01

5.5K 235 3
                                    

...

Pagi yang cerah seharusnya membawa ketenangan, tetapi tidak bagi rumah Hyunsuk yang sejak tadi sudah diwarnai keributan khas dua anak kembarnya. Suara teriakan dan tangisan memenuhi ruangan, membuat Hyunsuk hanya bisa menghela napas panjang sambil menyiapkan sarapan di dapur.

"Mama.. Juju gigit tangan aku!" teriak Jeongwoo, si anak manis yang selalu mengeluh jika ada sesuatu yang tidak sesuai keinginannya.

"Jeje bohong!! Juju gak gigit!" balas Junghwan dengan suara keras, mencoba membela diri.

Di ruang tengah, perdebatan antara si sapi dan si serigala pun berlanjut. Julukan itu memang sering dipakai Hyunsuk untuk menggambarkan kepribadian dua anaknya yang berbeda bagaikan bumi dan langit. Jeongwoo, si serigala, lemah lembut dan manis. Sedangkan Junghwan, si sapi, tegas, jahil, dan pemberani.

Hyunsuk melangkah menuju ruang tengah dengan wajah datar, seperti sudah kebal dengan pertengkaran pagi yang hampir menjadi rutinitas. Dia menemukan Jeongwoo dengan wajah memelas dan mata berkaca-kaca, sementara Junghwan berdiri di sampingnya sambil memainkan ujung seragam sekolahnya.

"Mama huhu.. tangan Jeje sakit," adu Jeongwoo sambil menunjukkan tangannya yang sebenarnya baik-baik saja.

"Kenapa lagi sih kalian berdua?!" ujar Hyunsuk sambil memijat pelipisnya, mencoba menahan kesal.

"Juju gigit tangan aku.." Jeongwoo menunjuk Junghwan dengan penuh drama.

"Juju, gak boleh gitu sama kembaran kamu!" tegur Hyunsuk, kali ini dengan tatapan tegas yang membuat Junghwan langsung menundukkan kepala.

"Maafin.. soalnya Jeje gemesin. Juju jadi pengen gigit," jawab Junghwan dengan polosnya, membuat Hyunsuk hampir tertawa tapi ia tahan.

Hyunsuk lalu berjongkok, menyamakan tinggi badannya dengan dua anaknya. Dia meraih tangan mereka dan menggenggamnya dengan lembut.

"Sekarang ayo baikan," titahnya.

Dengan enggan, Junghwan dan Jeongwoo mengaitkan jari kelingking mereka, kemudian saling meminta maaf dan berpelukan seperti karakter kartun Teletubbies, Tinky Winky dan Dipsy, lala gak diajak soalnya bukan sirkel. Hyunsuk tersenyum melihat pemandangan itu. Meski sering bertengkar, dia tahu betapa mereka saling menyayangi.

Hyunsuk pun merenung sejenak. Dua anaknya memang berbeda. Jeongwoo adalah anak yang manis, lembut, dan sensitif seperti dirinya, sedangkan Junghwan lebih kuat, tegas, dan terkadang jahil. Namun, sifat Junghwan yang protektif selalu membuat Hyunsuk teringat pada mendiang suaminya.

Junghwan sering kali berjanji pada mamanya bahwa dia akan menjadi pria kuat yang mampu melindungi keluarganya. Bahkan di usianya yang baru lima tahun, Junghwan sudah terlihat begitu bertanggung jawab terhadap kembarannya.

"Juju mau jadi kingkong yang kuat dan hebat!" seru Junghwan suatu hari.

"Kenapa Juju mau jadi kingkong?" tanya Hyunsuk sambil tersenyum.

"Supaya Juju bisa melindungi Mama sama Jeje! Karena Papa gak ada, jadi Juju harus jadi lebih kuat supaya bisa melawan orang-orang jahat yang mau nyakitin kalian!" jawabnya dengan penuh keyakinan.

Hyunsuk terharu mendengarnya. Meski usianya masih sangat muda, Junghwan memiliki hati yang besar dan keberanian yang luar biasa. Hyunsuk pun mengusap kepala anaknya sambil memeluknya erat. Dia berjanji akan terus berusaha membesarkan kedua anaknya dengan cinta dan kasih sayang, meski tanpa kehadiran sosok ayah di sisi mereka.

[2] Papa - hoonsuk✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang