Jaemin pemuda berumur 19 tahun, genap 2 hari lalu. Sekarang Jaemin sedang menggendong Jisung yang baru berumur 8 bulan. Bayi gembul itu sedang makan bubur bayi tentu nya di suapin sang Buna . Jaemin begitu telaten menyuapi si gembul."Brrrrrrrhhh aaa "
"Ayo pinter anak Buna sekali lagi aaaa"
Sang kakak dari jaemin baru saja bangun dengan muka bantalnya ia berjalan ke arah Sang ponakan dan adik.
"Icung mam apa? " katanya sambil mencubit pipi gembul Jisung , tapi malah membuat bayi Jisung menyebikkan bibir nya pertanda akan menangis.
"Jun astaga mending mandi sana dari pada gangguin anakku" usir Jaemin. Sang kakak yang di panggil Jun itu pun mendengus tapi dengan usil mencium pipi Jisung dengan di tekan sehingga pecah sudah tangis Jisung lalu Renjun pun pergi mandi, sebelum Sang adik mengamuk karena anaknya ia buat nangis.
Jaemin menghela nafasnya lalu menggendong jisung membawanya ke halaman belakang.
"Cup cup anak bunda jangan nangis nanti mama injun kita aduin daddy ya buat anak Buna nangis "
Jaemin duduk di kursi yang berada di gazebo tersebut. Tangisan jisung pun sudah mereda anak balita itu pun sudah anteng di pangkuan dang Buna sesekali mulut kecilnya berceloteh.
Jaemin bahagia melihat perkembangan jisung begitu baik ."Sayang"
Jaemin menoleh ke arah pintu di sana pemuda tampan dengan rambut blonde dengan tas tersampir di bahunya . Jisung yang mendengar suara tersebut ikutan menoleh anak itu langsung berontak dari gendongan sang Buna.
"Dyyy dyyy"
Laki-laki itu pun mendekat ke arah Jisung dan Jaemin, senyum lebar itu makin lebar saat sang anak meminta gendong dirinya.
Lalu menggendong Jisung tapi sebelum itu membiarkan Jaemin mengambil tas nya dari bahunya."Anak daddy sudah kangen ya sama daddy hm"
Ya. Itu adalah daddy dari Jisung. Jung Jeno suami dari Na Jaemin yang sekarang sudah berubah marganya menjadi Jung Jaemin.
Mereka menikah muda. Benar mereka menikah karena Aciddent atau kecelakaan. Mereka menikah saat kelas tiga di semester akhir.
Tawa Jisung menjawab pertanyaan sang Daddy. Lalu Jeno mencium kening sang Istri.
"Kenapa pulang nya sore banget? Kamu bilang jam 12 udah selesai."
Jeno duduk di samping istrinya. Memindahkan Jisung ke pangkuan nya dan membiarkan anak itu memainkan kancing kemeja nya yang tidak di kancing kan.
"Aku mau jujur sama kamu tapi jangan marah karena aku baru ngasih tau kamu. Ucap Jeno.
Jaemin diam mendengarkan apa yang di bicarakan suaminya. " asal kamu tidak akan bohong lagi " ucapnya
"Na, aku kerja paruh waktu, aku minta maaf gak bilang sama kamu. Aku udah kerja dari 3 hari lalu" ucap Jeno pelan.
Jaemin menundukkan kepalanya.Jeno bekerja karena dirinya. Jeno harus kerja untuk menghidupi kebutuhan Jaemin dan juga Jisung.
Ya Jeno di usir oleh orang tuanya saat memberitahu kalau ia menghamili Jaemin."Sayang, aku gak suka kamu sedih gini. Kamu udah janji gak nyalahin diri kamu lagi kan sana Mas. Mas kerja juga udah tugas Mas buat cari nafkah buat istri dan anak mas kita udah bicarakan ini sebelumnya kan kalau mas bakal cari kerja buat buktiin ke Daddy dan Mommy Kalau Mas bisa jadi kepala Keluarga yang bertanggung jawab dan Mas bisa mandiri tanpa bantuan Daddy dan mommy. "
Jaemin langsung memeluk Suaminya dengan erat mengabaikan Jisung yang berada di pangkuan Jeno dan anak itu terhimpit tubuh sang Buna. Barulah saat Jisung merengek baru menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Nomin
General FictionTakdir begitu membuat Jaemin kuat, dengan ini semua tidak ada apa apa nya tanpa adanya putra kecilnya. putranya Jung Jisung. bayi berumur 2 tahun itu harus kehilangan Sang daddy.