03

2.7K 213 4
                                    


Acara pernikahan Renjun sudah selesai dan lancar tanpa halangan apapun, satu hari ini Jaemin harus terlihat bahagia meski ia sering bertanya-tanya.

Selesai acara Jaemin langsung masuk ke dalam kamar, berisitirahat setelah selesai membersihkan tubuh.

Tangan pria manis itu terulur mengambil ponsel yang ada di nakas, menyalahkan ponsel dan mencari tau tentang bekas operasi itu.

Jaemin melihat satu persatu, jika kecil itu bekas operasi usus buntu tapi jika panjang itu bekas operasi saat melahirkan.

Melahirkan?

Sebentar, Jaemin melihat salah satu foto perut dengan garis yang sama seperti Jaemin.

Itu sama, dan di sana menjelaskan jika ini bekas operasi saat melahirkan.

Pemuda manis itu memejamkan mata, merasa bodoh karena ia baru mencari tau sekarang.

Jaemin percaya tak percaya melihatnya, jika dirinya pernah hamil dan melahirkan dimana anaknya sekarang?

Ada yang Jaemin ingat, saat awal-awal Jaemin pindah untuk melanjutkan kuliah di luar. Saat itu Jaemin merasakan nyeri pada dadanya juga ada asi yang keluar, sangat deras sampai Jaemin bingung.

Ada apa dengan tubuhnya, awalnya ingin memberitahu keluarganya tapi ia urungkan. Jaemin memilih memendam semua itu sendiri, meski ia bingung dengan ini semua.

Jaemin akan mencari tau, tapi tidak sekarang. Biarkan tubuhnya istirahat lebih dulu.

Biarkan Jaemin istirahat, mari melihat keributan di samping kamar Jaemin.

"Kamu egois, udah cukup jaemin sakit selama lima tahun. Kamu sayang Jaemin, kan? Biarkan dia tau semua, tentang kejadian enam tahun lalu. Tentang masa lalu kita, kebenaran kalau jaem-" ucapan pria tampan itu terpotong.

"Tidak! Aku mohon jangan, yah." Potong pria manis itu dengan lirih, air matanya turun deras.

"Udah cukup, bun." Winwin menangis mendengar ucapan Yuta.

"Kalau Jaemin tau semua, kita tak akan sedekat sekarang. Jaemin pasti akan membenci bunda, bunda tidak mau, yah."

Jangan lagi, sudah cukup masa lalu saja. Jangan sampai terulang lagi, Winwin tidak mau.

"Bunda seperti ini demi kebaikan Jaemin, yah. Bunda mau Jaemin memiliki masa depan-"

"Tapi kamu sendiri yang buat masa depan Jaemin hancur!" Marah Yuta.

"Cukup win. Dulu aku setuju karena mau hubungan kamu dan Jaemin baik, tapi kalau seperti ini terus lebih baik kita jujur. Aku tak peduli jika Jaemin marah atau membenci ku, terpenting Jaemin tau semua." Lanjut Yuta, pria tampan itu pergi meninggalkan Winwin yang menutup wajahnya dengan kedua tangan dan masih menangis.

Harusnya ini hari bahagia, hari dimana anaknya menikah dengan orang yang di cinta. Bukan membahas masa lalu menyakitkan yang amat Winwin sesali.

Yushi membalikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, ia tak bisa tidur. Anak itu terbangun karena haus, tapi saat ingin kembali tidur tak bisa. Entah kenapa.

"Yushi."

Anak itu menatap kearah pintu, mendapatkan Jeno yang berjalan mendekat kearahnya.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Jeno, duduk di samping Yushi.

"Haus tapi tidak bisa tidur lagi, ayah." Jawab Yushi, memiringkan tubuhnya untuk menatap Jeno.

secret | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang