...
kilas balik 5 tahun yang lalu..
2018
.
.
Hyunsuk pov
.
.
.Hyunsuk duduk di kursi sambil memandangi foto dirinya bersama Jihoon, sang suami, saat masih berpacaran dulu. Senyum tipis terukir di wajah mungilnya saat mengingat betapa ugal-ugalannya Jihoon mengejarnya demi mendapatkan cintanya. Ingatan itu membuatnya tertawa geli.
Tangan kecilnya mengelus lembut perut buncitnya yang kini telah diisi oleh dua malaikat kecil. Hyunsuk telah merencanakan kejutan untuk Jihoon. Ia berniat memberi tahu kabar bahagia tentang kehamilannya. Di atas meja, ia telah menyiapkan sebuah kotak berukuran sedang yang berisi testpack bergaris dua dan sepucuk surat yang ditulisnya sendiri.
Ponselnya bergetar. Layar memperlihatkan pesan dari Jihoon.
'Aku sudah berada di depan, sayang.'
Dengan senyum bahagia, Hyunsuk merapikan dirinya dan segera keluar dari butik miliknya. Saat melangkah keluar, matanya langsung tertuju pada Jihoon yang menunggu di samping mobil merah berlogo kuda jingkrak. Jihoon melambaikan tangan dan tersenyum lebar ke arahnya.
Namun, perhatian Hyunsuk teralihkan ke seorang pria tua yang berdiri mencurigakan di belakang mobil Jihoon. Pria itu tampak seperti sedang menaruh sesuatu di dekat mobil. Hyunsuk menyipitkan mata, mencoba memastikan apa yang dilihatnya.
"Hai," sapa Jihoon, namun wajahnya berubah bingung saat melihat Hyunsuk yang terus memandang ke belakang.
Jihoon menoleh untuk melihat ke arah yang ditatap Hyunsuk. Pandangannya langsung menangkap pria tua itu yang kini berjalan menjauh sambil tersenyum aneh. Jihoon tersentak saat mendengar suara alarm pelacak bom yang berbunyi.
"JANGAN MENDEKAT!!" teriak Jihoon sekuat tenaga.
Namun sebelum Jihoon bisa bergerak lebih jauh, ledakan besar terjadi. Suara memekakkan telinga menggema di udara, membakar tubuh Jihoon yang berdiri di sana. Hyunsuk hanya bisa membeku di tempat. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja disaksikannya.
"Jihoon..." lirihnya.
Air mata mulai mengalir deras di pipinya. Dadanya terasa sesak dan kakinya gemetar hebat. Tubuhnya akhirnya roboh ke tanah, tidak mampu menopang beban emosional yang menghantamnya.
Orang-orang di sekitar berteriak panik. Beberapa dari mereka mencoba menolong, sementara yang lain menghubungi ambulans dan polisi. Hyunsuk hanya bisa menangis histeris, memanggil nama Jihoon berulang kali.
***
Di rumah sakit, Hyunsuk berjalan mondar-mandir di depan ruang IGD. Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan baginya. Hatinya terus berdoa agar suaminya bisa selamat.
'Tuhan, tolong selamatkan suamiku...'
Tak lama kemudian, pintu ruang IGD terbuka. Seorang dokter keluar dengan wajah sendu. Hyunsuk langsung menghampirinya.
"Bagaimana keadaan suami saya, Dok?!" tanyanya dengan suara bergetar.
Dokter itu menghela napas panjang sebelum menjawab, "Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi pasien tidak bisa diselamatkan karena luka yang dialaminya terlalu parah."
"Tidak mungkin... Dokter jangan bohong!!" teriak Hyunsuk sambil memegang baju dokter itu.
"Maaf," ucap dokter tersebut dengan wajah menyesal sebelum pergi meninggalkan Hyunsuk.
Hyunsuk jatuh berlutut di lantai rumah sakit. Tangisannya pecah, menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
'Kenapa kamu ninggalin aku, Jihoon... Kamu jahat!'
Air matanya tak berhenti mengalir. Tubuhnya gemetar hebat, matanya memerah, dan napasnya terasa sesak.
Namun, tiba-tiba tubuhnya ditarik dengan kasar. Hyunsuk mendongak dan terkejut saat melihat wajah yang penuh amarah di depannya—Mama Park, ibu mertuanya.
PLAKK!!
Tamparan keras mendarat di pipinya. Hyunsuk memegangi pipinya yang panas dan perih.
"Dasar pembawa sial! Anak saya jadi begini karena kamu! Kalau saja dia tidak bertemu denganmu, dia tidak akan mati seperti ini!" bentak Mama Park.
"M-maaf..." ucap Hyunsuk lemah.
"Maaf?! Maaf nggak akan menghidupkan anak saya lagi! Kamu harus tanggung jawab... Kamu juga harus mati, Choi Hyunsuk!"
Mama Park menjambak rambut Hyunsuk, membuatnya meringis kesakitan. Ia tidak peduli sedang membuat keributan di rumah sakit dan menarik perhatian semua orang.
"Sakit, Ma... Tolong hentikan..."
"Jangan panggil saya Mama lagi! Saya nggak sudi punya menantu seperti kamu!!"
"Yak! Apa yang kau lakukan pada anakku?!" teriak seorang wanita.
Hyunsuk menoleh dan melihat Mami Choi, ibunya, bergegas menghampirinya. Mami Choi segera menarik Hyunsuk ke dalam pelukannya dan mengelus punggungnya untuk menenangkan. Namun, Hyunsuk malah semakin menangis dan terus meminta maaf.
"Anakmu yang membuat anak saya mati! Dia harus bertanggung jawab!!" bentak Mama Park sambil menunjuk Hyunsuk.
Mami Choi tidak terima anak semata wayangnya dituduh seperti itu. Ia melotot marah ke arah Mama Park dan hendak membalas perbuatan itu. Namun, tiba-tiba keributan terhenti.
Hyunsuk tiba-tiba terjatuh pingsan di pelukan Mami Choi.
"Hyun!! Bangun, Nak! Bangun!!" teriak Mami Choi panik.
Orang-orang di rumah sakit langsung menghampiri mereka. Para perawat segera membawa Hyunsuk ke ruang perawatan untuk memeriksa keadaannya, sementara Mami Choi menangis sambil mengikuti mereka.
Keributan pun berakhir dalam ketegangan dan kesedihan yang mendalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/369033102-288-k746319.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Papa - hoonsuk✓
De Todohoonsuk ft hwanwoo "juju mau jadi kingkong yang kuat dan hebat!!" "kenapa Juju mau jadi kingkong?" "supaya Juju bisa melindungi mama sama Jeje!! Karena papa gaada, jadi juju harus jadi lebih kuat supaya bisa melawan orang orang jahat yang mau nyakit...