"Kita tunggu ayah di kamar yuk." Ajak Hansara lembut mengusap rambut anaknya.
"Mau disini Bubu, kalau di kamar nanti adek bobo," jawab Aska dengan suara lirihnya. Mata anaknya juga sudah sayu tapi keinginan menunggu ayahnya pulang sangat lah besar.
Aska memang lebih dekat dengan ayahnya dari pada dirinya sendiri. Karena memang Jeremy ialah ayah yang sangat luar biasa hingga Aska menyukai ayahnya lebih dari ibunya.
"Maafkan Bubu ya dek."
Hansara mengecup puncak kepala anaknya, tersenyum kecil saat anaknya sudah terlelap. Memeluk buah hatinya itu dengan erat. "Bubu sangat menyayangi mu dan ayah."
Juga Mas Janu, yang seharusnya tidak Hansara sayangi. Pria manis itu tau dirinya salah tapi sudah berbagai upaya untuk menyingkirkan rasa itu pada Januar tapi tetap saja tidak bisa, rasanya pada Januar hampir sama seperti rasanya pada Jeremy.
"Adek sudah tidur?"
Suara halus dan berat menyentak Hansara dari lamunannya. Menoleh melihat sang suami berdiri disampingnya, tengah menatap sang anak lembut. "Baru pulang sayang."
Jeremy menaikan tatapnya pada sang istri. "Iya sayang, hari ini ada meeting mendadak jadi aku pulang lebih larut. Kenapa adek tidur disini?" Hansara mengusap halus surai sang anak.
"Tadi adek ingin menunggu kamu pulang, tapi ketiduran."
"Ya ampun, maafkan ayah ya baby."
Jeremy menundukkan kepalanya, mengecup dahi anaknya dengan sayang. "Kamu juga harus tidur sayang, sudah malam. Biar aku yang memindahkan Adek ke kamar."
Dengan sangat hati-hati Jeremy mengangkat Aska dari pelukan istri nya, mengusap lembut saat anaknya menggeliat.
Hansara tersenyum lembut akan kasih sayang Jeremy pada buah hati mereka. Tak pernah sekalipun Hansara melihat Jeremy marah pada Aska, suaminya itu selalu menegur anaknya dengan lembut. Harusnya Hansara bersyukur mendapatkan suami dan ayah yang baik dari sosok Jeremy.
Ya seharusnya.
"Teh hangat untuk suami ku."
Jeremy yang tengah mengusak rambut basahnya sehabis mandi, tersenyum pada istrinya mengambil cangkir itu dan meminumnya hati-hati. "Terima kasih sayang, teh mu selalu enak."
Hansara tersenyum tipis, mengambil alih handuk kecil itu dan mengusap surai yang sama persis seperti putra mereka. Jeremy memeluk pinggang istrinya, mendongak untuk menatap wajah cantik nya.
"Kenapa istriku setiap harinya bertambah cantik dan manis."
"Karena aku menjadi istrimu."
Tawa renyah Jeremy mengisi kamar nuansa vintage itu. Membuat Hansara yang mendengar nya ikut tersenyum lebar. "Sudah pintar membalas gombalan ku ya." Jeremy menarik pinggang Hansara hingga terduduk dipangkuan nya.
"Aku belajar dari mu." Hansara menjawil hidung mancung suaminya.
"Gemasnya istri ku ini."
Jeremy mengecupi bibir tipis Hansara dengan gemas. Hingga berubah menjadi lumatan hangat, Hansara membalas nya. Terasa sudah lama tidak berciuman seperti ini.
Jemari besar Jeremy masuk kedalam piyama istrinya, mengusapnya sensual. Ciumannya pun berubah panas. Hansara meremas tengkuk suaminya dan menepuk pundak lebar itu saat napasnya mulai menipis.
Ciuman keduanya terlepas dan terengah-engah. Jeremy tersenyum mengusap saliva entah milik siapa di bibir istrinya.
"Istirahatlah, kamu pasti lelah." Hansara mengecup sekilas bibir suaminya lalu turun dari pangkuan untuk membenahi kasur mereka. "Sini, aku kangen peluk kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair and Sin [Nominhyuck]
RomanceRate 21+ Boyslove story M-preg Nominhyuck ••••• Hansara yang terjebak pada lingkaran setan yang tak sengaja di buat olehnya sendiri. Rasa bersalah terhadap suami dan anaknya terus bertambah setiap harinya namun Hansara tidak bisa menghentikan nya...