakan rambut acak-acakan, inilah berandalan MIPA 2.
"alasan apa lagi?" tanya bu Sinta seperti sudah sangat tau dengan siswa nya satu ini.
Pradika menggaruk kepalanya yang tak gatal dan dengan ragu-ragu menjawab pertanyaan bu Sinta membuat nya menjadi alasan kemarahan besar bu Sinta setelah nya.
"JAWAB DIKA!, alasan apa lagi kamu?" seperti bom yang meledak, emosi bu Sinta pun sudah di ujung tanduk.
"___itu bu, ban motor saya bocor," dan sudah diduga, jawaban yang sama lagi setelah sebelumnya alasan yang sama dika katakan pada bu Sinta.
"keluar."
"keluar sekolah bu? jangan dulu bu, ibu saya masih mau saya sekolah," tandas dika dengan wajah polosnya membuat teman-temannya yang berada di kelas tak bisa menahan tertawa.
"KELUAR DARI KELAS SAYA, DAN JANGAN IKUT PELAJARAN SAMPAI JAM ISTIRAHAT!" teriak bu Sinta membuat Pradika dengan panik langsung berlalu pergi dari hadapan bu Sinta.
Benar-benar pusing menghadapi Dika yang tak pernah takut akan hukuman dan parah nya tidak pernah jera dengan sikap yang setiap terulang, selalu sama.
****
"HAHAHAHA ngakak gua dik," Aditya Pratama, teman seperjuangan dika berandalan juga namun tidak separah dika."bacot ajg!"
"ya lagian, udah tau motor mogok masih aja dibawa, kalau gblk jangan bego juga dik," ujar Adit yang masih sibuk tertawa karena cerita dika.
"lama-lama gua bogem juga lo," ancam nya membuat Adit berhenti tertawa dan berlagak sibuk dengan aktivitas lain.
Sementara dika dengan segala kesal nya, dari arah tangga Naura dan temannya berjalan beriringan, sembari tertawa dan mengobrol layak nya pertemanan pada umumnya.
"yang gak masuk akal itu, lo yang tetep percaya walaupun udah di bohongin," ucap Naura memberikan tanggapan atas cerita temannya, Wulandari Putri.
"cinta mah buta ra, kalau aja dia gak bikin gua bucin gak mungkin gua terima dulu ajakannya."
"siap deh gua percaya aja," naura dan wulan berjalan bersama menuju kantin dengan obrolan yang masih sama, tentang nasib buruk yang dialami wulan baru-baru ini.
Naura yang asik berbincang dengan Wulan tak menyadari sepasang mata yang betah menatap pada nya. Dika memperhatikan lekat pada Naura yang jika dilihat-lihat berlama-lama dika mungkin akan gila, karena sejatinya yang menjadi pusat dika kini adalah yang pernah diajaknya bersama beberapa tahun lalu.
"kalau masih cinta ya, kejar jangan cuma ngeliatin begitu," cibir Adit yang menyadari dika memperhatikan lama pada naura.
"belum saatnya."
Lagipula untuk apa buru-buru jika pada akhirnya dia tak menyukai nya, dika dan semua rencananya.
Naura seorang perempuan yang pernah menjadi senang untuk dika pada hari itu, semua tentang perempuan berkulit sawo matang adalah perhatian dika, sekecil apapun.
Menjadi kisah yang sangat indah untuk dikenang pada waktu itu, namun seperti hukum semesta yang lalu tidak mungkin diperbaiki, cukup dijadikan pelajaran untuk masa sekarang karena itulah yang hendak dika lakukan.
****
Setelah dari pagi hingga sore tenaga dan waktu dikuras untuk belajar akhirnya hari lelah berakhir, pulang sekolah sudah saatnya.Seluruh siswa sudah banyak yang berhamburan keluar kelas membawa semua yang telah dibawa untuk dikembalikan pada tempatnya, parkiran pun sudah penuh kini.
"nau ada yang nyari didepan," ucap Wulan tiba-tiba.
Naura menaikkan satu alisnya heran, tumben ada yang mencarinya selama ini kemana?
Naura bergegas menuju depan kelas untuk memastikan, Wulan pun mengikuti dari belakang. Langkah naura sudah berhenti tepat didepan seseorang yang mencarinya, wajahnya entah bagaimana hanya punggung yang terlihat.
Tak lama orang itu berbalik dan terlihat wajahnya secara jelas terpampang didepan Naura.
"naura?"
Sayang sekali harus gantung dulu, ditunggu bab 2 nya yaa
Jangan lupa, ikhlas nya menekan vote dan berkomentar agar aku lebih semangat hehe❤️
Selamat beristirahat semuanya, ketemu lagi di bab 2...
yang pernah menjadi alasan tertawa, Agustus 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
About you
Teen FictionKatanya yang paling indah dari jatuh cinta adalah terbalas, dihargai rasa dan segala usaha nya. Namun apa semua akan mendapatkan balas yang sama?